Kamis, 30 Desember 2010

[Kopas] Jagalah Anak Ketika Maghrib Menjelang

Matahari senja baru saja tenggelam di ufuk barat. Malam pun merambat datang sementara kegelapan perlahan mulai menyelimuti bumi. Tampak beberapa anak kecil sedang bermain, berkejaran di pekarangan sebuah rumah. Sesekali, mereka berlari ke jalanan kampung. Di teras sebuah rumah, seorang ibu terlihat tengah meninabobokan bayinya, beralasan “mencari angin” karena si bayi kepanasan di dalam rumah.

Datangnya malam usai matahari tenggelam hingga datangnya waktu ‘Isya adalah saat bertebarnya para setan. Tak heran jika rutinitas masyarakat semisal aktivitas jual beli justru mengalami puncak keramaian (baca: godaan) nya di waktu ini. Sesungguhnya agama mulia yang sempurna ini telah mensyaratkan kepada kita utamanya anak-anak kita untuk tidak keluar rumah di waktu-waktu ini.

Gambaran ini, yakni keluarnya anak kecil ketika malam mulai datang adalah pemandangan biasa yang kita jumpai di sekitar kita, di masyarakat kita yang awam dan jauh dari bimbingan agama. Anak-anak mereka dibiarkan begitu saja, tanpa pencegahan dan tanpa penjagaan. Tahukah mereka bahwa pada saat yang demikian itu setan, makhluk yang jahat, musuh manusia, bertebaran sehingga dapat memudharatkan anak-anak tersebut dengan ijin Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Belumkah sampai pada mereka bimbingan dari Rasul mereka yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam titah beliau yang agung:

إِذَا اسْتَجْنَحَ اللَّيْلُ – أَوْ كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ – فَكُفُّوا صِبْيَا نَكُمْ فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْتَشِرُ حِيْنَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ الْعِشَاءِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقْ بَابَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ الله… الْحَدِيْثَ

“Apabila malam telah datang (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika itu. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu ‘Isya lepaskanlah (biarkanlah) mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah (mengucapkan bismillah pen.)…” (HR. Al-Bukhari No. 3280 dan Muslim No. 2012)

Maksud dari kalimat ( اسْتَجْنَحَ اللَّيْلُ ) atau ( جُنْحُ اللَّيْلِ ) adalah kegelapan malam, yakni datangnya malam setelah matahari tenggelam. ( فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ) yakni tahanlah anak-anak untuk keluar pada waktu tersebut karena dikhawatirkan mereka akan diganggu oleh setan yang banyak berkeliaran pada saat itu. (Syarah Shahih Muslim 14/185-186, Fathul Bari 6/411)

Belumkah pula sampai pada mereka larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang semakna dengan perintah dalam hadist di atas:

لاَ تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ وَ صِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَتُ الْعِشَاءِ، فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّي تَذْهَبَ فَحْمَةُ العِشَاءِ

“Janganlah kalian melepas hewan-hewan ternak dan anak-anak kalian apabila matahari telah tenggelam hingga berlalu fahmah isya karena para setan keluar/berjalan cepat apabila matahari tenggelam sampai berlalu fahmah isya.” (HR. Muslim No. 2013)

Kalimat ( فَحْمَةُ الْعِشَاءِ ) (fahmah isya) dalam hadist di atas maknanya adalah gelap dan hitamnya malam, atau datangnya malam dan awal gelapnya. (Syarah Shahih Muslim 14/186). Sebagian ahlul ilmi memaknainya dengan datangnya waktu ‘Isya dan awal gelapnya. Kegelapan antara shalat Maghrib dan ‘Isya diistilahkan fahmah sedangkan antara shalat ‘Isya dengan shalat Shubuh diistilahkan ‘as’asah. (Nihayatul Gharib , 3/317)

Dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di atas, jelas sekali beliau memberi bimbingan agar anak-anak tidak dibiarkan keluar rumah, tapi ditahan di dalam rumah, ketika matahari telah tenggelam dan malam telah datang dengan kegelapannya. Bimbingan ini beliau berikan untuk menjaga anak-anak dari gangguan setan karena di waktu tersebut setan banyak bertebaran.



Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah berkata:

“Dalam hadist ini terdapat sejumlah kebaikan dan adab yang mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan umatnya untuk melakukan adab-adab ini karena dengan melakukannya berarti menempuh sebab keselamatan dari gangguan setan. Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup dan tidak dapat pula mengganggu anak kecil dan selainnya apabila dilakukan perkara ini (dengan menyebut nama Allah/mengucapkan bismillah).” (Syarah Shahih Muslim, 14/185)

Ibnul Jauzi Rahimahullah menyatakan bila anak-anak kecil berkeliaran di luar rumah pada waktu tersebut dikhawatirkan mereka akan mendapat gangguan dari setan sementara anak-anak umumnya belum dapat berzikir dimana dengannya bisa membentengi diri mereka dari setan. Setan ini ketika bertebaran mereka bergantungan dengan apa yang memungkinkan bagi mereka untuk bergantung. (Fathul Bari, 6/411)

Dari hadist di atas, kita pun mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan menutup pintu rumah dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menghalangi masuknya setan yang akan membawa kemudharatan bagi penghuni rumah. Bila pintu telah ditutup dengan mengucapkan bismillah, setan tidak akan mampu membukanya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” (HR. Al-Bukhari No. 3304 dan Muslim No. 2012)

Ibnu Daqiqil ‘Ied Rahimahullah berkata: “Dalam perintah menutup pintu ada maslahat diniyyah dan duniawiyyah (kebaikan dunia dan akhirat) berupa penjagaan jiwa dan harta dari ahlul batil dan pembuat kerusakan terlebih lagi dari para setan. Adapun hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup”

Merupakan isyarat bahwa perintah menutup pintu bertujuan untuk menjauhkan setan dari bercampur baur dengan manusia.”

Beliau Rahimahullah juga menyatakan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa setan tidak diberi kekuatan untuk melakukan sesuatu pun dari perkara yang disebutkan dalam hadist (seperti membuka pintu yang tertutup, bejana yang tertutup, dsb, pen.) walaupun ia diberi kekuatan yang lebih besar daripada itu seperti masuk ke tempat-tempat yang tidak mampu dimasuki manusia.” (Fathul Bari, 11/90)

Al-Mubarakfuri Rahimahullah menyatakan bahwa setan ini bisa dikatakan tertolak untuk masuk ke rumah seseorang dari seluruh sisinya dengan barakah tasmiyah (ucapan bismillah). Dalam hadist hanya disebutkan perintah menutup pintu (dengan membaca bismillah) karena pintu merupakan bagian yang paling mudah untuk dilalui ketika masuk ke dalam rumah. Bila setan ini tertolak untuk masuk lewat pintu (karena pintunya tertutup dengan mengucapkan bismillah) maka tentunya setan ini lebih tertolak lagi untuk masuk ke dalam rumah lewat bagian rumah yang lebih sulit dilalui. (Tuhfatul Ahwadzi, 5/433)

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani Rahimahullah berkata: “Menyebut nama Allah akan memisahkan setan dari melakukan perkara-perkara yang disebutkan. Dengan demikian, bila tidak disebut nama Allah, setan bisa melakukan perkara-perkara tersebut. Yang menguatkan hal ini adalah hadist yang dikeluarkan oleh Muslim1 dan Al-Arba’ah2 dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu secara marfu’ 3:

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ الله عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَ لاَ عَشَاءَ. وَ إِذَ دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ الله عِنْدَ دُخُوْ لِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ. وَ إِذَا لَمْ يَذْكُرِ الله عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَيْتَ وَالْعَشَاءَ.

“Apabila seseorang masuk ke rumahnya dalam keadaan berzikir kepada Allah ketika masuknya dan ketika memakan makannya, berkatalah setan: Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam. Kalau orang itu masuk rumah, dia tidak berzikir ketika masuknya, berkatalah setan: Kalian mendapatkan tempat bermalam. Dan bila dia tidak berzikir ketika makan, berkatalah setan: Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (Fathul Bari, 11/90)

Duhai, alangkah jauhnya lingkungan kita dan masyarakat kita dari mengamalkan tuntunan agama ini. Semoga dengan membaca nasehat ini, mereka mendapatkan ilmu dan pemahaman, yang kemudian mereka amalkan dalam kehidupan mereka, amin… Allah sajalah yang memberi taufik!!!

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Sumber: Majalah Asy Syari’ah, Vol. II/No.15/1426H/2005, Rubrik Mutiara Kata, Hal. 76-78.

Read More

Rabu, 29 Desember 2010

Buku Bacaan Nopember

Telat banget postingnya yak....

Selama bulan Nopember kemarin aku cuma selesai membaca satu buku saja. Sayang deh rasanya, padahal banyak banget buku yang menanti giliran untuk dibaca. Bulan pertama full ngantor sih, jadinya waktu untuk membaca berkurang banget. Mungkin bisa ya kalau pandai mengatur waktu, tapi jam pulang kantor alias waktu di rumah aku dilarang baca buku oleh suami. Waktunya hanya untuk anak-anak, kalau mereka akhirnya sudah tidur berarti tiba waktunya bersama suami. Jadi kalau mau baca buku sepertinya harus jam istirahat kantor sepertinya, tapi susah juga hehe.

Oya buku kali ini kubeli dari http://halamanmoekabooks.com dengan diskon 15%.

Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Iris Krasnow yang sejak remaja terus mencoba mencari pegangan hidup, mencari kedamaian hati dan jiwa, mencari Tuhan. Ketika membaca buku ini aku benar-benar bersyukur akan nikmat iman Islam di dalam hati ini. Tidak usah mengalami pencarian yang panjang dan berliku seperti yang dialami oleh Iris.

Iris mengalami masa-masa lahirnya feminisme yang memandang bahwa menjadi ibu RT saja itu tidaklah adil bagi wanita. Iris mempunyai karir nan gemilang tapi tetap merasakan kehampaan. Ketika akhirnya dia mempunyai anak, di situlah timbul kebimbangan dalam hatinya. Antara memilih karir atau menjadi seorang ibu yang sebenarnya. Bahwa menjadi wanita yang berada di rumah saja itu tidaklah buruk sama sekali, bahkan tetap bisa bekerja dari rumah. Benar-benar memberi semangat buatku, meski pilihanku kini adalah sebagai ibu bekerja. Tapi aku yakin bisa -dengan usaha amat keras- untuk tetap dekat dengan anak-anak.

Pada akhirnya Iris menemukan ketenangan dan kedamaian yang diperolehnya dari menjadi seorang ibu. Ya, berserah diri menjadi ibu. Ternyata tidak mudah memang untuk menjadi seorang ibu, tidak hanya dengan melahirkan anak saja lalu kita disebut sebagai ibu.Tidak hanya itu. Perlu proses panjang termasuk untuk mengalahkan ego dalam diri seorang wanita, menomorduakan hal lainnya dan menomorsatukan anak-anak.

Membaca buku ini membuatku merenung, menutup buku sebentar, lalu menerawang.

foto dari sini

Read More

Selasa, 28 Desember 2010

Weekend Merana

Kronologisnya

Rabu malam tanggal 22 Des aku tiba-tiba mumet 7 keliling, round and round gitu -halah-. Baru ngeh deh, ini tho yang namanya vertigo....huhuhu. Akhirnya segera ngacir ke kasur deh. Dipake merem pun masih terasa lho muter-muternya. Besoknya alhamdulillah sudah tidak melayang-layang dan mumet lagi, jadi tetep ngantor. Memang sih di leher belakang tuh terasa kakuuu banget, pegel pool...dipijit-pijit sendiri tetep nggak lega. Pengen dibekam tapi suami belum bisa dan belum berani.

Jum'at tanggal 24 memang sudah direncanakan bahwa aku dan suami mau jalan-jalan tuk hunting rumah di sekitaran Bintaro. Sekalian mau lihat tempat kosnya suami pas dulu kuliah, lihat TKP tempat-tempat dia biasa makan, ngebayangin aja dulunya kaya gimana, secara LDL kan....aku di sini...dan kau ada di saaaanaaaa.... *nyanyi ala Jamrud* .
Berangkat sekitar jam 9 pagi kelewat dikit, matahari dah mulai terik. Naik motor ke Bintaro ternyata lama juga hehe, hampir sejam ya. Pas mulai dekat tujuan kok aku mulai merasa tidak enak badan.

Leher belakang makin kaku, pegel, ngilu. Kepala mulai pusing, perut mulai mules, perih di ulu hati. Keringat dingin mulai mengucur. Ya Allah....jangan sampai pingsan....gak kuaaattt!!! Berhenti sebentar di depan kampus STAN, aku langsung ndelosor aja di pinggir jalan. Suami ngomel-ngomel dikit, belum ngeh dia kalo aku berasa keok banget. Yo wis, lanjutin perjalanan keliling-kelilingnya, sambil nahan mual dan pusing. Sampai di jalan Panti Asuhan, aku minta istirahat dulu di depan sebuah toko yang tutup. Tak seberapa lama langsung hoooeeeekkk......muntah maak!! Duuh, cuek dah biar dilihatin orang.

Udah puas muntah, masih berasa mual dan pusing tapi lebih lega sih. Lanjut lagi jalan mau lihat lokasi tanah yang ditaksir suami. Suami nyaranin agar aku pulang saja naik taksi, tapi kutolak. Bisa gawat ah kalau di taksi sendirian trus muntah-muntah atau pingsan, gimana dong?! Eh, tiba-tiba berasa mau muntah lagi, stop deh di pinggir jalan, muntah-muntah lagi sampai keluar air mata. Duuuh lemeees banget. Akhirnya minta tolong pada seorang ibu penjual es agar aku bisa menggunakan kamar mandinya. Di dalam kamar mandi aku muntah-muntah lagi, plus diare sodara-sodara, air aja yang keluar. Sambil membatin, salah makan apa ya aku tadi pagi....??

Mau pulang?? Nggak kuat ah, akhirnya diputuskan untuk mampir ke rumah teman saja. Istirahat dulu di sana. Dalam perjalanan ke sana, aku muntah-muntah lagi, alu mampir di tempat makan, minum teh hangat sedikit, makan nasi sedikit, eeh...lari deh keluar tuk muntah lagi....lemeeeeeesss........ Alhamdulillah teman suami itu bersedia menjemput menggunakan mobilnya. Diangkut deh aku ke rumahnya. Mereka sepasang suami istri, suaminya sekantor dengan suamiku, sedangkan istrinya adalah teman mayaku di Forum Shalahuddin maupun di MP, sebut saja maknya Khansa. Hiks, kebayang kan, kopdar tuk pertama kali malah dalam keadaan bau muntah gitu huhuhu. Tidak sempat duduk bersama, apalagi cipika cipiki, begitu aku masuk rumahnya langsung ngacir ke kamar mandi lagi. Yup, muntah dan diare lagi, begitu terus beberapa kali. Tepar di kamar si tuan rumah, ketiduran bentar, alhamdulillah agak enakan.

Agak siang suami bawa makanan, aku coba makan sesuap dua suap, tapi langsung muntah lagi. Ya sudah, minum oralit saja 2 gelas. Heemm....enak juga hehe, rasa jeruk. Dan badanku terasa lebih kuat untuk perjalanan pulang. Alhamdulillah suaminya mak Khansa bersedia mengantar kami pulang, sekalian mereka mau beli barang dagangan katanya. Sepeda motor kami tinggal di rumah maknya Khansa. Benar-benar liburan kelabu -mewek-, mau jalan-jalan malah kaya gini jadinya.

Sampai di rumah, kelaparan deh hehe, makan dengan lahap, masih nenggak oralit karena masih diare terus sampai malamnya. Hari Sabtunya sudah mendingan tapi masih pusing dan mual,migrain lah lumayan sakitnya, diare sudah stop. Hari Minggu tinggal dikit aja terasa sakit kepalanya, dan alhamdulillah senin kemarin aku bisa berangkat ke kantor.

Sebab sakitnya.

Habis vertigo belum sembuh total malah dipake bepergian jauh, keok lah ya... Masuk angin juga kali ya. Tapi kok sampai diare kaya gitu sih? Olala, ternyata Jum'at pagi itu aku minum susu kambing rusak. Aku kan beli sukam beku dan cara mengolahnya adalah susu beku harus direndam di air hangat agar cair dan siap minum. Waktu itu air yang kusiapkan terlalu panas, sehingga susu menjadi rusak, kental seperti santan dan berserabut, tapi tetep saja nekat kuminum, padahal rasanya juga agak aneh, dasaaaarrr!!!

Benar-benar jadi pengalaman nih buatku. Semoga sakitku kemarin bisa jadi penggugur dosa-dosa kecil. Amiiin.
Read More

Senin, 27 Desember 2010

Bu Bendahara Gagal

Gatot lagi deh. Jadi bendahara kantor kemarin nggak becus, lah dalah jadi bendahara RT juga kok bikin keuangan morat-marit ki piye thoooo!!!

*lagi sedih*
Jujur, berkali-kali aku mencoba....-stop, bukan lagu dangdut-
Dipercaya suami tuk atur cash flow RT aja kok susaaaah ya....... Perasaan sudah stop ikutan lelang, sudah stop belanja baju, tapi kayanya malah belanja buku huaaa. Bukan buku CPD yang kuceritain kemarin ya. kalau itu atas persetujuan suami. Ini bulan aku beli buku selain itu ada 5 macem kayanya. Nominalnya tidak bikin keuangan RT langsung colapse kok. Trus dimana salahnya ya...???

Belanja hariankah?? Apa terlalu boroskah?? Harus diteliti satu demi satu, dan aku ingin suami ikut serta dan setiap keputusan garis besarnya. Tidak enak rasanya kalau tiap akhir bulan selalu ditodong dengan berondongan pertanyaan semacam, " Kok sisa duit di ATM tinggal segini?" atau " Kemana saja uang selama sebulan?" dengan muka syok dan tak percaya....-sigh-

Mak-mak MP tercinta.......please deh, bagi ilmu manajemen keuangannya dooonk. Kalau teori nabung dulu trus sisa duit baru dipake biaya hidup sebulan mah aku dah ngeh, tapi kok ya gagal maning.....gagal maning.....kepribeeen..... Duh, si mbok ku pasti geleng-geleng kepala kalau tau anaknya nggak pinter pegang duit nih.
Read More

Selasa, 21 Desember 2010

Buku-Buku MeMa (Mewah dan Mahal)

Teringat suatu waktu beberapa tahun yang lalu ketika masih bertugas di Luwuk, Sulawesi Tengah sekitar tahun 2003. Kalau tidak salah, majalah yang sempat kubaca saat itu adalah majalah Hidayatullah. Ada salah satu bagian keluarga / parenting yang artikelnya ditulis oleh M. Faudzil Adhim. Beliau menuliskan tentang menumbuhkan minat baca kepada anak-anak, dalam hal ini yang dicontohkan adalah yang terjadi di dalam keluarganya sendiri.

Ada kejadian dimana anaknya tidak mau minum obat ketika sakit, tetapi setelah dibacakan buku cerita balita yang berjudul "Aku Tidak Takut Minum Obat" (ternyata terbitan Mizan), alhamdulillah anaknya mau juga minum obat. Saat itu aku masih LDL dan belum punya anak, tapi rasanya pengen banget duduk manis sambil membacakan cerita untuk anak-anakku nanti. Kisah yang lain adalah ketika anak-anak pak Faudzil menabung karena ingin membeli televisi, tetapi keinginan itu dikalahkan dengan keinginan membeli Ensiklopedi Bocah Muslim / EBM (lagi-lagi terbitan Mizan) yang harganya setara televisi baru. Dari situ aku mengetahui bahwa ada tho buku yang wow harganya dengan angka 0 berjejer-jejer sampai jutaan rupiah.Dalam pikiranku muncul banyak pertanyaan, buku macam apa ya yang mahal banget begitu? Pasti super duper bagus isinya, kertasnya kualitas nomer wahid, dan gambar-gambarnya cantik.

Setelah Syifa lahir, mulailah aku mengenalkannya pada buku. Tapi karena buku yang masuk di akal apalagi dari segi harga adalah buku-buku imut tipis murah meriah, maka buku-buku itulah yang lalu kubelikan untuk Syifa yang alhamdulillah antusias dalam merespon buku-buku yang kubacakan. Sampai akhirnya di kantor bisa konek inet, barulah aku browsing EBM, asli pengen tahu penampakan buku mahal ituh. Dan tercengang deh, ternyata tidak hanya EBM ya, ada ILMA, Halo Balita, dan lain-lain yang terbit kemudian. Harganya....teteeep jutaan. Jadi berkhayal bisa beli dan koleksi buku-buku wow itu, punya perpustakaan mini, dan anak-anak bisa menikmatinya. Hampir tiap kali saat aku konek inet, website bukuspesial.com jadi penghias layar kompiku. Bikin ngiler deh melihatnya.

Sewaktu datang ke book fair Juli lalu di Jakarta, makin terkaget-kaget deh. Buku-buku mahal ternyata tidak cuma punya Mizan saja, banyak juga dari penerbit lainnya. Sempat mampir di stannya Grolier dan Pustaka Lebah. Ada juga satu penerbit yang aku tidak familiar dengan namanya, buku yang diterbitkan juga tebal, warna-warni, dan mahal. Tetapi tetep sih, buatku yang sangat kuidamkan adalah EBM. Saat mbak Ratih sering bikin QN promosikan EBM dkk, aku mupeng berat. Alhamdulillah akhirnya ada arisannya jadi bisa ikutan deh.

Kemarin itu ketika mampir ke meja seorang teman kantor, tidak sengaja aku menanyakan buku apa yang ada di mejanya itu, kok kelihatannya menarik sekali. Ternyata buku tersebut adalah buku Cakrawala Pengetahuan Dasar (CPD) terbitan Tiga Raksa. Temanku ini mencoba menawarkannya kepada beberapa teman. Aku yang tidak sengaja ada di situ jadi ditawari juga. Karena begitu lama mengidamkan EBM dan banyak masukan info tentang buku-buku semacam itu, tentu saja hati ini jadi tergoda hehe. Apalagi temanku ini bercerita bahwa CPD sudah tidak ada lagi dalam versi bahasa Indonesia. Tiga Raksa saat ini menjual buku tersebut versi bahasa Inggris, full import, dan tentu saja harganya lebih mahal, sekitar 5 jutaan. Harga yang ditawarkan temanku hanya 2 juta, dan besoknya turun lagi menjadi 1,6 juta bisa dicicil 6x. Duuuh mupeeeng!!!

Mencoba lobi-lobi ke suami, ternyata suami tidak tertarik. Secara dia memang tidak terlalu doyan buku, jadi tidak masuk di akalnya harga buku sebesar itu. Aku jadi bimbang. Akhirnya kusharing saja di Forum Shalahuddin, dan responnya?? Ya Allah, ternyata banyak teman-temanku yang sudah membeli CPD sejak lama, bahkan sejak sebelum menikah lho. Alasannya untuk persiapan kalau nanti punya anak, daripada harganya juga makin naik dan mahal tentunya. Ckckck, hebat euy mereka berfikir sejauh itu. Bahkan ada beberapa teman yang benar-benar koleksi lengkap, bermacam-macam seri dan juga dari bermacam-macam penerbit. Jadi saat kutanya, mereka bisa memberi masukan yang sangat berarti. Justru karena thread itu, makin banyak orang yang sebelumnya tidak tahu (seperti aku) menjadi tahu, buku mana dan penerbit mana yang lebih bagus bukunya atau lebih mahal/murah harganya dibandingkan dengan mutunya.

Hasilnya...banyak yang berminat pada buku yang ditawarkan padaku itu. Aku tentu saja menjadi semakin semangat untuk membelinya. Apalagi banyak yang bilang kalau itu murah banget dibandingkan dengan harga pasaran, bisa dicicil lagi! Well, bismillah akhirnya aku ambil juga satu paket buku CPD tersebut. Awalnya belum bilang sama suami. PDKT dulu laah...cerita pelan-pelan, tentang threadku di forum, tentang banyaknya peminat CPD. Reaksi awal suami sih malah mau jual lagi tuh buku biar untung, aarrggh gemesss. Aku kan maunya beli buat anak-anak, apalagi mumpung Farah baru saja tertarik dibacakan buku. Dulu dia cuek banget kalau aku lagi bacakan cerita, sekarang nagih terus.

Seneng juga, akhirnya suami (mau nggak mau) setuju juga hehe. Mungkin juga karena melihat Syifa antusias banget mau baca bukunya atau mungkin gak tahan melihat muka memelasku ya?? Hihihi. Dan inilah penampakan CPD-nya.


*gambar dari sini
Read More

Senin, 20 Desember 2010

(Episode RS) Kecewa pada RS Tria Dipa

Obat untuk Syifa dan Farah adalah antibiotik karena penyebab sakitnya adalah bakteri. Pada hari pertama masuk RS, kami disodori kertas kecil untuk ditandatangani. Isinya tentang persetujuan pembelian dan pemberian obat paten yang harganya ratusan ribu. Kenapa kami akhirnya setuju dan tanda tangan? Karena di atas kertas tidak tertulis pemberian obat itu untuk berapa hari. Kami pikir ya satu kali tanda tangan untuk satu kali pemberian/satu hari saja. Apalagi keterangan dari suster jaga yang kami tanyai beberapa hari kemudian menegaskan bahwa bila obat tersebut habis, kami akan diberitahu untuk pembelian berikutnya.

Entah kami yang salah mengerti atau suster yang kurang jelas dalam memberikan penjelasan, atau memang suster tidak tahu menahu masalah administrasi RS? Bukankah seharusnya suster-suster yang setiap hari bekerja di sana harusnya paham tentang semua aturan dan cara kerja RS? Atau tidak begitu ya?

Terjadilah insiden itu, ketika anak-anak akhirnya boleh pulang. Tagihan RS membuat mata terbelalak. Obat paten itu ternyata diberikan setiap hari, dan tentu saja jumlah total harganya bikin nyesek. Suami pun marah-marah kepada pihak administrasi dan para suster. Kami merasa tertipu dong. Masalah uang, insyaAllah ada rejeki lagi. Tapi seharusnya pihak RS tidak menyepelekan hal seperti ini. Kalau misal tidak mampu bayar gimana, kan jadi masalah lagi tuh.

Semua ini benar-benar menjadi pengalaman berharga bagi kami, insyaAllah ada hikmahnya, ada sisi positifnya. Hati-hati saja kalau berurusan dengan pihak RS manapun, semua harus jelas terlebih dahulu, jangan malu bertanya ya.

Read More

(Episode RS) Tamu Kejutan!

Hari Kamis yang lalu, selepas adzan Maghrib aku dibuat terkaget-kaget senang. Bagaimana tidak? Dikala kedua buah hati sama-sama terbaring dengan selang infus terpasang, plus jauh dari keluarga besar, ada seorang tamu tak terduga membuat kejutan. Datang menjenguk anak-anak di RS.

Masih teringat ketika ada mbak-mbak (bukan tante-tante lhoh ya) tiba-tiba muncul dari pintu sambil membawa sekotak roti di kedua tangannya. O..o..siapa diaaa...-nyanyi mode on- Aku bertanya-tanya dalam hati. Jangan-jangan ni mbak salah masuk kali ya, aku nggak kenal soalnya.

Eh, dia lalu bertanya apakah aku uminya Syifa dan Farah, dan aku pun mengangguk sambil masih pasang muka heran dan ingin tahu. Dan akhirnya dia pun memperkenalkan diri sebagai....MAKNYA DANIK!!! Huaa asli kageeet, seneeng deh! Langsung kami berjabat tangan erat. Aku masih takjub saja, tidak menyangka kalau teman mayaku di MP yang satu ini mau meluangkan waktu untuk menjenguk. Tentu saja aku sangat gembira!

Akhirnya kami bisa kopdar meski dalam suasana kurang menyenangkan, di RS gitu lho. Duh, mak Danik, terima kasih banyak ya atas kedatanganmu, atas waktu yang sengaja kau luangkan. Jujur, aku amat sangat gembira dan terhibur karenanya. Moga-moga kita bisa bertemu di lain kesempatan ya mak, plus Danik tentunya. Luv u maak *hugs...*
Read More

Kamis, 16 Desember 2010

(Episode RS) Dokter vs Pasien

Jaman sekarang, susah menemukan dokter yang idealis, informatif, baik hati, dan tidak sombong. :( Bagi pasien atau ortu pasien yang sudah mantap hati dan terutama mantap ilmu, pasti tidak akan menerima mentah-mentah anjuran dokter, apalagi ada juga yang menyesatkan -hiiy syereem-. Amat sangat diperlukan second opinion dan sedikit banyak kurang lebih tukar tambah -halaah- ilmu tentang kesehatan.

Untuk ortu parno macam saya, ilmu saja kurang, harus ditambah rasa pede dan kemantapan hati. Benar-benar saya harus banyak belajar, be positive gitu.

Kasus Syifa, entah lebay atau tidak dokter amat sangat menyarankan opname. Dalam kacamata saya, Syifa kena radang tenggorokan dan leukosit tinggi karena memang lagi demam. Terus terang, merah-merah gatal di badannya saya belum tahu apa itu. Bidurankah? Saya belum punya pengalaman tentang hal ini, jadi saya parno hehe. Apalagi ketika dokter bilang dengan mimik kaget bahwa leukositnya tinggi banget, 22.000 lho. Jadi akhirnya ga kepikiran mencari second opinion, apalagi dengan keadaan Farah juga lagi opname. Siapa yang akan mengantar Syifa ke dokter lain? Abinya? Wah, anak-anak akan rewel apalagi bila diperiksa dokter
tanpa ditemani uminya. Selain itu, kalaupun saya ngotot Syifa rawat di rumah, saya tidak bisa menjaga dan menemaninya. Menyerahkan sepenuhnya ke para mbaknya, duh ga tega. Akhirnya saya setuju untuk opname Syifa.

Semalam Syifa diberi antibiotik yang harganya mahal, obat paten katanya. Ya sudahlah. Alhamdulillah, merah-merah di badannya sudah hilang dan sudah tidak panas lagi. Tadi pagi juga dapat 2 macam suntikan di infusnya plus antibiotik mahal lagi-nyesek-. Duh jadi kotak amal ni badan anakku. Jadi pengen ketemu dokternya, pengen nanya-nanya. Pengen cepat pulang dengan anak-anak.
Read More

(Episode RS) Ngumpul Semua

Hari keempat nginep di RS. Alhamdulillah setelah Farah berhasil diinfus dan diberi antibiotik lewat infusnya, seharian sudah tidak demam lagi.

Tapi yang membuat gelisah, di rumah Syifa juga demam sudah hari kedua, langsung tinggi pula, 39 derajat Celcius. Berdoa dalam hati semoga demam biasa, kuatir juga karena tidak ada batpilnya. Dia hanya mengeluhkan tenggorokannya sakit untuk menelan. Kupikir demamnya gara-gara radang tenggorakan saja.

Nah, pas malam harinya ada sms masuk dari mbak Anik yang mengabarkan bahwa di seluruh badan Syifa keluar tampek/campak yang gatal. Kagetlah aku! Syifa kan sudah pernah diimunisasi campak, kok masih bisa kena ya?

Duh, jantung dag dig dug. Waktu itu suami masih menjenguk Farah, jadi Syifa di rumah dengan mbak-mbaknya. Daripada kuatir, akhirnya Syifa dibawa saja ke DSA di RS Tria Dipa juga, sekalian gitu lagipula aku dah kangen sama dia, beberapa hari gak ketemu.

Oleh DSA ditanya ada tidak riwayat alergi, ada batpil tidak, dan kujawab tidak ada semua. Bingung juga dokternya, ''Bukan campak ini.'' katanya. Jadi diminta cek darah dulu deh, cuma di ujung jari. Dan hasilnya membuat dokter kaget, leukositnya tinggi. Ya Allah, sampai 22.000 yang mana normalnya 10.000.

Langsung saja DSA minta agar Syifa diopname aja. Katanya dia kena infeksi bakteri. Sewaktu kutanya apa bisa dirawat di rumah saja, dokter bilang tidak berani menyarankan itu. Duh, kebayang ga gimana perasaanku waktu itu? Anakku dua-duanya masuk RS euy, mana belum punya asuransi haha.

Ya sudahlah, kuterima saran dokter. Dengan pertimbangan kalaupun rawat mandiri, aku tidak bisa pegang langsung karena masih harus menemani Farah. Kebetulan tempat tidur di sebelah Farah kosong, jadi kuminta agar Syifa dirawat sekamar aja dengan adiknya. Untuk memudahkan aku juga lah ya.

Finally, malam keempat kami ngumpul bersama lagi, tapi TKP di RS. Kuanggap semua ini ujian dan cobaan, semoga kami bisa lulus. Tersenyum juga melihat wajah anak-anak yang polos, mereka saling memperlihatkan bekas tusukan jarum dan infusnya sambil membanggakan ada berapa tusukan yang didapat. Ah anak-anakku, cepat sembuh dan cepat pulang ke rumah yuk.

Read More

Rabu, 15 Desember 2010

(Episode RS) 13 Tusukan

Ke-1 : Cek darah.

Ke-2 s.d. Ke-9 : Tusuk tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan, kaki kiri mau diinfus tapi gatot. Anaknya dehidrasi sih. Nangis sampai lemes, berkeringat. Emak n bapaknya ikutan lemes, jantung serasa jatuh ke lantai ;(

Ke-10 : Ambil darah di ujung jari

Ke-11 : Tes mantoux. Nangis n teriakannya dahsyat. Maknya sampai merinding.

Ke-12 dan 13 : Coba diinfus lagi. Alhamdulillah tusukan kedua berhasil. Sampai sekarang tangan kanannya masih sering diliat-liat, dielus, sambil mengaduh, hiks.

Walhasil, tiap ada suster, CS, pengantar makanan yang bermasker ria. Farah langsung parno, ketakutan, teriak-teriak minta dipeluk.

Moga menjadi pengalaman pertama dan terakhir ya Nak. Moga ga sakit sampai nginep di RS lagi.
Read More

Senin, 13 Desember 2010

Cerita Saja

Malam kedua jagain Farah di RS Tria Dipa. Sendiri saja, suami tidur di rumah dengan Syifa.

Pengalaman kedua kalinya, anak sakit sampai rawat inap. Semoga ke depannya tidak sampai terjadi lagi, harapan semua orang tua kan ya. Teringat dulu aku dan adikku sama-sama sakit-sakitan, tapi tidak pernah sampai opname. Mama dengan telaten merawat kami. Bahkan ketika kami terkena gejala typus, sampai hampir sebulan tidak masuk sekolah. Tiap hari mual muntah, terbaring lemas di tempat tidur saja.

Kenapa ya dulu kami tidak dibawa ke RS? Hem, masalah biaya tentu saja. Tapi pasti ada alasan yang lebih kuat daripada itu. Kupikir itu adalah kekuatan hati Mama dan kepercayaan dirinya. Tidak gampang parno macam aku tentunya :p Tapi yang kulakan menurutku cukup beralasan, melihat banyaknya virus penyakit yang baru, aneh-aneh, dan berbahaya. Jelas bikin parno.

Tidak percaya diri! Ketika ada kemungkinan anak bisa dirawat intensif sendiri dengan paduan pengobatan modern dan tradisional (herba), aku memilih amannya saja. Meski kadang merasa tidak puas juga dengan bapak ibu dokter yang pelit penjelasan dan jualan obat.

Sepertinya harus makin banyak menimba ilmu kesehatan nih. Biar sama-sama puas, mau pilih rawat inap di RS atau rawat jalan atau rawat mandiri di rumah.
Read More

Kamis, 09 Desember 2010

Kabar Terkini

Nggak cuma berita nasional atau berita selebritis lah. Aku juga punya kabar terkini.

Farah demam lagi -sigh- kok jadi tiap bulan yah? Imun tubuhnya kurang kali ya...tuh anak jadi kelihatan makin kurus, atau tingginya yang nambah?? Demamnya sudah 4 hari, semalam sampai 39,2 derajat Celcius. Jadi kukasi parasetamol deh, kukompres dengan kompres merk apaan gitu lupa. Alhamdulillah turun jadi 38,5 derajat. Trus laporan dari Sinta kalau siang ini naik lagi jadi 39 derajat, oke deh parasetamol lagi. Kalau demam hari pertama dan kedua kemarin sih tidak sampai 39 derajat.

Batpil?? Ada gak ya...jangan sampai terulang lagi kejadian bulan lalu, yang aku kelupaan kalau ada batpilnya. Terlanjur dibawa ke dokter, mahal bo, kasih antibiotik lagi! Kali ini.....hemm....awal-awal hari ada batuk-batuk dikit banget, tapi dua hari ini nggak ada batpilnya sama sekali. Lingkungan sekitar?? Walah, teman-teman mainnya Farah kena batpil semua, pada meler tuh idung-idung mungil sembari uhuk-uhuk. Moga-moga Farah cepet baikan, mohon do'anya ya.... Kasihan nih, maknya yang parno duluan.

PRT....hari ini ada lagi yang datang, lagi-lagi dari Sukabumi. Masih saudara jauhnya si Lina yang kemarin itu lho. Jadi dia adalah calon PRTku yang ketiga dari Sukabumi (kampungnya si Omesh kan yah...-halah-). Moga-moga cocok -berdoa dengan sangat-, capek gonta-ganti, capek sama Sinta, pengen segera memulangkannya.

Sudah sore, siap-siap pulang ke rumah. Kangen anak-anak, jadi harus tetep fit, segar, ceria saat sampai rumah, tidak hanya demi anak-anak, tapi demi bapaknya anak-anak juga hihihi.
Read More

Rabu, 08 Desember 2010

Belajar Lagi Nih

Sejak berangkat ke Jakarta akhir Mei yang lalu, terpaksa kegiatan halaqohku terhenti. Mencoba mencari tempat liqo yang baru tetapi tidak mudah juga ternyata, padahal sudah meminta bantuan kepada beberapa teman, tapi belum ada hasil.

Alhamdulillah ketika sudah mulai kembali aktif ngantor lagi, malah mendapatkan banyak kemudahan. Info dari teman seruanganku bahwa untuk halaqoh bisa ikut di masjid kantor pada jam istirahat bada dhuhur. Langsung semangat deh, kenalan sama ibu-ibu yang berwenang mengurusi masalah halaqoh ini. Heemm...nambah teman lagi alhamdulillah.... Senangnya akhirnya aku bisa aktif halaqoh lagi, bisa belajar lagi, nambah ilmu lagi. Apalagi diadakan di hari kerja yang berarti pas weekend aku bener-bener bisa full di rumah, tidak keluar kemana-mana lagi selain bersama keluarga.

Beberapa hari yang lalu, ketika bertemu dengan murabbiku di toilet wanita, beliau menanyakan apakah aku sudah ikut tahsin atau tidak. Wah, ada juga tho belajar tahsin di kantor?? Duuh...senangnya! Tentu saja aku mau ikut. Dari info yang kudapatkan, pelajaran tahsin juga pada jam istirahat kantor, sip deh. Tadi siang setelah makan siang, langsung saja aku turun ke masjid, ternyata sudah banyak yang datang untuk ikutan tahsin. Ada beberapa kelompok, dan aku harus dites dulu bacaan Al-Qur'anku untuk dilihat sejauh mana penguasaan tajwid dkk. Akhirnya aku dimasukkan di kelompoknya bu Tarwi dan alhamdulillah hari ini sudah mulai belajar tahsin.

Ternyata aku masih harus banyak belajar, tadi saja sampai monyong-monyong nih bibir belajarnya hehe. Tapi senang rasanya, merasa amat sangat terbantu ada kegiatan seperti ini di lingkungan kantor.
Read More

Jumat, 03 Desember 2010

Buku Lagi....Beli Lagi...

Wanita mana yang tidak suka berbelanja...
Ibu rumah tangga maupun ibu bekerja kantoran sama saja . Apalagi kalau bisa beli secara kredit alias nyicil ya, atau beli secara arisan rame-rame, ya kan....Macam-macam kesukaan para wanita ini, dari yang hobi belanja tas, sepatu, jam, baju, sebut saja deh. Ada yang belanja secara "mikir" maksudnya beli kalau yang ada sudah rusak, atau yang belanja secara "normal" maksudnya beli dan punya tidak cuma satu tapi beberapa yang jumlahnya masih wajar. Atau yang belanjanya "luar biasa" ya....campuran dari suka, hobi, koleksi, atau nagih??

Seperti ibu kepala seksiku nih, beliau sukaaa banget dengan jam tangan. Tiap hari jam tangan yang dipakainya ganti-ganti lho, bermacam merk dan bermacam harga, dari yang ori sampai yang kw. Dan....belinya juga bisa hampir tiap hari haha kebayang nggak? Hampir tiap hari si ibu ini jalan ke belakang kantor yang jadi pasar kaget, sukanya lihat jam-jam tangan yang macem-macem warna dan model itu. Ada juga ibu-ibu yang beli jilbab bisa langsung 18 potong, padahal harga satuannya 100 ribu lho, totalannya aja sudah bisa bikin bengong.

Kalau aku?? Hem...kategori mana ya....sepertinya kategori belanja yang "normal" deh. Tidak ngirit banget, tapi dibilang boros juga nggak tuh (ngeleeeess :p). Tapi kalau soal buku?? Hehehe...kayanya termasuk yang "luar biasa" nih. Masalahnya, masih banyak tuh buku baru belum dibaca numpuk di rak buku, ada yang masih bersampul plastik malah. Tapi....tetep aja tiap ada buku yang disuka dan ada dananya, langsung beli dan beli.

Hem...dan baru-baru ini aku untuk pertama kalinya beli buku buaguuusss banget yang harganya maharani alias mahallll menurutku, terbitan Tiga Raksa. Padahal aku juga sedang arisan buku EBM yang juga mahaalll. Tapi, buku kan jendela ilmu ya. Buku kan gak lekang dimakan waktu (kalau dimakan rayap sih bisa). Buka kan berguna bangeeett..... Buku kan investasi. Buku kan ........

Jadi, meski harus beradu argumen dulu dengan suami masalah beli buku. Meski harus merayu dengan beribu cara. Meski harus rela tidak nyambangi salon untuk perawatan. Meski harus ngirit pulsa dan jajan. Tekad sudah bulat, mumpung anak-anak masih kecil, dan insya Allah ada calon anak-anak lagi nantinya, aku akan memberanikan diri, mencicil untuk beli buku-buku wow itu.


Read More

Selasa, 30 November 2010

Sisi Lain

Di dalam kepalaku ini terdapat banyak ide-ide maupun pemikiran-pemikiran yang eneh-aneh, tidak biaa, dan cenderung abnormal, mungkin bagi orang lain namun tidak bagiku.

Dan ketika kupikir bahwa orang lain akan memahamiku, ternyata mereka tidak mengerti dan malah salah paham.

Memandangku dengan aneh campur sebal dan memandangku dengan mimik muka yang seolah berkata "bodoh sekali", atau "begitu saja tidak bisa", "begitu saja tidak mengerti", atau "bisa-bisanya kamu begini".

Dan aku akan mulai merasa begitu bodoh, tak berguna, tidak bisa apa-apa.
Aku akan menyalahkan diriku sendiri lalu aku merasa amat sangat tidak suka pada diri sendiri, kecewa!

Terkadang ada saat ketika muncul keinginan untuk menghilang, bersembunyi, menyendiri.
Hanya ingin melarutkan waktu dengan meratapi diri, menangis, menikmati kesendirian, kesunyian, dalam gelap.
Read More

Senin, 29 November 2010

[PRT] Baru Lagi

Sejak Sinta ingin pulang ke Malang dan aku plus suami juga ingin ganti PRT, mulailah hunting sana-sini. Tiba-tiba ingat kalau di PAUD-nya Farah ada beberapa PRT yang antar anak-anak, mereka berasal dari Sukabumi, Karawang, dan daerah sekitarnya. Jadi aku minta Sinta untuk cari info kalo ada orang yang mau kerja, dan alhamdulillah ada satu dari Sukabumi. Dengan bekal no hp, hati sudah lumayan tenang, sudah dapat calon, tinggal dihubungi saja.

Ternyata no hp itu punya kakaknya Siti, si mbak yg mengantar Raken, teman PAUD-nya Farah. Info dari mbak Iyan, kakaknya Siti, bahwa yang mau kerja masih ABG usia 18 tahun namanya Lina. Si Lina ini tidak punya hp jadi kalau mau tanya-tanya harus lewat mbak Iyan. Hem...baguslah tidak punya hp, awal yang bagus, jadi nantinya kalau kerja tidak akan asyik sendiri smsan atau telpon-telponan dong ya. Katanya si Lina ini sudah beberapa kali kerja, sempat juga di Jakarta Pusat, kerjanya beres-beres rumah dan jagain anak. Oke deh kalau begitu, deal aja, langsung janjian kapan mau diantar ke Jakarta.

Sesuai kesepakatan, mbak Iyan mau antar Lina dengan diganti ongkos busnya Rp. 200.000,-. Kemarin sore datanglah Siti, mbak Iyan, Lina dan dua orang laki-laki yang ternyata masih sepupunya Siti dan Lina. Oooo ternyata satu keluarga besar banyak yang kerja di daerah Mampang, ada yang jadi PRT ada yang kerja di konveksi. Kata mbak Iyan insyaAllah Lina betah, karena kakak-kakaknya di Mampang semua.

Awal lihat Lina, suami langsung bisik-bisik kalau kelihatannya nih anak kok kurang sreg di hati (suamiku biasanya memang suka nilai orang kaya gitu). Ngobrol-ngobrol dikit, sempat cerita kalau Lina kerja terakhir kemarin selama 5 bulan dan minta pulang karena jarang dikasih makan (??!!), dan akhirnya mbak Iyan pamit pulang. Si Lina....duduk diam saja di tempatnya, mungkin masih malu-malu ya, tapi aneh juga. Katanya sudah sering kerja pegang anak, ini kok sama anak-anak cuek saja, tidak SKSD. Malah Syifa yang mendekat trus tanya-tanya siapa namanya, rumahnya di mana, dll. Lina hanya menjawab sedikit-sedikit dengan suara pelan, kurang antusias menghadapi Syifa.

Dari pengalaman sering berinteraksi dengan banyak PRT, kalau memang sudah biasa pegang anak-anak harusnya ramah, terlihat antusias, atau SKSD gitu ya sama anak, ini diam saja. Apa karena malu? Tapi tidak berlanjut sampai hari berikutnya dong ya. Seperti hari ini, saat kutelpon Sinta dan mbak Anik minta pendapatnya, mereka bilang kalau Lina dingin terhadap anak-anak, waduh. Selain itu dia kurang tanggap, misal nih suami mau ngepel lantai semalam, eh dianya tetep aja duduk si lantai tidak segera pindah. Dan sejak kemarin hingga sekarang dia belum mau makan, ditawari terus tapi selalu menolak, lhah piye tho iki?? Ntar kalau sakit gimana?? Hiks...moga-moga karena dia masih newbie yah, masih malu kali, masih canggung, masih adaptasi...semoga...

Suamiku maunya ganti aja deh, ganti aja deh. Ampun pak, susah ini nyarinya. Ya sudah, kasih kesempatan dulu sama Lina. Ntar malam pulang kantor juga saya mau turun tangan, mentraining langsung deh. Kalau sama anak-anak harus ramai, "cerewet", banyak cerita, banyak ajak main, ngemong lah gitu, jangan cuma diam aja lihatin anak-anak doang.
Tentang sisi positifnya selain dia tidak punya hp, Lina alhamdulillah rajin sholat. Baguslah, tidak usah ngejar-ngejar seperti kalau menghadapi Sinta.   

Alhamdulillah ada mbak Anik, dia sayang banget sama anak-anak, kerjaan rumah juga beres. Jadi sambil melihat perkembangan Lina, semua tanggung jawab diserahkan ke mbak Anik. Untung juga Sinta belum kupulangkan, sekarang tugasnya mendampingi Lina. Semoga ada perubahan, waktu yang dikasih suamiku cuma seminggu saja. Kalau masih belum beres ya harus dipulangkan. Bismillah.....
Read More

Dapat Lagi

Melanjutkan curhatan sebelumnya. Akhirnya tanggal 16 yang lalu saya memeriksakan diri ke dsog di RSB Duren Tiga, sengaja memilih dokter yang perempuan agar lebih syar'i dan nyaman. Sedari kantor sudah banyak-banyak minum air putih dan tahan pipis, agar kalau di USG nanti tidak usah lagi bolak-balik disuruh minum. Sudah pernah sih kejadian seperti itu, beberapa kali keluar masuk kamar periksa gara-gara mau di USG tapi tidak terlihat jelas rahimnya, jadi disuruh minum dulu banyak-banyak.

Pas masuk kamar periksa dan sudah menjelaskan ke dokternya, ditawari USG Transvaginal agar lebih akurat. Ya sudah, mau saja, biar nggak parno lagi kan. Untung saya langsung bilang ke dokternya kalau sementara nahan pipis nih untuk persiapan USG biasa, bu dokternya langsung senyum-senyum dan menyuruhku untuk segera pipis saja karena ini kan USG Transvaginal, haha bisa ngompol dooong kalau kantung kemihku full.

Kali pertama USG Transvaginal nih, memang rahim terlihat lebih jelas. Alhamdulillah tidak terlihat ada keanehan di dalam sana, everything's ok. Legaaa..... Kata dokter sih cuma karena hormon saja, sehingga haidku bisa lama dan tidak seperti biasanya.  Setelah itu diberi obat untuk flek dan nyeri, yang mana obatnya tidak habis saya minum, apalagi ketika darah berhenti keluar di hari ke 18.

Eh, ternyata kemarin sudah haid lagi....moga-moga kali ini tidak berlama-lama seperti kemarin deh. Ingin semuanya normal, ingin mencanangkan tuk hamil lagi
Read More

Jumat, 26 November 2010

Salah Sekolah?

Menyesal...kenapa kemarin tidak survey dulu sebelum memasukkan Syifa ke PS (Persiapan Sekolah) di salah satu sekolah swasta dekat rumah. Dalam bayangan saya kemarin, persiapan untuk masuk SD ini akan menyenangkan bagi anak. Memperkenalkan huruf dan angka, belajar nulis dalam keceriaan, sambil bermain dan bernyanyi, seperti itu. Ternyata kenyataannya, anak benar-benar dituntut untuk bisa menulis, membaca, berhitung (menjumlah dan mengurangi). Syifa tentu kaget (mungkin begitu juga anak-anak yang lainnya ya), terus terang saya belum menekankan "harus bisa" padanya, saya hanya sebatas mengarahkan, tidak memaksakan (meski kadang kebablasan seperti yang sudah diposting sebelumnya).

Setiap hari Syifa membawa pulang PR, dan kelihatannya dia mulai merasa tidak nyaman. Beberapa hari ini dia mengeluh capek menulis di kelas. Saat disuruh bu guru untuk menyalin PR, Syifa cuek tidak mau menulis, dan akhirnya bu guru yang menuliskan di bukunya untuk agar kemudian Syifa salin lagi di rumah. Saya hanya berpesan pada Syifa, kalau dia capek ya nggak apa-apa, nanti saja menulis di rumah dengan Umi.

Dan seperti halnya anak SD, tanggal 29 nanti ada jadwal UTS bagi siswa-siswi PS. Alamak, anak usia 4-5 tahun pakai UTS segala??Hahaha, ketawa miris deh jadinya. Sempat saya bicara dengan bu gurunya agar Syifa tidak usahlah ikut UTS. Disamping saya rasa itu tidak perlu, juga karena Syifa belum siap. Semua siswa yang lain mulai masuk sekolah bulan Juli yang lalu, sedangkan Syifa baru satu bulan ini. Tentu saja banyak ketertinggalan Syifa dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Saya khawatir ini akan membuat Syifa merasa tidak pede. Semalam ketika pulang kantor, Syifa bercerita bahwa dia mendapat nilai 0 dalam berhitung. Yah, Syifa memang belum pandai berhitung apalagi kalau dalam jumlah yang banyak.

Menyesal...kenapa kemarin tidak dimasukkan saja ke TK di dekat rumah, yang meski juga ada belajar calistungnya, tapi anak bisa bermain dan bernyanyi, dan tentu saja tidak ada UTS-nya lah. Memang sih, masuk ke PS juga atas permintaan Syifa sendiri, karena semua anak-anak di sekitar rumah bersekolah di sana. Tapi ini menjadi satu penyesalan pada diri saya, kok ya kurang tanggap ya. Mudah-mudahan Syifa bisa enjoy menjalaninya, saya tidak akan memaksa, dan saya akan terus menyemangatinya.

Keluar dari PS dan pindah ke TK?? Saya berpikir juga kesana, tapi Syifa bilang mau sekolah di PS saja. Heemm....dilihat saja nanti bagaimana perkembangannyalah. Tapi untuk masuk SD, berapa umur yang ideal ya? 6 atau 7 tahun?


Read More

Rabu, 24 November 2010

(Lomba Menulis Teman Maya) Bunda Aya yang Membuatku ''Kaya''

Mengapa dulu saya memilih Multiply sebagai rumah maya, bukan yang lainnya? Karena penulis-penulis favorit saya juga punya rumah di MP, sebut saja Asma Nadia, HTR, dan Pipiet Senja. Maka resmilah saya punya rumah baru di MP, tentu pada awalnya belum punya kontak satu pun lah. Kontak pertama saya adalah mba Asma Nadia, yang saya invite pertama kali. Lalu berikutnya minta alamat blog semua teman maya di Forum Shalahuddin, yang punya MP langsung saya invite pokoknya. Setelah nambah beberapa kontak, saya mulai tebar komen, dan main invite hampir semua orang yang komen di sana. Alhamdulillah banyak yang mau nerima pinangan saya hehe. Itulah awalnya, saya pun berteman dengan mbak Ratih (alikastrore) maknya neng Aya. Lupa-lupa ingat, tapi sepertinya memang saya yang meng-invitenya.

Saat itu, teman saya belum seberapa jumlahnya. Jadi kalau ada postingan mbak Ratih, saya mengikuti dan ikutan SKSD dengan menebar komen hehe. Lambat laun saya makin sayang pada ibu satu ini, bagaimana tidak, saya mendapatkan banyak manfaat dari postingan-postingannya. Di mana kliknya? Bagi saya, semua cerita tentang si imut Aya yang pemakan sayur rebus itu sangat menginspirasi. Saya salut kepada FTM sepertinya. Apalagi kalau sudah bicara tentang kesehatan anak, ibu pengikut setia dokter Wati ini banyak membagi ilmunya pada saya.

Dari mbak Ratih pulalah saya menjadi lebih banyak tahu. Dari link-link yang dia berikan saya bisa mengenal dan berteman dengan ibu-ibu hebat lainnya seperti mbak Irma maupun mbak Nesia yang banyak sharing tentang parenting. Baru-baru ini saya ikut arisan EBM yang diprakarsai olehnya, dan ketika saya berhalangan menyetor uang arisan putaran pertama karena Syifa terkena DBD, dia pun dengan baik hati memberikan kelonggaran.

Berkatmu mbak, saya makin mengenal dunia. Meskipun kau tak merasa telah berbuat banyak, tapi bagi saya pribadi mbak punya tempat spesial di hati.

*untuk disetor di http://dewayanie.multiply.com/journal/item/358
Read More

Perselisihan

Menyesal, entah kenapa, obrolan ringan dengan suami via gtlak malah menjadi perselisihan dan perdebatan sengit. Well...uummh, akunya yang sengit, bukan dia. Aku yang terus menyerang dan emosi bahkan sampai mewek-mewek di depan kompi. Awalnya reaksi suami adem, menanggapi dengan guyonan, tapi lama kelamaan terprovokasi juga olehku.

Oke, aku terlalu menyudutkanmu, aku terlalu menyalahkanmu, aku (lagi-lagi) merasa menjadi korban, pihak yang teraniaya. Ah, sifat yang belum bisa kuubah.

Kami belum menjadi tim solid. Kami masih punya amat sangat banyak kekurangan terutama pengendalian emosi. Entah, masih kekanak-kanakankah? Apa pengaruh menikah terlalu mudakah? Aku 19 tahun dan dia 20 tahun dulu saat menikah. Banyak faktor mungkin, entahlah.

Read More

Selasa, 23 November 2010

[Lomba Menulis Teman Maya] Herbalis yang Baik Hati

Mencoba flash back ke beberapa tahun yang lalu, awal aku mengenal dunia maya, tertarik dan lalu ketagihan, terutama dengan blog. Saat itu sekitar tahun 2007, ketika kantorku kebagian jatah pengadaan laptop yang bisa konek internet. Mulailah berkenalan dengan dunia maya, dan langsung kaget ternyata mengasyikkan sekali. Ketika pindah ke kantor yang lebih besar, ternyata ada koneksi intranetnya, bukan internet sih, tapi cukuplah untuk membuatku melek media. Ada site khusus untuk ngeblognya lho dan di situlah pertama kali aku mengenal blog dan langsung jatuh cinta (aslinya sudah narsis sih). Dari situ aku mendapat banyak teman yaitu para pegawai DJP yang penempatannya seantero Indonesia, subhanallah sangat menyenangkan sekali punya banyak kawan meski tak pernah bersua. Selain itu ada satu forum yang rame banget, namanya Forum Shalahuddin (FS). Nama ini diambil dari nama masjid Shalahuddin yang terletak di kantor pusat DJP Jakarta. Dan dari sinilah semuanya berawal.....

Di FS setiap harinya ada banyak bahasan menarik, tentang banyak hal yang bisa membuka mata hati, meluaskan wawasan, dan menambah ilmu. Ketika mulai banyak topik yang sensitif mengenai masalah dunia wanita, semisal curhat para istri, tips dan trik menyenangkan suami, ataupun masalah khas wanita bekerja dalam menghadapi tantangan-tantangannya, maka dibuatlah grup khusus Akhwat dan Ummahat. Tentu saja yang bisa mengakses hanyalah mbak-mbak dan ibu-ibu yang sudah terdaftar di admin. Topik bahasan setiap harinya.....waaah seruuu!!! Benar-benar bermanfaat deh.

Dari FS inilah aku mengenal mbak Meta, seorang ibu bekerja dengan 3 orang anak yang ulet dan baik hati. Selain bekerja di DJP, dia dan suaminya mendalami ilmu pengobatan alamiah alias menjadi herbalis. Mereka berdua bisa bekam, akupuntur, kiroptaksi, maupun iridiologi, subhanallah! Saat itu aku kebetulan juga baru mulai menggunakan obat-obatan herba dan mulai meminimalkan penggunaan obat-obatan kimia, dan inilah awal klik antara kami berdua, salah satunya kami sama-sama gabung di Herba Penawar Al Wahida (HPA).

Dalam banyak thread FS, mbak Meta tidak pelit dalam membagi ilmunya. Ketika baru saja mengikuti seminar dan pelatihan Hypnotheraphy pun dia langsung bagi-bagi ilmu lho. Makin lama aku makin tertarik dengan pengobatan herba ini, dan ingin bisa menguasainya. Sayang di Majene hanya beberapa orang yang bisa, itupun aku kesulitan untuk minta belajar langsung. Akhirnya dalam banyak kesempatan aku sering bertanya ke mbak Meta, apalagi kalau ada keadaan darurat seperti ketika anak-anak sakit. Keadaanku yang sedang menjalani LDL dengan suami selama 2 tahun membuatku harus mandiri. Terbayang ribetnya kalau aku harus membawa anak-anak ke dokter sendirian, apalagi kalau prakteknya malam hari.

Alhamdulillah ada mbak Meta yang bersedia aku sms kapan pun aku membutuhkan, meski itu tengah malam kala Syifa mengeluh sakit perut dan terus menerus terbangun, atau kala Farah beberapa hari panas dan mencret sampai 6 kali sehari. Ketika aku akhirnya mengambil cuti besar dan menyusul suami ke Jakarta, keinginan terbesarku adalah bisa kopdar dengannya. Sayang, waktu yang 5 bulan ternyata belum bisa membuatku bertemu langsung dengan mbak Meta. Padahal ketika dia baru melahirkan, aku ingin bisa menjenguk ke rumahnya langsung. Tapi ada saja halangan yang membuat semua rencana ketemuan kami gatot melulu. Komunikasi tetap jalan, via sms, blog, maupun gtalk. Apalagi saat Syifa kena DBD kemarin, dia banyak menenangkanku. Saat-saat ketika aku H2C menanti SK pindah ikut suami pun, mbak Meta banyak memberi support lewat sms, yang ternyata dia berusaha menumbuhkan keyakinanku pada Allah Swt bahwa Allah Swt adalah seperti prasangka hambanya, jadi mbak Meta dalam smsnya selalu membesarkan hatiku agar aku selalu positive thinking selalu dalam banyak hal terutama masalah SK ini.   

Alhamdulillah, ketika akhirnya SK pindahku keluar dan aku berkantor satu gedung dengan suami, ternyata letaknya masih satu kompleks dengan kantor mbak Meta, tinggal jalan sedikit sudah bisa mampir ke sana. Senangnyaaa....finally aku bisa ketemu mbak Meta!! Sambil membawakan kado untuk kelahiran putra ketiganya, aku menemuinya sore itu. Seneng dan deg-degan, yang biasanya cuma ketemu via sms dan gtalk sekarang mau ketemu muka. Akhirnya bisa duduk berdua berhadap-hadapan, kikuk juga mau cerita apa hehe. Ngobrol ngalor ngidul aja lah, sedikit menyinggung tentang keinginanku belajar bekam dan minta ke mbak Meta agar aku bisa dihypnotheraphy olehnya. Teman-teman lainnya di FS pun ikut senang mendengar kabar bahwa aku sudah kopdar dengan mbak Meta, mereka ngiri juga pengen ketemu hehe.


*ikut meramaikan lombanya mbak Yani*
Read More

Jumat, 19 November 2010

[PRT] Klepto atau Kepepet??

Seperti yang pernah kuceritakan di sini, ada beberapa kali kejadian si mbak ngambil uang (yang sepengetahuanku lho ya). Kali pertama umurnya masih 13 tahun dan sudah pinter banget bohongnya. Sekarang usianya sudah ABG, 18 tahun lho. Kalau sudah kebiasaan dari kecil dan tidak ada yang mengarahkan atau menasehati terutama orang tuanya tidak peduli, pasti dia akan kebal. Apakah ga ada rasa takut, ga ada rasa bersalah, ga ada rasa malu?? Entahlah.

Awal kerja lagi kemarin pas sesudah lebaran dan gajinya sudah 2 bulan dibayar di muka sesuai syaratnya. Pesan dari orang tuaku sih aku harus hati-hati nantinya kalau naruh uang di rumah karena pasti uangnya dia sudah habis, kalau ga pegang uang bagaimana dia mau beli pulsa, jajan, dsb? Meski aku dan suami sudah memberi dia uang jajan lagi (tidak tiap hari lah), di luar gaji yang sudah dikasih, tetep saja kami kuatir. Udah parno, udah ga percaya sama dia. Kebohongannya selama kami bersama dulu di Majene sudah terlalu banyak dan sering.

Sebulan pertama dia di Jakarta, hampir tiap hari jajan terus. Tiap weekend main PS atau ke warnet. Saya dan suami saling lihat saja, sambil membatin kok uangnya banyak ya padahal gaji 2 bulan di muka sudah dia bagi dengan orang tuanya, sisanya dibelikan hape baru. Didorong rasa curiga, saya melihat isi dompetnya, dan menghitung jumlah uangnya ada berapa. Beberapa hari berlalu, dia masih sering jajan, royal pokoknya. Secara berkala saya cek isi dompetnya, mungkin perbuatan ini tidak baik, tapi kami merasa ini perlu.

Ternyata kecurigaan kami benar. Jumlah uang di dompetnya sering bertambah. Ada uang pecahan baru, padahal seharusnya uangnya sudah habis. Oya, dia tidak punya tempat penyimpanan uang yang lain. Rumah kami mungil, lemari baju untuknya jadi satu dengan baju anak-anak. Jadi tidak mungkin baginya untuk menyimpan uang selain di dompetnya.

Sedih rasanya, kok hobi ngambil uangnya masih jalan saja sih. Apalagi saya dan suami suka menaruh dompet di atas kulkas, di saku celana, pokoknya di tempat yang mudah diakses siapa saja. Lha mau disimpan di mana? Di dalam lemari juga tidak bisa, ribet juga lah. Kelemahanku yang lain, jarang menghitung sisa uang di dompet. Jadi kalau berkurang juga tidak terasa. Pasti dia keenakan ya....

Puncaknya beberapa hari yang lalu, beberapa hari dia tidak pernah jajan, uang pulsa dan kebutuhan pribadinya minta ke aku. Terakhir dicek uangnya cuma 7rb, lalu kukasi uang jajan 10rb berarti total 17 rb ya. Nah, lalu di suatu pagi kucek lagi dompetnya dan.....ada uang baru 50ribu dilipat-lipat kecil!!! Aarrggh, sebel banget deh. Kebetulan memang kemarin habis ambil uang di ATM, dan kali ini kuhitung jumlahnya, memang gak klop. Ya sudah, kuambil aja tuh uang 50 ribu. Kalau memang uang dia pasti dia akan bingung dan menanyakannya, ya kan?? Eh, pas dia cek dompetnya, mukanya kaget, tapi dia diam saja, kliatan mikir gitu. Sudah begitu saja, tidak pernah sekalipun dia menanyakan uangnya yang hilang, berarti bener duitku itu kan.....

Kejutan lagi, besoknya dia sms suami dan bilang kalau dia minta pulang ntar sebelum tahun baru. Ditanya suami, alasannya karena mau pulang aja, pengen kerja di Malang aja. Entahlah, apa mungkin karena merasa ketahuan ngambil uang ya?? Kami sengaja tidak menanyakan perihal uang hilang karena males, ntar juga dia bohong lagi. Ga enak juga kalo suasana hatinya jadi buruk, padahal anak-anak masih dijaga olehnya. Alasan lain menurutku dan suami, dia merasa tidak bebas di rumah. Sebelum ke Jakarta dia kerja di Malang, tiap weekend pasti jalan-jalan bersama pacar dan teman-temannya ke daerah wisata kota Batu, pokoknya senang-senang khas ABG lah. Lha kalau ikut aku kan paling cuma bisa keluar ke warnet aja. Bosan kali dianya.

Ya sudahlah, kalau dia minta pulang ya pulangkan saja. Sekarang sambil nanya-nanya ke siapa saja, hunting PRT lagi gitu. Aku sih sudah bilang sama dia, akan kupulangkan ke Malang kalau sudah dapat penggantinya. Tapi lihat saja nanti, kalau sudah benar-benar tidak betah ya akan segera kupulangkan. Huff...ada-ada saja deh.
Read More

Kamis, 18 November 2010

Goodreads

Akhirnya tanggal 16 Nop kemarin aku gabung di www.goodreads.com . Tertarik dengan jejaring satu ini, yang isinya para bookaholic dan tentu saja ngebahas buku melulu. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan semangat membacaku yang sudah sejak lama hidup segan matipun tak mau -halah-. Tahu ada goodreads juga gara-gara punya kontak yang profesinya penerjemah buku, mbak Rini. Lalu berlanjut dengan meng-invite kontak-kontak lain yang ada hubungannya dengan buku, entah penulis maupun pecinta buku.

Teman-teman MP tercinta, siapa yang sudah gabung di GR a.k.a goodreads??? Add aku dong, id syifarah. Maklum nih, newbie jadi masih culun, tengok kanan tengok kiri, celingukan nyari teman yang dikenal. Belum mendalami isinya GR juga sih, makanya butuh bimbingan para senior . Mohon bimbingan dan sharingnya ya...........
Read More

Senin, 15 November 2010

Tim Solid

Suatu keniscayaan, di dalam sebuah keluarga harus terdapat sepasang tim solid, yaitu terdiri dari suami istri atau ayah ibu. Dari merekalah lalu Allah Swt mengembangbiakkan umat manusia dengan lahirnya anak-anak sebagai generasi penerus. Kualitas bin mutu generasi penerus tergantung pada kerja tim solid tersebut.

Tim solid ini haruslah terbentuk kuat dari masa awal pernikahan. Lancar seretnya, maju mundurnya atau jalan di tempatnya suatu keluarga sangat bergantung pada hal tersebut. Komitmen di awal masa pernikahan, terutama sebelum momongan terlahir sangatlah berperan penting. Bagaimana cara mendidik anak, mau diarahkan dan dikembangkan kemana keluarga kita, cita-cita keluarga adalah sedikit dari banyak hal yang membutuhkan dasar komitmen bersama. Tanpa komitmen di awal, seperti kebanyakan orang bilang "biarlah mengalir bagaikan air" ternyata akan membuat laju kita tersendat-sendat, terkaget-kaget, jatuh bangun, dan sedikit lebih rumit dalam perjalanannya.

Komitmen bersama dalam membentuk tim solid ini menurut saya adalah penyatuan visi dan misi dalam membentuk keluarga, urun rembug usul dan saran dalam rangka pengembangan keluarga di masa depan, tidak hanya hal-hal besar yang harus disepakati dalam berkomitmen, justru hal-hal kecillah yang paling banyak mempunyai peranan dalam tumbuh kembang sebuah keluarga. Misalnya, dimulai dari perubahan-perubahan kebiasaan calon ayah maupun calon ibu yang sebelumnya suka-suka gue menjadi lebih terarah, contoh kalau biasanya suka begadang tidak jelas, bangun kesiangan jadi hobi, setelah menikah dan akan punya anak, kebiasaan itu harus dirubah. Kasihan kan si bayi, kalau ayah ibunya masih molor sampai siang sementara dia sudah terjaga dari pagi, muter-muter sendiri di kasur, merengek tidak ada yang mendengarkan padahal perutnya sudah lapar.

Satu lagi, hal kecil yang ternyata merupakan hal besar adalah kebiasaan merokok para pria yang akan atau sudah menjadi suami kita. Kalaupun sampai menikah dan sudah punya anak tetap tidak bisa lepas dari rokok, oke lah, asal please deh jangan merokok di dalam rumah. Semua orang termasuk para perokok itu tahu kok racun-racunnya si rokok, tahu kok bahwa perokok pasif lebih kena bahaya asap rokok ketimbang si perokok sendiri. Tahu tapi pura-pura tidak tahu atau tahu tapi tidak mau tahu?? Silakan deh merokok, tapi di luar rumah dong. Nikmatilah sendiri semua racun dan akibat negatif rokok itu. Sayangi dan lindungi anak istrimu dong bapak-bapak yang terhormat.

Cara mendidik anak juga merupakan salah satu hal penting untuk dibuat komitmen bersama. Tidak akan bisa pasangan suami istri menjadi tim yang solid bila si ayah bilang A dan si ibu bilang B. Anak akan merasa bingung nantinya kan, terombang-ambing, kasihaaan. Mendidik anak bukan hanya tugas dan tanggung jawab ibu semata, sori ya, bikin anak berdua kok masa mendidiknya mau sorangan wae. Jadi, belajar tentang parenting bersama-sama itu wajib 'ain, entah lewat buku-buku parenting yang sekarang amat sangat banyak beredar dan mudah didapatkan atau bisa juga lewat dunia maya, tempat mencari ilmu itu tak berbatas euy...

Susah bangetlah kalau salah satu pasangan mau mendidik anaknya dengan kesabaran, penuh kasih sayang, dan full teori parenting yang mau dipraktekkan sementara pasangan yang lain tidak sabar, mudah meledak di depan anak karena hal kecil yang seharusnya bisa diredam dan tak usah terjadi bila komitmen awal sudah di tangan dan disepakati bersama.Saling mengingatkan, mau menerima kritik, dan semangat untuk berubah jadi lebih baik, ini adalah kuncinya.

Bagaimanapun ada atau tidaknya komitmen awal, bila dengan kemauan dan niat yang kuat, suami dan istri tetap bisa menjadi tim yang solid dengan kunci yang saya sebut tadi. Memang sih akan lebih banyak jatuh bangunnya jika tanpa komitmen awal, tapi sesuai kata bijak "learning by doing", yah boleh sajalah. Asal punya banyak stok kesabaran dalam menghadapi pasangan saja, di samping juga sementara tengah menghadapi anak-anak.
Read More

Teori vs Praktek

Tentang parenting.

Teorinya anak-anak seumuran Syifa yang baru 5 tahun 3 bulan itu hanya diperkenalkan saja dengan calistung, tidak boleh dipaksa.
Prakteknya kalau mau masuk SD harus sudah bisa calistung, kalau mau mengandalkan perkenalan saja ya mana cukup modalnya, tiap hari menyuruh Syifa belajar calistung termasuk maksa gak ya??

Teorinya sebagai ortu harus bersabar, banyak senyum, banyak memotivasi anak dengan perlahan-lahan.
Prakteknya bagaimanapun entah kenapa semua itu hanya bertahan pada 5-10 menit pertama saja,selanjutnya bisa dongkol, sebel, gemes, mata mulai melotot, suara mulai meninggi.

Teorinya anak seusia SYifa kemampuan menulisnya belum sempurna, dan akan bagus di usia 7 tahunan. Jadi wajar kalau menulisnya masih acak adul, nulis huruf a kaya kecebong pake ekor panjang (sebenarnya kalau dilihat lucu banget, bikin geli). Sudah bagus banget kan dia sudah tau bentuk-bentuk huruf dan minat belajar semua itu.
Prakteknya aku kok secara nggak sadar nuntut dia lebih. Padahal aku sadar sesadar-sadarnya aku nggak boleh memaksa, mengkritik terlalu banyak yang mana akan mematikan kreatifitasnya, atau malah memadamkan kemauan belajarnya. Harusnya aku cukup memaklumi, mensupport, dan mengelus punggungnya seraya menyemangatinya!!!

Aaarrgghhh.....gemes banget sama diri sendiri!! Maafkan ummimu ya nak...ummi juga sedang belajar, belajar sabar, belajar memahami orang lain, manusia kecil seperti dirimu, belajar menjadi orang tua teladan tanpa tuntutan dan bisa mencintai tanpa syarat.
Read More

Sabtu, 13 November 2010

Haid Terlama

Bertahun-tahun, siklus haidku normal. Lama waktu haid 5 hari, maksimal 6 hari. Siklusnya antara 21 sampai 27 hari. Begitu terus hingga bulan ini ternyata jadi berbeda.

Sejak keguguran setahun yang lalu dan telah dinyatakan bahwa rahimku bersih meski tanpa kuret, baru tiga kali aku cek ke dsog. Kali pertama periksa aku mendengar kabar buruk, kata dokter di rahimku ada kista. Kaget lah, takut juga. Tapi saat itu dokter berpesan untuk cek ulang bulan depannya, agar lebih pasti katanya. Namun aku punya keinginan lain, cari second opinion tentunya. Dan untuk itu aku harus pergi ke kota Makassar mencari dokter lainnya, dan harus menempuh 8 jam perjalanan dari Majene. Alhamdulillah, kata dokter di sana, rahimku sehat dan siap untuk hamil lagi. Lega mendengarnya :D. Kali ketiga, bulan Januari 2010 ketika mudik ke Malang, aku menyempatkan diri periksa lagi. Alhamdulillah, hasilnya bagus, normal, sehat.

Keinginan hamil lagi? Tentu ada tapi ragu juga, entahlah. Sampai sekarang Allah belum mengkaruniai kesempatan itu ternyata, aku sih enjoy saja.

Akhir bulan lalu aku merasa h2c, sudah seminggu terlambatnya. Deg-degan dan penasaran, akhirnya beli test pack. Tapi ternyata hasilnya negatif tuh, dan besoknya akhirnya haid juga. Kecewa? Ah, tidak juga. Tanggal 1 Nop aku mulai haid, tanggal 5 kukira hari terakhir dan tanggal 6 biasanya sudah bersih. Eh, ternyata tanggal 8 keluar lagi lho, heran juga. Ga banyak sih tapi kok ga selesai-selesai ya? Bingung dan kuatir, sampai sekarang tanggal 13 masih belum berhenti juga. Aku nggak sholat sih, nunggu batas normal waktu haid yang 14 hari. Kalau sampai lewat tanggal 14 masih keluar darah juga, baru deh aku sholat, karena mungkin darahnya sudah darah penyakit alias istihadhah. Moga-moga saja tidak ada apa-apa. InsyaAllah ntar senin sepulang kantor mau periksa ke dsog, sekalian pap smear aja deh. Takut juga, parno neh.
Read More

Rabu, 10 November 2010

Kangen

Di dunia multiply ini, saya merasakan manfaat yang amat sangat banyak. Apa sebab?? Karena adanya transfer dan sharing ilmu, bermacam-macam ilmu, mulai ilmu agama sampai parenting. Bagi saya multiply khususnya maupun dunia maya pada umumnya merupakan mata air ilmu yang tak kan pernah habis.

Sisi lain multiply adalah OS . 1001 Macam OS yang ada di multiply, semuanya saya accept kalo mereka invite saya, ada juga yang saya sendiri sengaja invite mereka. Tujuannya tidak lain untuk cuci mata, nunggu sale, apalagi lelang hehe, khas mak-mak. Meski kadang jadi bumerang buat saya, pernah juga mengalami kalap lelang, kalap belanja, sampai habis duit sekian banyak untuk itu semua. Makanya sekarang lebih hati-hati, mengedepankan (baca:memaksakan) otak untuk mikir, itu barang bener-bener butuh atau hanya pengen?? Susah memang tapi harus bisa.

Efek lain dari banyaknya OS yang jadi contact saya adalah penuhnya inbox saya dengan macam-macam promo. Karena kemarin sempat juga nyoba jualan, pernah merasakan juga dalam sehari bikin QN promo beberapa kali. Paling sebel kalau ada OS yang QN nya bia sampai 10 macem lebih dalam waktu berdekatan. Pernah dapat yang seperti itu, dan mohon maaf akhirnya saya remove dari contact saya. Sayang sekali, gara-gara banyaknya QN maupun postingan OS, saya jadi sering tertinggal postingan-postingan berbobot isi ilmu dari teman-teman yang lain. Yah, resiko sih ya.

Saat-saat kangen seperti inilah, lalu saya akan menyengajakan untuk mengecek postingan-postingan mereka, siapa tau saya benar-benar ketinggalan. Dan ternyata benar adanya, banyak postingan yang belum saya baca. Untuk mengobati kangen, akhirnya satu demi satu saya baca jurnal-jurnal tersebut. Hal yang paling menyedot minat saya adalah jurnal tentang HS, parenting, pendidikan pada umumnya, juga resep-resep yang bikin laper mata laper perut.

Bagaimanapun juga, saya merasa beruntung punya bermacam-macam contact di MP tercinta ini. Ada manfaat tentu saja ada juga kerugiannya dalam semua hal bukan?

*sementara blogwalking di http://nengirma.multiply.com *
Read More

Bacaan Oktober 2010

Biar dikit yang penting baca .

  1. Let Me Call U Sweet Heart by Mary Higgins Clark. Penerbit PT. GPU. Novel ini hasil belanja dadakan di www.halamanmoeka.com , maklumlah karena lagi obral (mak-mak pecinta obral, diskon, dan lelang gituuu). Bukunya cetakan lama tapi masih diplastikin alias baru. Kebetulan dulu aku pernah baca novelnya mbak Mary ini dan aku cukup suka, jadi kalau ada kesempatan bolehlah beli untuk dikoleksi. Ceritanya tentang misteri pembunuhan gitu. Lengkapnya.....baca sendiri ya....hehe.
  2. Kekacauan di St. Rollo by Enid Blyton. Penerbit PT. GPU. Tetep deh, masih terbayang senengnya aku dulu pas jaman SD kalau baca buku-bukunya si Enid ini kaya Lima Sekawan yang tersohor itu. Banyak juga yang sudah aku baca dulu tapi lupa yang mana aja. Buku ini juga belinya di www.halamanmoeka.com
  3. Tomy Si Pengadu by Enid Blyton. Penerbit PT. GPU. Aku beli dan bacakan buat Syifa dan Farah, ceritanya asyik dan menyimpan banyak hikmah untuk anak-anak. Lagi-lagi aku terbawa khayalan jaman SD dulu, tiap baca buku punya Enid ini.
  4. The Tale Of Johny Town Mouse by Beatrix Potter. Penerbit PT. GPU. Buku hasil ngembat punya adik hehe, karena modelnya hard cover dan kertasnya cantik aku bawa aja (sori ya diiik...). Syifa suka liat gambar-gambarnya yang berwarna.
  5. Negeri Van Oranje by Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana. Penerbit PT. Bentang Pustaka. Kalau ini, asli nggak bermaksud ngembat lagi. Kecelakaan kok, nggak sengaja dibawa ke Jakarta. Pas dari Malang mau ke Majene kemarin aku sengaja pinjam untuk bacaan di jalan gitu. Ternyata ceritanya asyik banget, sembari ngayal travelling ke Londo sana aku cekikikan sendiri di bandara. Cuek aja kalo ada orang yang heran melihat, habis konyol banget deh. Oya, kebetulan yang namanya Rizki Pandu Permana ini barusan nikah sama kakak sepupuku, mbak Antie (bahasan infotanment nih), jadi tambah suka aja baca bukunya. Belagak kenal ma penulisnya haha.
Untuk bulan Nopember ini....wooow kayanya banyak banget buku baru yang lama maupun baru kubeli tapi belum diperawani , jadi malu ma suami nih. Beli melulu, belanja terus.
Moga-moga banyak yang bisa terbaca, amin.
Read More

[PRT] Tambah Satu..........

Melanjutkan curhatanku sebelumnya. Aku juga punya kesepakatan dengan suami bahwa kita tetap usaha nyari PRT lain, kalau perlu yang sistem pulang pergi, jadi rumah kecil kami nggak tambah sumpek hehe. Usaha lewat mertua tetep sih, tapi kelihatannya susah juga nyari PRT jaman sekarang, apalagi yang jujur dan baik.

Alhasil Syifa yang harusnya sudah masuk sekolah tanggal 2 Nopember kemarin jadi tertunda. Masalahnya karena belum dapat si mbak yang pulang pergi itu. Kalau cuma mengandalkan Sinta seorang diri, setiap hari, untuk menjaga kedua anakku...wah kasian Sintanya juga lah, kecapekan ntar, repot juga. Apalagi waktu sekolah Syifa yang mulai dari jam 1 siang sampai jam 3 sore, itu kan jam tidurnya Farah. Jadi tidak mungkin Sinta antar jemput Syifa sekolah sementara Farahnya ngantuk.

Nanya ke tetangga kanan kiri, sebar info kalau aku butuh PRT pulang pergi, nanya ulang setiap pagi pas belanja sayur, wah H2C pokoknya. Kasian Syifa dah pengen banget masuk sekolah, tiap hari menanyakan kapan dia bisa berangkat ke sekolah. Alhamdulillah kebetulan ada PRT yang kerja tidak jauh dari rumah sedang mencari pekerjaan karena baru saja dia berhenti di tempatnya yang lama. Kerjaan lamanya jaga anak umur 1 tahun dan cuci gosok.

Hari Minggu kemarin dia datang ke rumah diantar salah satu tetanggaku. Si mbak ini namanya Anik, punya anak satu masih 2 tahun usianya. Orang Jawa tapi dah lama di Jakarta. Singkat kata singkat cerita, si mbak mau kerja di rumahku, dengan gaji Rp. 400.000,- per bulan. Kerjanya dari Senin sampai Jum'at jam 7 pagi sampai jam 4 sore dan Sabtu jam 7 sampai jam 10 pagi. Tugasnya setrika, bantu jaga anak, bantu bersih-bersih rumah.

Mulai Senin kemarin si mbak Anik sudah mulai kerja, Syifa jadi bisa sekolah deh. Moga-moga cocok dan jodoh sama mbak Anik ini. Amiiin.
Read More

Selasa, 09 November 2010

[PRT] Curhat Lagi

Sejak jaman dahulu kala, antara Sinta dan mas Hepy memang tidak cocok. Sinta yang dari sononya serampangan, kurang rapi dan kurang teliti versus mas Hepy yang suka banget rumah bersih, super rapi dan teliti apalagi dengan barang-barang printilan (baca:kecil-kecil) di dalam rumah. Tentu saja aku ikut terkena imbasnya, suami sebel, ngomel sampai marah-marah melulu apalagi di jam-jam capek deh a.k.a pulang kantor. Sinta apalagi, jadi keder berhadapan dengan suami sampai suka ngomel-ngomel sendiri.

Minusnya lagi, Sinta anaknya kurang tahu tata krama, apalagi berhadapan dengan orang yang lebih tua. Sejak dari rumahnya memang didikannya begitu. Sekarang dengan umurnya yang sudah ABG, kelakuannya makin menjadi, terutama menurut mas Hepy. Kalau menurutku sih, anak keras begitu ya jangan dikerasi, dinasehati atau diiingatkan saja pelan-pelan. Terbayang nggak suasana rumah yang hot banget setiap harinya?  

Aku dan Sinta ternyata setipe, kalau menurut kami rumah sudah beres, sudah dibersihkan, sudah puas, eh pas suami lihat, dia marah-marah karena menurutnya rumah kok berantakan, belum bersih, belum beres. Stress gak sih? Kalau sudah begitu aku dan Sinta gerak cepat deh, tengok kanan kiri, mana ya yang katanya mas Hepy belum bersih??

Kadang hal kecil pun jadi masalah, seperti letak barang printilan tadi, harusnya ditaruh di mana, kalau sudah pakai harus ditaruh di tempatnya, seperti itu. Kadang memang aku dan Sinta nggak sengaja naruh di lain tempat (dah bawaannya gitu, serampangan dari lahir), kadang anak-anak yang memindahkan ke lain tempat. Tau dong gimana anak-anak, apalagi di umur mereka yang masih balita. Rumah mau dibersihkan seperti apa, dalam waktu sekejap bisa berantakan lagi, dan.....suamiku bisa ngomel-ngomel lagi.

Kemarin sewaktu ngajak Sinta kerja lagi, aku memang sudah males. Males merasakan suasana tegang setiap hari gara-gara kebersihan rumah. Tapi karena amat sangat butuh, kami waktu itu mikirnya bakal lumayan lama di Majene dan tentu saja aku dan anak-anak butuh teman, jadilah Sinta kami ajak lagi. Ketika SK pindah sudah keluar, suami merasa tidak usah bertahan menghadapi Sinta, jadi dia minta agar sepulang dari Malang kemarin, Sinta tidak usah diajak balik ke Jakarta!!

Kaget dong, ga setuju deh sama keinginan suami. Pertama, jelas kami masih butuh Sinta untuk jaga anak-anak apalagi kalau aku sudah ngantor nanti. Kedua, mau cari PRT baru dalam waktu singkat?? Ngayal kaliiiii. Ketiga, layaknya uang koin, Sinta juga punya kelebihan, dalam menghadapi anak-anak dia cukup sabar, baik, dan sayang mereka. Belum tentu nanti dapat PRT yang baik kan, takut banget kalau dapat yang sadis n kejam -halah- atau yang nggak sabar menghadapi anak. Duuh miris deh nih hati.

Banyak banget alasan mas Hepy agar Sinta nggak usah diajak balik lagi, dari masalah kebersihan (yang menurutku bukan masalah super penting, yang penting anak-anak tho!!), masalah sikap, masalah kleptonya yang sepertinya masih jalan (terpaksa aku tutup mata, hati-hati aja taruh uang), dan masalah Sinta yang hanya lulusan SD, yang menurut si mas nggak bisa lah dia ngajari anak dengan baik bak babysitter berpengalaman.

Huuuf, akhirnya minta tolong Mamaku lagi untuk dicarikan PRT. Reaksinya?? Mamaku udah capek selama ini sibuk mencarikan PRT, ada yang asal, mau kerja minta dibayar 1 jeti per bulan lah (gedubrak...kaya dari yayasan saja), ada yang mau kerja tapi milih-milih tugasnya nanti, dll. Pokoknya Mamaku sudah capek, akhirnya aku minta tolong ke ibu mertua yang selama ini belum pernah pusing nyarikan PRT.

Komentar adikku, jangankan mau mencari PRT yang pinter, rajin, rapi, mau cari yang nggak pinter dan serampangan aja susah banget kok. Belum lagi tidak ada kepastian dia bakal baik atau tidak terhadap anak-anak. Nilai plus Sinta di mataku, dia baik sama anak-anak, hal selain itu bisa dikompromikan, bisa disiasati. Aku harus turun tangan mengawasi dia langsung, menasehatinya lembut dan pelan-pelan untuk kebaikan semuanya. Ini janji yang kuajukan pada suami agar dia mau menerima Sinta lagi di rumah. Dengan berbekal minta bantuan kepada ibu mertua juga sih, agar beliau mau memberi saran pada si mas yang keras orangnya.

Alhamdulillah, si mas mau menerima saran dan bujukanku. Sinta kubawa balik ke Jakarta. Selama ini aku juga yang salah, mentang-mentang sudah ada PRT malah keenakan. Tidak mengawasi dan membimbingnya, kulepas begitu saja. Sekarang aku sudah balik ngantor, tugas-tugas harian Sinta selalu kupantau, kuevaluasi setiap hari. Itu pun masih kecolongan, ada saja yang masih membuat si mas ngomel-ngomel saat pulang kantor, bad mood kali ya....sabaaar....!

Read More

Jumat, 05 November 2010

Hari Kedua, Ketiga, dan Keempat

Hari Kedua

Kirain bakal nganggur lagi, eh daku ditowel sama bu Kasubbag. Diajakin bantu-bantu jadi seksi sibuk bin seksi konsumsi acara rapat. Heemm......ternyata.....lumayanlaaah. Ada kegiatan, sibuk-sibuk dikit gitu, yang asyik sih karena ada banyak konsumsi a.k.a makanan huahaha. Macem-macem dari snack pagi yang enyak, makan siang ala Sunda yang bikin ngiler, sampai snack sore ala rebus-rebusan seperti jagung, pisang, kacang, kedelai yang bikin nih mulut nggak berhenti nggiling hehe plus kopi panas yang nggak bikin ngantuk.

Kesimpulan, hari keduaku dikasi . Kenyang.....(dasar gembul) dan yang pasti ada kegiatan itu hari. Oya, sempet ketemu pak Tjip yang biasanya cuma liat di tipi :)

Hari Ketiga

Katanya hari ini aku bakal dapet nota dinas penempatan di bidang Pemeriksaan. Tunggu punya tunggu kok gak ada kabar juga yaaa. Akhirnya baca buku yang baru kubeli, I Love To Be Mom-nya Iris Krasnow. Membunuh waktu lah, sambil nahan dinginnya AC. Alhamdulillah sorenya dapet kabar kalau aku memang ditempatkan di bidang Pemeriksaan. Excited, bidang baru yang tentu saja aku harus belajar dari nol. Seneng karena bakal lepas dari jabatan kutukan Bendahara . Sempat juga ditanya-tanyain sama mas bendaharanya, berapa lama jadi bendahara, dll, ditanyain juga mau gak jadi bendahara lagi!! Ampun deh, nggak mau lagi ah.

Today, Hari Keempat

Diawali dengan acara rutin setiap Jum'at pas awal bulan, jalan santai di Senayan (aku nggak ikut) dilanjutkan dengan makan pagi bersama seKanwil (naa yang ini pasti ikutlaaah haha). Surprise sama jenis makanannya hihi maklum orang udik, untung emang gak sarapan dari rumah tadi. Sempat juga aku maju ke depan untuk perkenalan pegawai baru, pada melongo mereka pas tau aku pindahan dari kampung nan jauh di mato. Heran gitu, kok bisa-bisanya dulu penempatan sampai Solowesi eh Sulawesi.

Setelah kenyang (banget) mulai deh duduk manis di tempat baru, siap-siap tuk belajar hal baru. Ternyata di atas mejaku sudah disiapkan dua bundel tebel peraturan pemeriksaan untuk dibaca dan dipelajari. Tidak lama kemudian mulai sibuk kerja laporan ini itu yang mau jatuh tempo, pelan-pelan sih maklum masih belajar.

Senengnya, dah dapat kompi sendiri. Pas jam istirahat gini bisa ngeblog atau browsing siiip. Sepertinya minggu depan bakal sibuk deh, kerjaan yang dikasih ke aku dah numpuk tuh, bismillah......

Read More

Selasa, 02 November 2010

Hari Pertama Nih.

Setelah kemarin mengantar Farah ke PAUD dan mendaftarkan Syifa sekolah sudah beres, waktu yang dinantikanpun tiba. Hari ini saatnya aku masuk kantor baru. Excited rasanya.

Berangkat boncengan motor sama suami (irit kan..hehe), sambil merasakan ramainya lalu lintas jalan raya Jakarta. Bakal jadi makananku sehari-hari nih, dinikmati ajaaa! Note for today : Jangan mentang-mentang rumah dekat dengan kantor, trus berangkatnya mepet!! Grusa-grusu jadinya.

Sesampainya di Kapus, langsung nyari pak satpam. Mau nanya letaknya Kanwil Jakbar di lantai berapa gitu, maklum kan new comer neh. Eh, ternyata pak satpamnya nggak tau hiks. Diantarlah untuk nanya ke mas-mas CS yang dengan pedenya bilang lantai 24. Berdesak-desakan dalam lift menuju lantai tujuan sembari menikmati rangsangan semua panca indera, banyak hal baru gitu loh.

Akhirnya sampailah aku di lantai 24 yang ternyataaa...Kanwil Jaksel maak! Yaah, nyasar dong :(. Nanya-nanya lagi deh, dan katanya kantor baruku di lantai 22. Untung ga beda jauh, salah 2 lantai aja kok.

Finally, bener, ga nyasar, amin! Nanya-nanya lagi (bener kata pepatah, Malu Bertanya Sesat di Jalan) ke pak satpam dan diantarlah aku menghadap Kabid RT. Eits, bukannya seharusnya ngadep Kabid Kepegawaian yak? Haha, salah orang, pindah lagi deh. Ternyata Kabid Kepegawaiannya ibu-ibu looh. Baik banget dah, biasa mak-mak, kita jadi ngobrol macem-macem deh, dari sejarah kerjaan, keluarga, sampai daerah asal yg olala sama-sama orang Jatim. Hehe, bisa ngomong pake boso Jowo dong ntar.

Oleh beliau aku diantar menghadap bapak Kabag Umum. Ternyata lagii, dia dulu pernah penempatan di Palu! Kenal sama temen-temen seangkatanku :), dunia selebar daun kelor hehe. Karena belum ada SK aku mau ditaruh di bidang apa, untuk sementara aku dimasukin di bidang Rumah Tangga dulu.

Sekarang lagi duduk manis, di partisi kosong dengan kompi mati karena belum minta terminal colokan. Belum ada ato belum dikasi kerjaan ato ngangguurr. Kata suami ne, bakal lumayan lama situasi kaya gini. Yah berdasarkan pengalaman dia pas awal masuk kantor barunya kemarin. Heem, besok bawa buku deh, ato bawa cucian aja sekalian biar ada kegiatan hehehe.
Read More

Minggu, 31 Oktober 2010

Perjalanan Panjang.

Alkisah tanggal 22 Oktober 2010 kemarin, saya, anak-anak, dan Sinta berangkat ke Malang naik KA Gajayana. Berangkat diiringi dengan derasnya hujan yang menyerbu Jakarta, dari sms adik diberitakan di televisi bahwa Jakarta terkena badai. Awan sore itu memang sangat gelap menghitam, membuat bulu kuduk meremang, hanya bisa bertasbih saja melihatnya.

Perjalanan ke Malang membutuhkan waktu sekitar 16 jam, lebih lama dari biasanya. Dulu suami pernah naik KA Gajayana sampai di Malang jam 8.30 pagi, kemarin itu kami tiba sekitar pukul 10.30, lumayan bedanya ya. Seperti biasa, Farah mabuk AC, seperti kalau naik taksi, jadi dia muntah sampai 3 kali, ganti baju juga 3 kali deh. Kalau Syifa sih sudah gak mabukan.

Cukup senang juga, ke Malang bisa ketemu keluarga besar, meski untukku hanya sehari saja karena tanggal 24 sore harus sudah terbang ke Makassar via Surabaya. Deg-degan karena harus meninggal Syifa dan Farah. Beberapa hari sebelum berangkat, saya sudah berkali-kali menyampaikan ke anak-anak bahwa umminya mau ke Majene dulu, menyelesaikan pekerjaan, ambil mainan dan boneka Syifa Farah. Mendengar penjelasan saya tersebut, mereka manggut-manggut dan akhirnya melepas kepergian saya tanpa tangisan tapi dengan lambaian tangan dan senyuman. Plooong rasanya.........

Kuatir?? Tentu saja, saya kuatir akan Farah, si bungsu yang masih 3 tahun itu. Apa dia paham bahwa umminya pergi untuk 6 hari yang cukup lama bukan hanya beberapa jam saja mungkin seperti yang ada dalam anggapannya? Kalau Syifa sih insyaAllah sudah mengerti dan saya cukup santai meninggalkan dia dengan neneknya. Benar saja, malam hari ketika sebelum tidur dan bangun tidur, atau ketika sementara bermain, Farah tiba-tiba selalu menanyakan saya, "Dimana Ummi?".

Kembali ke kisah perjalanan saya, berangkat menumpang pesawat Lion Air menuju Makassar, sampai di sana jam 8 malam. Bersegera meninggalkan bandara agar tidak tertinggal bus malam yang menuju Majene. Kalo telat bisa susah mencari angkutan ke sana. Alhamdulillah meski agak mepet waktunya, 10 menitan sesampainya saya di Maros, tempat berhenti bis untuk membeli oleh-oleh roti Maros, bis yang saya nantikan tiba juga. Duh, lega rasanya, tinggal duduk manis nunggu 7-8 jam untuk bisa sampai di Majene.

Tidak bisa tidur di bis ternyata, karena dapat tempat duduk di belakang pak supir yang membuat mata jadi silau terkena kilatan lampu mobil yang berpapasan dengan bis. Bagaimanapun, hati tidak tenang rasanya, teringat anak-anak dan merasakan rindu yang amat sangat, padahal baru ditinggal beberapa jam saja. Akhirnya hanya bisa merem melek, sebentar tidur sebentar bangun lagi, banyak berpikir dan merenung jadinya.

Alhamdulillah sampai juga di rumah Majene, fiiuuuh.....seperti kapal pecah........super berantakan dan kotor. Selama 2 minggu terakhir rumah dinas KPPN itu dihuni oleh seorang teman yang pegawai KPPN juga dengan seorang anaknya yang masih 2 tahun. Rumahnya besar, tidak heran kalo si mbak mungkin tidak sempat membersihkan seluruh rumah. Heem...banyaaak sekali kenangan di rumah itu. Rasa kangen pada anak-anak makin menjadi. Berkelebat bayangan anak-anak ribut lari-lari di dalam rumah atau sedang mandi bersama-sama. Kalau memandang halaman, jadi teringat anak-anak yang dulu suka bermain ayunan bikinan abinya. Hiks....jadi mellow bangeeeeeet.......

Bagaimanapun tujuanku ke Majene untuk segera menyelesaikan banyak urusan. Segera deh bersiap ngantor lagi, bertemu dengan tumpukan pekerjaanku yang selama berbulan-bulan sudah kutinggalkan. Bertemu kembali dengan teman-teman kantor yang kaget dengan kedatanganku, apalagi ketika mendengan kabar SK sudah keluar, banyak yang mengucapkan selamat. 5 Hari kerja di Majene, seolah jadi anak kos, makan pesan katering, siang tidak pulang tapi istirahat di kos teman, malam tidur sendirian hiks....untung cuma 4 malam.

Ternyata memang pekerjaanku tidak mungkin selesai dalam 5 hari, tapi karena suami hanya memberi waktu terbatas, akhirnya dengan sedikit bujuk rayu dan muka memelas, Kasubag Umumku mengijinkan untuk membawa sebagian pekerjaan ke Jakarta agar dapat segera kuselesaikan di sana. Lega sih, bisa secepat mungkin kembali bertemu anak-anak. Apalagi gantian mereka panas badannya, duuh jadi ngenes rasanya.

Sesuai saran suami akhirnya diputuskan untuk bertemu dengan anak-anak di bandara Juanda saja, agar kami bisa segera pulang ke Jakarta. Hari Jum'at malam tanggal 29 saya berangkat ke bandara Hasanuddin Makassar, paginya terbang ke Surabaya untuk bertemu anak-anak yang datang diantar mertua dan orang tua saya. Lalu kami terbang lagi menuju Jakarta untuk kembali berkumpul sebagai satu keluarga. InsyaAllah untuk beberapa tahun ke depan kami bisa bersama-sama terus, mungkin sampai ada mutasi suami lagi yang entah kapan akan terjadi. Sementara itu kami akan benar-benar menikmati kebersamaan ini, Amin.

Read More

Jumat, 22 Oktober 2010

Alhamdulillah

Tanggal 20 kemarin di siang hari, ketika lagi sok sibuk di dalam rumah tiba-tiba hp berbunyi menandakan ada tarzan lewat rame-rame sama teman monyetnya *ringtone hpku suaranya tarzan*, eh maksudku menandakan ada sms masuk. Sekilas ngelirik hp jadul kesayanganku, kok ada sms dari temannya suami yang selalu mengira nomerku adalah nomer suami juga. Smsnya begini, "Hepy, pindah istrimu dah di-acc..". Reaksi saya?? Bengong, mata merem melek, senyum-senyum, cemberut lagi, mikir, trus salto......*yang ini bohong haha*. Tentu saja saya langsung mencet-mencet badan dekil si hp dengan maksud menelpon si mbak yang sms itu. Dengan semangat 45 say hi, SKSD, langsung nyerocos nanyain maksud smsnya.  Dan kata si mbak...........yup, SK pindahku sudah diteken, di acc, disetujui, dikeluarkan!!!

Alhamdulillah............Subhanallah...........Allahu Akbar...!!! Hati dan mata langsung gerimis mengundang *ups lagu Malay nih*. Bersegera aku sujud syukur, benar-benar nikmat rasanya mendapat anugerah seperti ini. Hal yang sangat kunantikan selama 2 tahun terakhir akhirnya kudapatkan. InsyaAllah tidak lama lagi say no to LDL.

Ok..ok...stop drama indianya, stop nyanyi-nyanyi sambil muter-muter di pohon jambu sebelah rumah, yang punya kontrakan dan tetangga kanan kiri dah mulai ngelirik dan bergidik jijik hiiiyy. Tarik nafas........hembuskan...........tariiiik...hembuskan...........*asli bukan sedang senam pernafasan atau latihan tenaga dalam*. Segera telepon suami, meneruskan sms temannya juga. Pokoknya nggak sabar mendengar kejelasan beritanya. Teman yang sekarang ada di Palu, sesama pelaku LDL juga telpon ngabarin berita yang sama, kami sama-sama bersyukur. Malamya ada teman sms nanyain perihal berita SK juga, dia dapat kabar dari temannya kalau memang SK per tanggal 19 Oktober 2010 sudah diteken dengan resmi, tinggal menunggu diluncurkan *albuuuum kalii*. Tambah panas dingin sayanya nih, akhirnya suami nelpon temannya dan dapat kepastian berita.

Alhamdulillah.........kemarin tanggal 21, pagi-pagi teman saya yang di Palu menelpon untuk kasi kabar bahwa SK pindah sudah mejeng di inbox imelnya. Saya dengan tak sabar menelpon suami untuk minta tolong dibukakan imel saya, karena lagi nggak ada laptop di rumah. Dan............SK benar-benar sudah ada! Mejeng dengan syahdu di inbox, saya dipindahkan dari MAJENE ke JAKARTA, tepatnya Kanwil DJP Jakarta Barat yang ternyata lokasinya satu gedung dengan kantor suami. Subhanallah....keinginan untuk bisa pulang pergi ngantor boncengan dengan suami insyaAllah bisa terlaksana. Benar-benar anugerah.

SIngkat kata singkat cerita, teringat hutang kerjaan yang menumpuk dan menanti dengan putus asa di Majene. Huuff..mau nggak mau saya harus kembali ke sana untuk menyelesaikannya, it's my responsibility. Jadi, saya dan suami memutuskan untuk menitipkan anak-anak di rumah mbahnya di Malang selama kurleb seminggu, dan saya akan pergi sorangan wae ke Majene. Mudah-mudahan waktu yang semingguan itu cukup untuk menyelesaikan semua hutang pekerjaan yang ada, meski mungkin saya harus begadang ala Rhoma Irama untuk itu.

Ya..ya..ya...inilah akibat dari kebiasaan buruk saya yang sudah saya lakoni seumur hidup, malas dan selalu menunda-nunda pekerjaan. Jangan ditiru ya MPers, karena tidak baik untuk kesehatan jiwa dan raga juga menyebabkan komplikasi hati dan pikiran.

Do'ain agar semuanya lancar jaya ya................
Read More

Akhirnya............

Tersungkur ku dalam sujud syukur
Do'a-do'aku diijabah
Keinginan-keinginanku terkabul

Air mata ini mengalir
Hati ini penuh syukur
Bibir ini tak henti tersenyum

Kini duka berganti suka
Angan menjadi nyata
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan......

A new day has come


*Alhamdulillah SK pindah sudah keluar*
Read More

Minggu, 17 Oktober 2010

[Random Snippets-AIR] Takuuut...!!

Gantungkan cita-citamu setinggi langit.

Sering baca kalimat ini sewaktu SD, tertempel di tembok-tembok kelas. Ada satu cita-citaku yang belum kesampaian sampai sekarang, hanya baru tergantung aja di langit. Apa itu?? Berhubungan dengan air yang pasti, biasanya suka membuat aku susah nafas, merem melek mengusap muka, dan tersedak, gelagepan kata orang Jawa. Ya..ya..ya...tebakan Anda benar (emang tadi nebak gak?), saya bercita-cita ingin bisa BERENANG!!!!! Eiits....jangan mesam-mesem apalagi ketawa ngikik ya, saya memang sudah emak-emak, punya anak, cantik pulak -apa hubungannya?-, tapi saya pengeeeen sekali bisa berenang. Gaya apa saja deh, mau gaya kupu-kupu, gaya dada, gaya punggung, gaya katak, asal bukan gaya batu *ini mah langsung tenggelam*.

Jaman dahulu kala ketika tuan putri (baca : aku) masih kecil, seperti anak-anak lainnya suka main air, suka berendam meski cuma di bak mandi. Asli lho, dulu pas SD diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua, aku berlama-lama mandinya, padahal aku masuk ke dalam bak mandi. Dulu rumah orang tuaku mungil, bak mandinya juga mungil. Aku membayangkan diriku sebagai seorang putri yang lagi berendam wewangian. Asyik banget sampai Mama ngetok-ngetok pintu kamar mandi sambil teriak-teriak, takut ada something wrong padaku. Ketagihan ceritanya, besoknya aku ngajak adikku yang juga cewek dan hanya terpaut 3 tahun untuk sama-sama menikmati berendam di bak mandi ala putri. Besok-besoknya lagi aku malah ngajakin tetanggaku berendam bertiga sampai lamaaaa banget. Kebayang kan tuh air mandi jadi terkontaminasi hahaha, akhirnya kami dimarahi Mama deh.

Orang tuaku jaraaang banget mengajak aku ke kolam renang, apalagi ke laut, jauuh itu sih. Hanya sekali dua kali saja, sehingga aku kurang akrab dengan air. Sewaktu mandi keramas saja sudah teriak-teriak kalau disiram air di kepala hehe. Jaman SMP juga gak pernah belajar renang, ingin sih, tapi gak ada ekskulnya jadi yah gak kepikiran juga. Nah, pas jaman SMU nih ada praktek olahraga berenang. Ampun, kaget banget, ngeri, jantungan, deg-degan, keringetan, takuuuut -lebay-. Mau nggak mau harus berlatih akhirnya, sekali seminggu sudah bagus banget, tapi tetep saja nggak mahir-mahir. Cuma bisa maju 2 meteran trus glek..glek...minum air kolam yang terkontaminasi itu huueeekk.......

Pernah juga hampir tenggelam, alhamdulillah ditolong mas-mas yang duduk di pinggir kolam. Sampai sekarang nih, aku masih gelagepan kalo main air sama suami trus tiba-tiba dia nyiram air ke kepalaku. Langsung deh aku teriak sambil merem dan nahan nafas, kalap mencari handuk untuk melap mukaku. Dan....ternyata kedua anakku juga begitu, suka main air tapi takut air -sigh-. Maka cita-cita nambah lagi, tidak hanya ingin agar aku bisa berenang tapi juga ingin agar Syifa dan Farah juga bisa berenang.



Apalagi Rasulullah menyunahkan agar kita mengajari anak-anak kita untuk berenang, selain memanah dan naik kuda. Jadi berenang itu pasti bermanfaat banget kan ya, selain untuk kesehatan, juga sebagai skill kita pribadi. Bukan tidak mungkin takdir membawa kita ke daerah yang berair dan tentunya memerlukan keahlian berenang. Contohnya aku nih, yang lulus SMU tiba-tiba harus kuliah ke pulau Sulawesi, nyebrang laut nih ceritanya, naik kapal pula. Kebayang kan ngerinya, kalau sampai ada musibah trus akunya nggak bisa berenang huhuhu. Komat-kamit berdo'a terus jadinya sewaktu di atas kapal, pengen selamat, pengen cepet sampai tujuan.

Alhamdulillah suami bisa berenang, jadi ada pelatih gratisan dong ah *ibu teladan suka yang gratisan haha*. Rencana kemarin mumpung ada di Jakarta, pengen banget ngajak anak-anak ke Waterboom, duuh sampai ngimpi-ngimpi lho. Bahkan aku sudah beli satu setel pakaian renang muslimah, yang sayangnya sampai sekarang masih terlipat rapi di dalam lemari. Belum kesampaian nih sampai hari ini untuk belajar renang dan untuk mengakrabkan air kepada anak-anak.

InsyaAllah nanti kalau aku sudah resmi pindah Jakarta beserta anak-anak, bisa kumpul lagi dengan suami, sudah menetap di Jakarta, rencananya mau rutin sebulan berapa kali gitu pergi ke kolam renang, berusaha untuk meraih cita-citaku tersebut.

*****
Ditulis untuk meramaikan lombanya mbak Vina di http://revinaoctavianitadr.multiply.com/journal/item/348

Read More