Kamis, 30 September 2010

Baca Yuuk!

Ternyata selama 4 bulan nggak ngantor, tidak serta merta membuatku bisa meluangkan banyak waktu untuk membaca. Tetep aja banyak buku tersusun rapi menanti giliran untuk diperawani-halah bahasanya-

Tapi untuk bulan September ini lumayanlah, total ada 3 buku yang selesai dibaca, yaitu Dengan Pujian, Bukan Kemarahan; Totto-chan; dan Long Distance Love. Buku yang kusebut terakhir itu sebenarnya mulai kubaca sejak bulan Juli lalu tapi sistem buka tutup gitu deh.

Kalau bulan-bulan kemarin cuma baca To Kill A Mockingbird dan Negeri 5 Menara. Oh ya, ada juga buku parenting Mendidik Dengan Cinta yg sampai sekarang belum selesai juga, kurang 2 bab aja.

InsyaAllah ke depannya lebih semangat tilawah dan baca buku. Untuk hapalan surah, aku lagi ngadat, 4 bulan ini ga nambah apa-apa. Hiks, ga ada yang ngejar-ngejar minta setoran hapalan kali ya...

Yuk, sukseskan Gerakan Baca Bukumu, Jangan Beli Mlulu! :D
Read More

Rabu, 29 September 2010

Antara Aku dan Dia (part 1)

Layaknya semua hubungan antar manusia yang rumit dan kompleks, begitu juga dengan hubunganku dan dia sebagai hubungan antara suami dan istri. Lahir dengan sifat-sifat bawaan yang sudah tercetak dalam gen-gen yang ada, ditambah dengan pengaruh lingkungan dan cara didik orang tua masing-masing, tentulah akan membuat suami maupun istri mempunyai kepribadian yang berbeda bahkan bisa 180 derajat bertolak belakang.

Seringkali di saat aku benar-benar merasa tak berdaya dan tertekan, aku berpikir mengapa aku dan dia menjadi pasangan suami istri? Mengapa dia, bukan yang lain? Mengapa aku yang menjadi istrinya, bukan perempuan lain? Begitu banyak perbedaan di antara kami, begitu banyak kejutan-kejutan tak terduga tentang dia yang masih bisa membuatku terpana ketika aku menghadapinya. Pasti begitu juga sebaliknya.

Bukan, bukan berarti aku menggugat takdir yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Justru pertanyaan-pertanyaan itu semua telah mendorongku untuk berpikir positif. Berusaha mencari hikmah dan manfaat dibalik perjodohan yang Allah Swt tetapkan antara aku dan dia. Justru kini aku makin semangat berusaha untuk mengenali diri sendiri, kepribadianku, karakterku, sifatku, dan juga berusaha mengenali dirinya.

Ya, bagaimana mungkin aku bisa memahami dirinya jika aku tidak memahami diriku sendiri terlebih dahulu? Jujur, selama aku beranjak dewasa sampai menikah, aku belum tergugah untuk mengenali diriku sendiri. Proses pencarian jati diriku kala remaja berlangsung kurang sukses. Aku sempat terdampar di pulau-pulau terasing dan tersesat di sana. Saat-saat itu begitu gelap dan kacau, tidak tahu harus bagaimana, tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus mengadu pada siapa. Tidak bisa bercerita pada orang tua karena merasa kurang dekat dan takut nanti malah dimarahi, dipojokkan, dan disalahkan! Mengadu pada Allah? Ah, saat itu aku masih jauh dariNya.

Teringat sabda Rasulullah: Barangsiapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya. Saat pertama kali mendengar hadits itu, aku belum paham maksudnya. Apa hubungannya antara mengenal diri sendiri dengan mengenal Allah Swt? Ternyata mengenali diri sendiri adalah sebagai modal dasar untuk sukses dalam berinteraksi, baik dengan sesama manusia, terlebih dengan Sang Pencipta. Jadi, apakah saat ini aku sudah benar-benar mengenali dan memahami diri sendiri? Belum. Masih banyak misteri dalam diriku yang aku sendiripun belum berhasil menyibaknya.

Kini aku yakin, selama apapun usia pernikahan kita, pembelajaran untuk mengenali diri sendiri apalagi diri pasangan tidak akan pernah selesai. Karena ini adalah pekerjaan seumur hidup kita.


Read More

Nggak Rela LDL Lagi

Waktu terus berjalan...tidak terasa sudah 4 bulan 2 hari aku dan anak-anak berkumpul lagi dengan suami, tak terasa cutiku sudah habis per tanggal 25 September kemarin.

Aku tahu, dengan SK mutasi yang belum kupegang, bahkan belum ada kabar sampai sekarang, aku dan anak-anak harus kembali ke Majene. Sampai kapan? Entahlah, sampai SK keluar pastinya, tapi kapan? Ah, hanya Allah Swt yg Maha Tahu.

Rencana semula dipilih tanggal 2 Oktober untuk terbang ke Makassar. Ketika hari itu makin dekat, seolah sama-sama jengah, aku dan suami tak kunjung membuking tiket, bahkan juga tidak bertanya-tanya harganya, seperti yang biasanya kami lakukan.

Aku sudah bolos ngantor 3 hari, pengen cuek bebek dengan urusan kantor tapi itu namanya tidak bertanggung jawab bukan?! Akhirnya aku cari info harga tiket dan ternyata lumayan mahal karena pas weekend. Kata suami diundur saja tanggal 4 Oktober, hari kerja biasanya kan lebih murah gitu. Tapi ya gitu deh, sampai hari ini suami sibuk dengan kerjaan kantornya dan aku cuma bisa usaha nanya-nanya harga tiket. Kalau aku tanya masalah tiket, suami diam saja. Tidak rela, ya aku tahu, aku juga tidak ingin LDL lagi. Beraaat! Tapi bagaimanapun aku harus menyelesaikan utang kerjaan di Majene, harus, sebagai bukti tanggung jawabku dan konsekuensi atas gaji yang sudah kuterima.

Berserah diri padaNya, terus berdoa, semoga semuanya diberi kemudahan dan jalan keluar.
Read More

Selasa, 28 September 2010

Daster bahan katun dengan bordir Malang

Link

Nyoba posting make Market *bisanya yang ini* karena nyoba uplot foto di Photos kok gagal maning...gagal maning.... Siapa mau jadi volunteer buat ngajarin aku?? Dijamin dapet pahala buat ngeshare ilmunya hihi.

Ini dia dagangan pertamaku secara on line, daster bordir from Malang yang cantik-cantik dan bakal bikin emak-emak MP makin cantik aja di rumah. Yuuuk diliat-liat, kali aja ada yang ditaksir.
Read More

Minggu, 26 September 2010

Susah Makan, Gak Mau Makan, atau Gak Biasa Makan?

Mau cerita (lagi-lagi) tentang PRTku. Selama punya anak, sudah beberapa kali gonta-ganti PRT. Kurleb ada sekitar 11 orang yang pernah kerja di rumah. Rekor terlama dipegang Sinta yang meski sering putus nyambung tapi kalo ditotal sudah dapet 2,5 tahunan lah. Disusul mbak Marni yang 2 tahun kerja, itupun mungkin bisa lebih kalo saja dia nggak MBA *hiks....jadi inget pas aku mewek2 shock dulu*. Rekor kerja terpendek ada 2 orang, namanya Ifa dan siapaa gitu aku sudah lupa, cuma seminggu pas. Gara-gara kurang bisa membujuk anak-anak tuk makan, kurang semangat merayunya gitu hehe.

Dari semua PRT itu, ada satu kesamaan yang ada pada 6 orang di antara mereka, yaitu kalau udah waktunya makan nih, disuruh makan tuh susaaaaaaaaaaaah banget. Kalau yang 5 lainnya lumayan gampanglah, waktu makan langsung ambil piring dan makan. Oya, aku nggak pernah membeda-bedakan menu makanan untuk PRT. Mereka makan dengan menu yang sama dengan apa yang aku makan.

Sinta. mbak Marni, Ucang, Ifa, Tina, dan Ana, mereka berenam ini yang jadwal makannya terserah perut. Kalau sehari belum terasa lapar, yaaaa gak makan deh seharian. Ampuuuun, gimana aku nggak khawatir coba. Mereka kan kerja, butuh tenaga, bakalan merasa capek, jelas-jelas butuh energi!! Kalau nggak makan, bisa sakit kan.......... Tapi tetep aja mereka nggak langsung makan kalo sudah tiba waktunya makan. Aku jelas geregetan, mungkin karena beda backgroundnya yah, aku kan kalau makan harus tepat waktu, 3x sehari pagi siang malam. Sedangkan mereka dari sononya bisa sehari cuma makan 1x atau paling banyak 2x sehari.

Analisa pertama kupikir mereka susah makan, entah karena belum napsu, belum lapar, atau....menu yang mereka kurang suka?? Padahal menu makanan di rumah biasa aja, asal ada sayur dan lauk ikan atau ayam. Kupikir bukan ini alasannya. kalau nggak mau makan...ah nggak juga, karena dalam sehari toh mereka pasti makan kok *ya iyalaah masa ya iya duuoong*. Jadi, kemungkinan besar alasannya adalah mereka nggak biasa makan. Mungkin karena secara ekonomi mereka kurang mampu, jadi sudah biasa dalam sehari makan cuma 1x sehari, kalau lagi berlebih bisa makan 2x sehari. Bahkan Sinta pernah cerita pernah nggak makan dalam sehari, jadi dia dan keluarganya seharian kerjanya cuma tidur untuk menghilangkan rasa lapar. Ya Allah....aku yang telat makan saja bisa gemetar nahan lapar, mereka malah gak biasa makan teratur. Aku patut sangat-sangat bersyukur atas rejekiku.

Tidak mungkin tidak, pasti kebiasaaan mereka jarang makan akan berimbas pada kesehatan mereka. Sebenarnya itu juga yang kukhawatirkan, kalau mereka sakit siapa yang bantu aku jagain anak-anak ketika aku ngantor? Riwayat kesehatan mereka yang kutau, Sinta kalau sakit bisa 2 hari tepar, itupun tetep nggak mau makan. Kaya kejadian kemarin ini, aku dan suami sampai maksa dia makan walau cuma sedikit. Alhamdulillah hari ini dia sudah baikan, sudah bergurau dengan anak-anak dan sudah beraktifitas seperti biasa. Mbak Marni, dia kuat fisiknya meski jarang makan tapi selama 2 tahun kerja kok rasanya nggak pernah ijin sakit ya, subhanallah. Kalo Tina dan Ana, badan mereka tuh berisi, hampir gemuk untuk ukuran mereka. Mungkin karena tulangnya gede ya kalau orang bilang. Kadang bergurau dengan mereka, nggak makan aja gemuk apalagi kalau makan, bisa obesitas kali hehe. Tapi ya gitu, Tina lumayan sering sakit begitu juga Ana, sampai muntahnya berdarah. Ya iyalah, gak biasa makan, tuh lambung jadi luka kaliii. Sedih aku dengernya, migrainnya juga sering kambuh sampai nangis-nangis dia. Rata-rata penyakit yang mereka punya ya maag itu deh.

Alhamdulillah dengan begini ada sisi baiknya, aku harus lebih mensyukuri apa aja yang tersedia di meja, apa aja yang bisa kumakan hari ini. Harus lebih bersyukur dengan uang hasil kerja yang kuterima, nggak capek-capek pake beberes rumah, berkutat di rumah seharian, ngerjain kerjaan domestik yang tiada henti kaya mereka. Ah, meski aku juga ingin jadi FTM tapi tetep nggak pengen sendiri di rumah haha dasar malas. Aku mah jadi FTM biar bisa main ma anak-anak dan bisa on line hahay, kalo kerjaan rumah mending PRT aja kaliii. Kecuali masak dan urus suami tetep aku yang handle hoho.
Read More

Senin, 20 September 2010

Namanya Sinta.

Pertama kali ikut aku di tahun 2005, saat Syifa anak pertamaku lahir. Usianya kala itu baru 13 tahun, baru saja lulus SD tapi sudah tidak lanjut sekolah lagi, tidak ada biaya alasannya. Meski baru lulus SD, dia termasuk anak yang cukup ngerti (atau nerimo ya?) dengan keadaaan, tidak terlalu kekanakan, malah termasuk berani. Lha di usia segitu sudah mau kerja sama orang, ikut diculik ke luar Jawa lagi.

Teringat kala itu ibunya membawanya ke rumah orang tuaku, ikut bantu-bantu beberes rumah dan nyuci baju. Si ibu menawarkan agar Sinta ikut aku, bantuin aku jaga Syifa apalagi aku harus kerja lagi setelah cuti bersalin habis. Antara ya dan tidak, antara butuh tapi bimbang juga. Dia masih kecil pikirku, terbayang aku saat seusianya yang masih anak-anak banget, gak bisa apa-apa, belum mandiri. Tapi kata Mamaku, anak seusia Sinta masih gampang dididik dan diarahkan, syukur-syukur kalo betah dan dia bisa terus ikut aku sampai saat dia nikah nanti. Akhirnya setelah banyak pertimbangan, aku dan suami setuju. Dia ikut aku ke Majene, Sulawesi Barat.

Hanya setahun, lebaran tahun berikutnya aku bawa ia pulang lagi ke Malang, tapi tidak kubawa lagi balik ke Majene. Padahal di sana dia sudah sempat ikut Kejar Paket B beberapa bulan, aku juga sudah menganggap dia sebagai adik, sudah sayang. Tapi sayang seribu sayang, ada kelakuannya yang mengecewakan, dia suka (kelihatannya lumayan ahli) berbohong dan beberapa kali kedapatan ambil uangku.  Sediih dan ada rasa kehilangan ketika di Majene tidak ada Sinta. Tapi mau gimana lagi, aku merasa tidak sanggup stres mikirin dia.

Takdir di tahun 2007 mempertemukan lagi aku dan Sinta. Saat Farah anak keduaku lahir, dia kembali ikut aku ke Majene. Memang selama dia tidak kerja denganku, kami masih bertukar kabar via sms. Kelihatannya dia masih ingin ikut denganku, jadi saat itu aku ajak lagi dia dengan pertimbangan dia sudah lebih dewasa (meskipun usia 15 tentunya masih termasuk anak-anak ya....) dan harapan bahwa dia bisa lebih bertanggung jawab.

Satu setengah tahun berlalu, tentu tidak mudah, ada banyak peristiwa-peristiwa yang bikin sport jantung meski banyak juga yang baik. Saat pulang ke Malang dia kuajak juga dengan pikiran dia bakal ikut lagi ke Majene, ternyata bapaknya melarang. Saat itu ortuku, mertuaku jadi prihatin memikirkan gimana nanti aku dan anak-anak di Majene, tidak ada yang bantu. Padahal di dalam hati aku mengamini keputusan bapaknya Sinta, sebelum berangkat mudik aku sudah bertekad dalam hati, bahwa tanpa Sinta insyaAllah akan ada Sinta yang lain yang bahkan lebih baik dari Sinta yang ini.

Ya, satu setengah tahun bersama, dalam usia pubernya, ternyata cukup merepotkanku. Tipe anak puber yang susah dikasi tau, susah diatur, membangkang, bikin aku cukup stres. Hal lainnya adalah sikapnya yang selalu mengganggu Syifa, kalo nggak sampai nangis gak puas dia. Rasanya aku punya anak ketiga hahaha, tambah puyeng deh. Alhamdulillah ada mbak Marni yang usianya di atasku, kuanggap kakak dan selalu menengahi ulahnya Sinta. meski akhirnya Sinta dan mbak Marni jadi sering bertengkar juga. Pokoknya saat Sinta gak jadi balik kerja, aku legaaaa.....plus H2C cari penggantinya yang nyatanya alhamdulillah dimudahkan Allah, dapet pengganti yang baiiiiiik banget namanya Ana.

Hihihi alhamdulillah si Ana mau nikah tanggal 3 Okt nanti, seneng dong, tapi pusing dikit. Siapa yang nanti bakal jagain anak-anak ya.......... Pilihan jatuh lagi ke Sinta wakakaka, duh kaya sinetron aja pake season 1 sampai season tak terhingga!! Jadi ceritanya kali ini Sinta ikut lagi sama aku. Setelah ngasi bapaknya (nyogokdotkom) rokok satu slot, uang gaji Sinta dibayarkan di muka selama 1 bulan, dan uang bonus. Bapaknya sok jual mahal, gak mau nemuin aku n suami yang ke rumahnya, cuma nyampein pesan lewat ibunya. Setelah uang dikasih, aku pulang ke rumah. Eh, Sinta datang sambil bilang kalo bapaknya bakal  kasi ijin ikut aku kalau gajinya yang sebulan lagi dibayarkan di muka. Ampuuuuuuuuuuun......

Ya..ya...ya...kenapa aku milih Sinta lagi?? Pertimbangannya, dia sudah kenal dengan anak-anak, dibalik semua ulahnya dia adalah anak yang baik, saat ini umurnya sudah 18 tahunan, insyaAllah lebih tanggung jawab kerja dan kalau mau cari PRT lain yang baru, duuh..butuh penyesuaian lagi kan, belum tentu juga mau diajak ke Majene. Sedangkan Sinta mau aja diajak nostalgia balik ke Sulawesi, dianya suka diajak jalan sih. So.....saat ini Sinta di Jakarta sama aku, alhamdulillah kerjanya oke, membantulah. Meski....tetep aja susah diajak sholat, gak mau katanya, dan tetep dia dengan gaya ceplas-ceplosnya yang kata orang Jawa nglamak atau gak sopan, tapi enjoy aja lah. Aku juga gak sempurna, aku juga banyak salah, banyak cerewet.

Terpenting sama-sama niat baik, mau kerja sama, ada toleransi, ada aturan. Soal sholat di usianya yang udah baligh tentu dah wajib, maka aku tidak akan bosan ngingetin dia, insyaAllah. Alhamdulillah dia baik sama anak-anak, itu yang penting, mereka langsung akrab. Legaaaa saat perjalanan balik ke Majene nanti aku ada teman jadinya. Ready to go back to the jungle hahahay...........
Read More

Minggu, 19 September 2010

Ga Jago *belum kali yee*

Ngelanjutin postinganku sebelumnya tentang pengen jadi on line seller, ternyata ada aja hambatannya ya. Cocoklah sebaiknya adikku aja yang menghandle. Bukannya kalah sebelum berperang sih, cuma akunya pengen belajar fokus, buktinya semua yang kulakukan kemarin-kemarin banyak yang mogok, kurang lancar, kurang sukses gara-gara aku gak bisa konsen ke semuanya.

Untuk jualan on line, barang dagangan mesti difotoin donk, kemarin sempet nyoba jeprat-jepret, ternyata hasil gak memuaskan. Mau perbaiki foto tapi barangnya ada di Malang. hem...mungkin biar adikku aja deh yang benahi. Ceritanya aku yang nanti mau uploadkan gitu di blog atau di FB, tapi ntar dulu deh. Persiapan belum matang, aku gak mau ntar pertama jualan on line tapi citra sudah kurang memuaskan.


Read More

Sabtu, 18 September 2010

On Line Seller

Jualan, dagang, bisnis kecil-kecilan sebenarnya sudah kukenal sejak masih usia SD. Macam-macam yang dijual, dari cincin kancing sampai Sophie Martin dan Capriasi waktu jaman kuliah. Ketika sudah kerja dan ada modal, akhirnya mencoba jualan jilbab dan baju muslimah. Sebenarnya berawal dari hobi setiap wanita yaitu belanja, kata Uje kan wanita diberi nafsu, nafsunya untuk belanja hihihi. Daripada nggak mungkin belanja terus bakal dipelototin suami, mending belanja banyaaaak, macem-macem, harga grosir...trus dijual lagi deeeh. Jadi nafsu belanja dan megang-megang baju dan jilbab cantik sudah terpuaskan hoho.

Selama di Majene aku dah jualan sejak sekitar tahun 2004, barang pertama titipannya ibu mertua yaitu tas pesta yang cantik unik dari manik-manik, buatan tangan Mama sendiri. Lanjut ke baju musliah sampai sekarang, tapi semuanya berjalan secara off line. Barang ngider di antara teman maupun kenalan di Majene, dari mulut ke mulut sampai nitip barang ke toko teman. Sayang aku kurang serius dalam bisnis, entah karena aku yang kurang niat atau karena memang gak dimenej secara profesional ya (atau karena dua-duanya), hasil bisnisku gak keliatan seperti kata suamiku. Uang hasil bisnis gak tau tuh kemana, kepake sendiri kali ya, boros gitu, berasa pegang duit banyak jadinya malah embeeeerrrrrrrrr.......

Beberapa tahun nyemplung di dunia maya terutama ngeblog, jadi kenal dengan belanja on line. Seru ya...tinggal klik-klik, cuci mata sampai jereng, akhirnya mupeng. Transfer sana-sini, sumringah kala paket yang dinanti nyampe tapi manyun kala ngintip saldo tabungan huahaha. Naaa sekarang ini aku jadi kok kepikiran pengen seriusin bisnisku di Majene yang masih berjalan, tapi terseok-seok, tersendat-sendat. Paling gak sudah ada jaringan, ntar kalo dah pindah Jakarta bisa jadi supplier teman-teman Majene.

Kepikiran juga nyoba jualan secara on line, tapi yang menej adikku di Malang. Kebetulan sejak lulus kuliah beberapa tahun lalu, nyoba ngelamar kerja sana-sini, tes PNS di mana-mana kok belum rejeki diterima. Sekarang dia kasi les anak SLTP, tapi gak banyak sih. Waktu luangnya masih bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Jadi aku kasi usul untuk jualan on line aja. Barang yang dijual yang khas Malang lah, biar deket dengan supplier. InsyaAllah mau nyoba jualan daster bordir Malang dan berbagai macam keripik buah juga keripik tempe khas Malang.

Pengen banget minta nasehat serta saran dan masukan dari emak-emak MP yang getol jualan on line, secara ilmuku masih nol, cetek bangets. Mau nanya tapi bingung nanyanya ke siapa ya....kan banyak kontak MP ku yang jualan. Mohon yang mau kasi ilmunya dikit-dikit, banyak juga alhamdulillah bisa PM aku atau komen aja di bawah. Sebelumnya jazakillah, makasih banyak, suwun.....
Read More

Selasa, 14 September 2010

Brrr... Uademe Reeek!

Alhamdulillah, hari Sabtu 11 September kemarin, kami sekeluarga sampai dengan selamat di Malang yang uadeeem. Meski KA Gajayana yang kami naiki agak telat, kami tetep semangat mudik 45 haha. Tujuan pertama ke rumah mertua karena lebih dekat dari stasiun, tinggal naik angkot jurusan terminal Arjosari saja. Seneeng banget, bisa ketemu lagi dengan keluarga besar suami. Reaksi anak-anak? Waah, jangan ditanya, mereka heboh banget, langsung main aja ga inget capeknya perjalanan.

Hal yang pertama kali ngagetin, seperti biasa, air di kamar mandi dingin banget ooiiy. Serasa air kulkas gitu, sempat juga menyurutkan keinginan untuk mandi hihi. Tapi di hari pertama mudik masa sih berkecutria, akhirnya nekat deh, mandi juga sambil teriak-teriak dikit nahan dinginnya air.

Alhamdulillah, di Malang nafsu makan anak-anak terutama Farah jadi meningkat. Pengaruh adem kali ya, pengennya ngunyah mulu. Duh, apa aja diembat. Kakek neneknya jadi sumringah, seneng banget liatnya, mengingat dulu Farah kurus melas gitu. Ngefek juga ke akunya ni, keliatannya perutku kok jadi ndut ya haha, kebanyakan ngemil neee.

Mudik kali ini ga banyak wisata kuliner ke luar alias jajan, karena pengen ngirit dan alhamdulillah dah dimasakin yang uenak-uenak di rumah ortu maupun mertua. Jajan keluar cuma maem bakso Presiden aja yang ngantri panjang kaya uler. Duh, kalah deh bakso di Jakarta!

Masuk hari ke tiga, mulai deh anak-anak kena batpil. Aku aja kalo malam menggigil kedinginan kok, apalagi mereka. Persiapan mau tidur jadi lebih ribet. Dipakein baju panjang, diolesin minyak kayu putih banyak-banyak dan mesti diulang lagi ngolesnya di tengah malam karena udaranya tambah brrrr ga kuaaat.

Oya, agenda mudik lainnya adalah hunting daster bordir khas Malang yang cantik-cantik itu. Pengen dijual lagi ntar di Majene, pengen juga jualan online sebenarnya, sekalian dengan keripik buah dan tempenya. Sayang mudik kali ini cuma seminggu, kurang lama tapi disyukurilah, daripada ga mudik, ya tho?
Read More

Senin, 13 September 2010

Teguran

Ku terjaga dari tidur yang melenakan
Ternyata aku bangun kesiangan
Ditegur dengan sebuah mimpi menakutkan
Membuat hati galau, sedih, malu, dan pecah tangis sedu sedan

Ya Rabb...
Tersungkur ku di atas sajadah
Lepas Ramadhan sudah kembali buat ulah
Sholat terlambat tanda imanku goyah
Ampuni hamba ya Allah...

Begitu hinanya hamba ini
Begitu banyak nikmat karunia tlah dinikmati
Tapi slalu ingkar dan lalai
Smoga tak sampai hati jadi mati.
Read More

Minggu, 05 September 2010

Siap-siap Hunting PRT/ART Lagiiii

Yak, tak terasa saudara-saudara, sebentar lagi mau lebaran, dan tak lama kemudian semua orang akan sibuk ngantor lagi. Ingat cuti yang tinggal beberapa hari lagi, sekitar 20 hari lah, mau tak mau mesti ingat harus ngantor lagi, dan jadi ingat anak-anak. Ya iyalah, pertanyaan 'Siapa yang menjaga mereka kala emaknya ngantor?' kembali berputar terus di kepala.

Kalau kemarin sebelum ke Jakarta ada Ana dan Tina, kini mesti hunting si mbak baru. Pasalnya, si Ana berencana mau nikah setelah lebaran, dan si Tina sibuk membantu kakaknya membuat batu bata. Terakhir kutelp, Tina mengatakan bahwa meskipun ingin, kali ini dia tidak bisa memenuhi tawaranku untuk jaga anak-anak. Sambil putar otak, nyari bantuan ke Mama dan Papa di Malang juga. Mereka sedang berusaha untuk mencarikan PRT/ART, tapi aku tak mau terlalu berharap. Aku mempersiapkan diri dengan kemungkinan terburuk, kembali ke Majene hanya bertiga dengan anak-anak tanpa suami karena tidak bisa ambil cuti lagi dan tanpa PRT kalau ga dapat. Selanjutnya, di Majene sambil ngantor bawa anak-anak sekalian setelah jemput mereka dari sekolah. Sembari berharap secepatnya dapat PRT.

Sebenarnya ada PRTku sejak jaman Syifa lahir mau ikut aku lagi, sayangnya dia sementara kerja di orang lain. Ga enak juga kalau mau membajak PRT orang ya, lagian bapaknya juga katanya kurang setuju kalau anaknya kuajak lagi ke Majene.

Yah, harap-harap cemaslah, moga2 usaha ortuku ada hasilnya. Berharap juga semoga Tina bisa dilobi lagi, atau ada calon mbak yang didapat Ana, karena sempat tadi pagi aku ditelpon dia, jadi aku minta tolong dicarikan penggantinya.

Apapun itu, semoga dimudahkan Allah swt nantinya, amin.
Read More

Jumat, 03 September 2010

Panci Berkarat, Berbahayakah?

Sewaktu pindahan dari kos ke rumah kontrakan yang sekarang, aku beli panci teflon di hypermart, bukan merk tertentu yang jaminan mutu seh, merk apaan juga ga apal. Kira-kira sudah 3 bulanan neh dipake, tapi sejak kurleb sebulanan dipake kok dasar pancinya berkarat ya? Awalnya kaya tergores gitu, lama kelamaan berkarat. Ga cuma sedikit tapi kok makin banyak aja muncul karatnya, makin luas juga daerahnya. Warna khas karatan gitu, kalo dipake rebus air maka airnya akan berasa lain, aneh dikit lah.

Jadi parno neh, aman ga ya? Mempengaruhi zat-zat dari bahan yang dimasak ga ya? Aku tu cuma punya satu panci masalahnya hehe, maklum rumah kecil, suami melarang beli barang, apapun itu, dalam jumlah banyak. Piring aja ada 5, gelas 4, garpu 3, sendok 6 haha. Kaya main rumah-rumahan yaa.
Read More