Kamis, 26 Agustus 2010

25 September 2010

Tak terasa, kurang lebih sebulan lagi cuti besar yang kuambil akan expired. Cepat atau lambat (dan biasanya akan terasa cepat) hari itu akan tiba juga. Campur aduk rasa di hati ini, meski sekarang belum tiba waktunya untuk packing baju dan siapin tiket balik ke Makassar untuk selanjutnya meneruskan perjalanan yang cukup melelahkan, tidak cuma fisik tapi juga mental, ke Majene.

Baru-baru ini aku dan suami akhirnya membicarakan tentang rencana kembali ke Majene. Mau tidak mau harus dibicarakan juga tho, meski bulan-bulan sebelumnya kami berdua sok amnesia. Tidak kenal Majene, tidak peduli kerjaanku yang amit-amit numpuknya, tidak tau tanggal dan hari. Hanya ada aku, dia, dan anak-anak. Ya, kami benar-benar menikmati kebersamaan sebagai sebuah keluarga yang utuh. Alhamdulillah.

Tak kenal waktu, doa-doa terus dipanjatkan agar SK pindah ikut suami bisa segera keluar. Meski akhirnya aku dan anak-anak musti balik dulu ke Majene, besar harapan bisa secepatnya berkumpul lagi dengan suami di Jakarta.

Berat rasanya, harus LDL lagi. Bismillah...
Read More

Kamis, 19 Agustus 2010

Ramadhan Kali Ini

Alhamdulillah bisa bertemu lagi dengan bulan suci Ramadhan, semoga bisa menyelesaikannya dengan baik.

Banyak yang berbeda antara Ramadhan kali ini dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Alhamdulillah perbedaannya kali ini justru lebih baik, positif, dan menyenangkan.

Tahun lalu dan tahun sebelumnya masih LDL sama suami, jadi aku makan sahur tanpa ada suami di sisi. Kalau tahun 2008 sahur dan buka ditemani ART yang nginep karena dia diimpor dari Malang, di tahun lalu yaitu 2009 aku malah cuma sahur berdua saja dengan Syifa yang masih 4 tahun. Kuculik paksa dia dari tidurnya yang lelap untuk menemani emaknya makan sahur. Teringat muka imutnya Syifa yg terkantuk-kantuk masih bau iler, duduk menemani aku di dapur. Atau dia guling-gulingan di kasur sementara aku makan sahur sambil nonton acara favorit, Para Pencari Tuhan (jd kangen film bermutu kek ini). Ada rasa nelangsa juga seh, jauh dari ortu dan suami. Alhamdulillah tahun ini bisa berkumpul sekeluarga, ada suami! Ditambah anak-anak yang juga ikut bangun sahur, Subhanallah rame dan nyenengin.

Godaan kala puasa untuk Ramadhan kali ini pun lebih sedikit lho. Kalau tahun-tahun lalu puasa sambil gawe di kantor, tahun ini at home aja, full time. Senang aja, ga ada godaan ngegosip gitu looh, secara di kantor adaaa aja acara ngeluhin ini itu, ngomongin si anu si inu, capee deeh. Belum lagi kalo lagi ga ada kerjaan, nganggur aja, berasa ga nyaman ujung-ujungnya ngumpul lagi deh guyonan ga jelas gitu. Sekarang aku di rumah aja, ngerjain tugas sebagai FTM, bisa nambah ngelaksain ibadah sunah, bisa nambah halaman tilawah. Alhamdulillah.

Dua kali lebaran aku ga pulang. Lebaran di kampung orang rasanya haru, inget keluarga besar di Malang. InsyaAllah lebaran ntar aku n keluarga kecilku bisa mudik, meski mepet. Dapat tiket KA tanggal 10 Sept, nyampe Malang dah lewat sholat iednya. Ga pa pa, yang penting bisa pulang, sungkem ma orang tua tersayang, peluk adik-adik tercinta.

Selamat menjalankan ibadah puasa ya, moga bisa gol pe lebaran, moga bisa naik derajat ketakwaan. Amin.
Read More

Selasa, 03 Agustus 2010

Hamil Lagi, Siapkah?

Sebagai seorang istri yang bersuami dan sedang tidak ber-KB sesuai anjuran BKKBN (bener ga singkatannya?), maka kalau membicarakan kemungkinan untuk hamil lagi harusnya sudah siap. Aku siap kok, insyaAllah, tapi... Lha, siap kok pake tapi tho yo buk!

-sigh-Setelah mengalami keguguran bulan Nopember 2009 yang lalu, ada semacam rasa ragu, sedikit rasa takut, ditambah kekhawatiran untukku bila aku hamil lagi. Sebenarnya, kehamilan ketigaku kemarin memang direncanakan, kami pengen ada tangis bayi lagi di rumah, sembari berharap bayi itu berkelamin laki-laki. Harapan normal bagi sepasang suami istri yang sudah dianugrahi dua anak perempuan. Tapi ternyata Allah punya rencana lain, aku harus keguguran di usia kandungan 2 bulan. Sedih? Ya. Kehilangan? Sedikit, tidak terlalu, heem Ya..ya, aku merasa kehilangan.

Hamil lagi? Tentu aku mau, usiaku insyaAllah masih cukup untuk nambah 1 dan atau 2 anak lg agar kami punya anak 4 orang, atau 5? Boleh juga hehe. Entah kapan aku diijinkan olehNya untuk kembali hamil, tapi kapanpun itu aku ingin menyambutnya dengan rasa siap, optimis, bahagia, syukur yang amat sangat. Aku ingin ketika aku hamil lagi nanti, ada suami mendampingi di sisi. Agar dia bisa menemaniku di kala hari-hari berat morning sick, menguatkan, menyemangati, menghiburku.

Apakah aku trauma dengan keguguran kemarin? Mungkin ya, mungkin tidak. Sepertinya yang membuatku trauma adalah ketika jauh dari suami dalam kondisi hamil. Merasa sangat sensitif saat tidak ada telepon atau smsnya yang menanyakan kabar atau perhatian lainnya. Ya, aku tahu suamiku tidak bisa memperlihatkan ekspresinya, apapun itu, via hape, satu-satunya alat komunikasi kami saat LDL. Dia jenis orang yang kurang romantis, apalagi mau bermesra ria lewat telepon. Sehingga saat itu suasana hatiku benar-benar kacau. Bahagia karena hamil, tapi menangis sedih di saat yang sama. Saking stresnya, ditambah capai, mungkin, terakumulasi jadi satu, akhirnya aku keguguran. Gimanapun smuanya takdir Allah kok.

Saat ini aku memantapkan hati, termasuk iman tentunya. Bersiap dengan takdir Allah berikutnya. Akankah aku hamil dalam waktu dekat, atau malah suatu saat nanti? Dalam kondisi dekat dengan suami ato malah pas LDL? Semuanya masih rahasiaNya, tapi bila saat itu tiba, insyaAllah aku sudah siap. Ya, karena apapun itu adalah keputusan yang terbaik dariNya untuk hambaNya.
Read More