Selasa, 30 November 2010

Sisi Lain

Di dalam kepalaku ini terdapat banyak ide-ide maupun pemikiran-pemikiran yang eneh-aneh, tidak biaa, dan cenderung abnormal, mungkin bagi orang lain namun tidak bagiku.

Dan ketika kupikir bahwa orang lain akan memahamiku, ternyata mereka tidak mengerti dan malah salah paham.

Memandangku dengan aneh campur sebal dan memandangku dengan mimik muka yang seolah berkata "bodoh sekali", atau "begitu saja tidak bisa", "begitu saja tidak mengerti", atau "bisa-bisanya kamu begini".

Dan aku akan mulai merasa begitu bodoh, tak berguna, tidak bisa apa-apa.
Aku akan menyalahkan diriku sendiri lalu aku merasa amat sangat tidak suka pada diri sendiri, kecewa!

Terkadang ada saat ketika muncul keinginan untuk menghilang, bersembunyi, menyendiri.
Hanya ingin melarutkan waktu dengan meratapi diri, menangis, menikmati kesendirian, kesunyian, dalam gelap.
Read More

Senin, 29 November 2010

[PRT] Baru Lagi

Sejak Sinta ingin pulang ke Malang dan aku plus suami juga ingin ganti PRT, mulailah hunting sana-sini. Tiba-tiba ingat kalau di PAUD-nya Farah ada beberapa PRT yang antar anak-anak, mereka berasal dari Sukabumi, Karawang, dan daerah sekitarnya. Jadi aku minta Sinta untuk cari info kalo ada orang yang mau kerja, dan alhamdulillah ada satu dari Sukabumi. Dengan bekal no hp, hati sudah lumayan tenang, sudah dapat calon, tinggal dihubungi saja.

Ternyata no hp itu punya kakaknya Siti, si mbak yg mengantar Raken, teman PAUD-nya Farah. Info dari mbak Iyan, kakaknya Siti, bahwa yang mau kerja masih ABG usia 18 tahun namanya Lina. Si Lina ini tidak punya hp jadi kalau mau tanya-tanya harus lewat mbak Iyan. Hem...baguslah tidak punya hp, awal yang bagus, jadi nantinya kalau kerja tidak akan asyik sendiri smsan atau telpon-telponan dong ya. Katanya si Lina ini sudah beberapa kali kerja, sempat juga di Jakarta Pusat, kerjanya beres-beres rumah dan jagain anak. Oke deh kalau begitu, deal aja, langsung janjian kapan mau diantar ke Jakarta.

Sesuai kesepakatan, mbak Iyan mau antar Lina dengan diganti ongkos busnya Rp. 200.000,-. Kemarin sore datanglah Siti, mbak Iyan, Lina dan dua orang laki-laki yang ternyata masih sepupunya Siti dan Lina. Oooo ternyata satu keluarga besar banyak yang kerja di daerah Mampang, ada yang jadi PRT ada yang kerja di konveksi. Kata mbak Iyan insyaAllah Lina betah, karena kakak-kakaknya di Mampang semua.

Awal lihat Lina, suami langsung bisik-bisik kalau kelihatannya nih anak kok kurang sreg di hati (suamiku biasanya memang suka nilai orang kaya gitu). Ngobrol-ngobrol dikit, sempat cerita kalau Lina kerja terakhir kemarin selama 5 bulan dan minta pulang karena jarang dikasih makan (??!!), dan akhirnya mbak Iyan pamit pulang. Si Lina....duduk diam saja di tempatnya, mungkin masih malu-malu ya, tapi aneh juga. Katanya sudah sering kerja pegang anak, ini kok sama anak-anak cuek saja, tidak SKSD. Malah Syifa yang mendekat trus tanya-tanya siapa namanya, rumahnya di mana, dll. Lina hanya menjawab sedikit-sedikit dengan suara pelan, kurang antusias menghadapi Syifa.

Dari pengalaman sering berinteraksi dengan banyak PRT, kalau memang sudah biasa pegang anak-anak harusnya ramah, terlihat antusias, atau SKSD gitu ya sama anak, ini diam saja. Apa karena malu? Tapi tidak berlanjut sampai hari berikutnya dong ya. Seperti hari ini, saat kutelpon Sinta dan mbak Anik minta pendapatnya, mereka bilang kalau Lina dingin terhadap anak-anak, waduh. Selain itu dia kurang tanggap, misal nih suami mau ngepel lantai semalam, eh dianya tetep aja duduk si lantai tidak segera pindah. Dan sejak kemarin hingga sekarang dia belum mau makan, ditawari terus tapi selalu menolak, lhah piye tho iki?? Ntar kalau sakit gimana?? Hiks...moga-moga karena dia masih newbie yah, masih malu kali, masih canggung, masih adaptasi...semoga...

Suamiku maunya ganti aja deh, ganti aja deh. Ampun pak, susah ini nyarinya. Ya sudah, kasih kesempatan dulu sama Lina. Ntar malam pulang kantor juga saya mau turun tangan, mentraining langsung deh. Kalau sama anak-anak harus ramai, "cerewet", banyak cerita, banyak ajak main, ngemong lah gitu, jangan cuma diam aja lihatin anak-anak doang.
Tentang sisi positifnya selain dia tidak punya hp, Lina alhamdulillah rajin sholat. Baguslah, tidak usah ngejar-ngejar seperti kalau menghadapi Sinta.   

Alhamdulillah ada mbak Anik, dia sayang banget sama anak-anak, kerjaan rumah juga beres. Jadi sambil melihat perkembangan Lina, semua tanggung jawab diserahkan ke mbak Anik. Untung juga Sinta belum kupulangkan, sekarang tugasnya mendampingi Lina. Semoga ada perubahan, waktu yang dikasih suamiku cuma seminggu saja. Kalau masih belum beres ya harus dipulangkan. Bismillah.....
Read More

Dapat Lagi

Melanjutkan curhatan sebelumnya. Akhirnya tanggal 16 yang lalu saya memeriksakan diri ke dsog di RSB Duren Tiga, sengaja memilih dokter yang perempuan agar lebih syar'i dan nyaman. Sedari kantor sudah banyak-banyak minum air putih dan tahan pipis, agar kalau di USG nanti tidak usah lagi bolak-balik disuruh minum. Sudah pernah sih kejadian seperti itu, beberapa kali keluar masuk kamar periksa gara-gara mau di USG tapi tidak terlihat jelas rahimnya, jadi disuruh minum dulu banyak-banyak.

Pas masuk kamar periksa dan sudah menjelaskan ke dokternya, ditawari USG Transvaginal agar lebih akurat. Ya sudah, mau saja, biar nggak parno lagi kan. Untung saya langsung bilang ke dokternya kalau sementara nahan pipis nih untuk persiapan USG biasa, bu dokternya langsung senyum-senyum dan menyuruhku untuk segera pipis saja karena ini kan USG Transvaginal, haha bisa ngompol dooong kalau kantung kemihku full.

Kali pertama USG Transvaginal nih, memang rahim terlihat lebih jelas. Alhamdulillah tidak terlihat ada keanehan di dalam sana, everything's ok. Legaaa..... Kata dokter sih cuma karena hormon saja, sehingga haidku bisa lama dan tidak seperti biasanya.  Setelah itu diberi obat untuk flek dan nyeri, yang mana obatnya tidak habis saya minum, apalagi ketika darah berhenti keluar di hari ke 18.

Eh, ternyata kemarin sudah haid lagi....moga-moga kali ini tidak berlama-lama seperti kemarin deh. Ingin semuanya normal, ingin mencanangkan tuk hamil lagi
Read More

Jumat, 26 November 2010

Salah Sekolah?

Menyesal...kenapa kemarin tidak survey dulu sebelum memasukkan Syifa ke PS (Persiapan Sekolah) di salah satu sekolah swasta dekat rumah. Dalam bayangan saya kemarin, persiapan untuk masuk SD ini akan menyenangkan bagi anak. Memperkenalkan huruf dan angka, belajar nulis dalam keceriaan, sambil bermain dan bernyanyi, seperti itu. Ternyata kenyataannya, anak benar-benar dituntut untuk bisa menulis, membaca, berhitung (menjumlah dan mengurangi). Syifa tentu kaget (mungkin begitu juga anak-anak yang lainnya ya), terus terang saya belum menekankan "harus bisa" padanya, saya hanya sebatas mengarahkan, tidak memaksakan (meski kadang kebablasan seperti yang sudah diposting sebelumnya).

Setiap hari Syifa membawa pulang PR, dan kelihatannya dia mulai merasa tidak nyaman. Beberapa hari ini dia mengeluh capek menulis di kelas. Saat disuruh bu guru untuk menyalin PR, Syifa cuek tidak mau menulis, dan akhirnya bu guru yang menuliskan di bukunya untuk agar kemudian Syifa salin lagi di rumah. Saya hanya berpesan pada Syifa, kalau dia capek ya nggak apa-apa, nanti saja menulis di rumah dengan Umi.

Dan seperti halnya anak SD, tanggal 29 nanti ada jadwal UTS bagi siswa-siswi PS. Alamak, anak usia 4-5 tahun pakai UTS segala??Hahaha, ketawa miris deh jadinya. Sempat saya bicara dengan bu gurunya agar Syifa tidak usahlah ikut UTS. Disamping saya rasa itu tidak perlu, juga karena Syifa belum siap. Semua siswa yang lain mulai masuk sekolah bulan Juli yang lalu, sedangkan Syifa baru satu bulan ini. Tentu saja banyak ketertinggalan Syifa dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Saya khawatir ini akan membuat Syifa merasa tidak pede. Semalam ketika pulang kantor, Syifa bercerita bahwa dia mendapat nilai 0 dalam berhitung. Yah, Syifa memang belum pandai berhitung apalagi kalau dalam jumlah yang banyak.

Menyesal...kenapa kemarin tidak dimasukkan saja ke TK di dekat rumah, yang meski juga ada belajar calistungnya, tapi anak bisa bermain dan bernyanyi, dan tentu saja tidak ada UTS-nya lah. Memang sih, masuk ke PS juga atas permintaan Syifa sendiri, karena semua anak-anak di sekitar rumah bersekolah di sana. Tapi ini menjadi satu penyesalan pada diri saya, kok ya kurang tanggap ya. Mudah-mudahan Syifa bisa enjoy menjalaninya, saya tidak akan memaksa, dan saya akan terus menyemangatinya.

Keluar dari PS dan pindah ke TK?? Saya berpikir juga kesana, tapi Syifa bilang mau sekolah di PS saja. Heemm....dilihat saja nanti bagaimana perkembangannyalah. Tapi untuk masuk SD, berapa umur yang ideal ya? 6 atau 7 tahun?


Read More

Rabu, 24 November 2010

(Lomba Menulis Teman Maya) Bunda Aya yang Membuatku ''Kaya''

Mengapa dulu saya memilih Multiply sebagai rumah maya, bukan yang lainnya? Karena penulis-penulis favorit saya juga punya rumah di MP, sebut saja Asma Nadia, HTR, dan Pipiet Senja. Maka resmilah saya punya rumah baru di MP, tentu pada awalnya belum punya kontak satu pun lah. Kontak pertama saya adalah mba Asma Nadia, yang saya invite pertama kali. Lalu berikutnya minta alamat blog semua teman maya di Forum Shalahuddin, yang punya MP langsung saya invite pokoknya. Setelah nambah beberapa kontak, saya mulai tebar komen, dan main invite hampir semua orang yang komen di sana. Alhamdulillah banyak yang mau nerima pinangan saya hehe. Itulah awalnya, saya pun berteman dengan mbak Ratih (alikastrore) maknya neng Aya. Lupa-lupa ingat, tapi sepertinya memang saya yang meng-invitenya.

Saat itu, teman saya belum seberapa jumlahnya. Jadi kalau ada postingan mbak Ratih, saya mengikuti dan ikutan SKSD dengan menebar komen hehe. Lambat laun saya makin sayang pada ibu satu ini, bagaimana tidak, saya mendapatkan banyak manfaat dari postingan-postingannya. Di mana kliknya? Bagi saya, semua cerita tentang si imut Aya yang pemakan sayur rebus itu sangat menginspirasi. Saya salut kepada FTM sepertinya. Apalagi kalau sudah bicara tentang kesehatan anak, ibu pengikut setia dokter Wati ini banyak membagi ilmunya pada saya.

Dari mbak Ratih pulalah saya menjadi lebih banyak tahu. Dari link-link yang dia berikan saya bisa mengenal dan berteman dengan ibu-ibu hebat lainnya seperti mbak Irma maupun mbak Nesia yang banyak sharing tentang parenting. Baru-baru ini saya ikut arisan EBM yang diprakarsai olehnya, dan ketika saya berhalangan menyetor uang arisan putaran pertama karena Syifa terkena DBD, dia pun dengan baik hati memberikan kelonggaran.

Berkatmu mbak, saya makin mengenal dunia. Meskipun kau tak merasa telah berbuat banyak, tapi bagi saya pribadi mbak punya tempat spesial di hati.

*untuk disetor di http://dewayanie.multiply.com/journal/item/358
Read More

Perselisihan

Menyesal, entah kenapa, obrolan ringan dengan suami via gtlak malah menjadi perselisihan dan perdebatan sengit. Well...uummh, akunya yang sengit, bukan dia. Aku yang terus menyerang dan emosi bahkan sampai mewek-mewek di depan kompi. Awalnya reaksi suami adem, menanggapi dengan guyonan, tapi lama kelamaan terprovokasi juga olehku.

Oke, aku terlalu menyudutkanmu, aku terlalu menyalahkanmu, aku (lagi-lagi) merasa menjadi korban, pihak yang teraniaya. Ah, sifat yang belum bisa kuubah.

Kami belum menjadi tim solid. Kami masih punya amat sangat banyak kekurangan terutama pengendalian emosi. Entah, masih kekanak-kanakankah? Apa pengaruh menikah terlalu mudakah? Aku 19 tahun dan dia 20 tahun dulu saat menikah. Banyak faktor mungkin, entahlah.

Read More

Selasa, 23 November 2010

[Lomba Menulis Teman Maya] Herbalis yang Baik Hati

Mencoba flash back ke beberapa tahun yang lalu, awal aku mengenal dunia maya, tertarik dan lalu ketagihan, terutama dengan blog. Saat itu sekitar tahun 2007, ketika kantorku kebagian jatah pengadaan laptop yang bisa konek internet. Mulailah berkenalan dengan dunia maya, dan langsung kaget ternyata mengasyikkan sekali. Ketika pindah ke kantor yang lebih besar, ternyata ada koneksi intranetnya, bukan internet sih, tapi cukuplah untuk membuatku melek media. Ada site khusus untuk ngeblognya lho dan di situlah pertama kali aku mengenal blog dan langsung jatuh cinta (aslinya sudah narsis sih). Dari situ aku mendapat banyak teman yaitu para pegawai DJP yang penempatannya seantero Indonesia, subhanallah sangat menyenangkan sekali punya banyak kawan meski tak pernah bersua. Selain itu ada satu forum yang rame banget, namanya Forum Shalahuddin (FS). Nama ini diambil dari nama masjid Shalahuddin yang terletak di kantor pusat DJP Jakarta. Dan dari sinilah semuanya berawal.....

Di FS setiap harinya ada banyak bahasan menarik, tentang banyak hal yang bisa membuka mata hati, meluaskan wawasan, dan menambah ilmu. Ketika mulai banyak topik yang sensitif mengenai masalah dunia wanita, semisal curhat para istri, tips dan trik menyenangkan suami, ataupun masalah khas wanita bekerja dalam menghadapi tantangan-tantangannya, maka dibuatlah grup khusus Akhwat dan Ummahat. Tentu saja yang bisa mengakses hanyalah mbak-mbak dan ibu-ibu yang sudah terdaftar di admin. Topik bahasan setiap harinya.....waaah seruuu!!! Benar-benar bermanfaat deh.

Dari FS inilah aku mengenal mbak Meta, seorang ibu bekerja dengan 3 orang anak yang ulet dan baik hati. Selain bekerja di DJP, dia dan suaminya mendalami ilmu pengobatan alamiah alias menjadi herbalis. Mereka berdua bisa bekam, akupuntur, kiroptaksi, maupun iridiologi, subhanallah! Saat itu aku kebetulan juga baru mulai menggunakan obat-obatan herba dan mulai meminimalkan penggunaan obat-obatan kimia, dan inilah awal klik antara kami berdua, salah satunya kami sama-sama gabung di Herba Penawar Al Wahida (HPA).

Dalam banyak thread FS, mbak Meta tidak pelit dalam membagi ilmunya. Ketika baru saja mengikuti seminar dan pelatihan Hypnotheraphy pun dia langsung bagi-bagi ilmu lho. Makin lama aku makin tertarik dengan pengobatan herba ini, dan ingin bisa menguasainya. Sayang di Majene hanya beberapa orang yang bisa, itupun aku kesulitan untuk minta belajar langsung. Akhirnya dalam banyak kesempatan aku sering bertanya ke mbak Meta, apalagi kalau ada keadaan darurat seperti ketika anak-anak sakit. Keadaanku yang sedang menjalani LDL dengan suami selama 2 tahun membuatku harus mandiri. Terbayang ribetnya kalau aku harus membawa anak-anak ke dokter sendirian, apalagi kalau prakteknya malam hari.

Alhamdulillah ada mbak Meta yang bersedia aku sms kapan pun aku membutuhkan, meski itu tengah malam kala Syifa mengeluh sakit perut dan terus menerus terbangun, atau kala Farah beberapa hari panas dan mencret sampai 6 kali sehari. Ketika aku akhirnya mengambil cuti besar dan menyusul suami ke Jakarta, keinginan terbesarku adalah bisa kopdar dengannya. Sayang, waktu yang 5 bulan ternyata belum bisa membuatku bertemu langsung dengan mbak Meta. Padahal ketika dia baru melahirkan, aku ingin bisa menjenguk ke rumahnya langsung. Tapi ada saja halangan yang membuat semua rencana ketemuan kami gatot melulu. Komunikasi tetap jalan, via sms, blog, maupun gtalk. Apalagi saat Syifa kena DBD kemarin, dia banyak menenangkanku. Saat-saat ketika aku H2C menanti SK pindah ikut suami pun, mbak Meta banyak memberi support lewat sms, yang ternyata dia berusaha menumbuhkan keyakinanku pada Allah Swt bahwa Allah Swt adalah seperti prasangka hambanya, jadi mbak Meta dalam smsnya selalu membesarkan hatiku agar aku selalu positive thinking selalu dalam banyak hal terutama masalah SK ini.   

Alhamdulillah, ketika akhirnya SK pindahku keluar dan aku berkantor satu gedung dengan suami, ternyata letaknya masih satu kompleks dengan kantor mbak Meta, tinggal jalan sedikit sudah bisa mampir ke sana. Senangnyaaa....finally aku bisa ketemu mbak Meta!! Sambil membawakan kado untuk kelahiran putra ketiganya, aku menemuinya sore itu. Seneng dan deg-degan, yang biasanya cuma ketemu via sms dan gtalk sekarang mau ketemu muka. Akhirnya bisa duduk berdua berhadap-hadapan, kikuk juga mau cerita apa hehe. Ngobrol ngalor ngidul aja lah, sedikit menyinggung tentang keinginanku belajar bekam dan minta ke mbak Meta agar aku bisa dihypnotheraphy olehnya. Teman-teman lainnya di FS pun ikut senang mendengar kabar bahwa aku sudah kopdar dengan mbak Meta, mereka ngiri juga pengen ketemu hehe.


*ikut meramaikan lombanya mbak Yani*
Read More

Jumat, 19 November 2010

[PRT] Klepto atau Kepepet??

Seperti yang pernah kuceritakan di sini, ada beberapa kali kejadian si mbak ngambil uang (yang sepengetahuanku lho ya). Kali pertama umurnya masih 13 tahun dan sudah pinter banget bohongnya. Sekarang usianya sudah ABG, 18 tahun lho. Kalau sudah kebiasaan dari kecil dan tidak ada yang mengarahkan atau menasehati terutama orang tuanya tidak peduli, pasti dia akan kebal. Apakah ga ada rasa takut, ga ada rasa bersalah, ga ada rasa malu?? Entahlah.

Awal kerja lagi kemarin pas sesudah lebaran dan gajinya sudah 2 bulan dibayar di muka sesuai syaratnya. Pesan dari orang tuaku sih aku harus hati-hati nantinya kalau naruh uang di rumah karena pasti uangnya dia sudah habis, kalau ga pegang uang bagaimana dia mau beli pulsa, jajan, dsb? Meski aku dan suami sudah memberi dia uang jajan lagi (tidak tiap hari lah), di luar gaji yang sudah dikasih, tetep saja kami kuatir. Udah parno, udah ga percaya sama dia. Kebohongannya selama kami bersama dulu di Majene sudah terlalu banyak dan sering.

Sebulan pertama dia di Jakarta, hampir tiap hari jajan terus. Tiap weekend main PS atau ke warnet. Saya dan suami saling lihat saja, sambil membatin kok uangnya banyak ya padahal gaji 2 bulan di muka sudah dia bagi dengan orang tuanya, sisanya dibelikan hape baru. Didorong rasa curiga, saya melihat isi dompetnya, dan menghitung jumlah uangnya ada berapa. Beberapa hari berlalu, dia masih sering jajan, royal pokoknya. Secara berkala saya cek isi dompetnya, mungkin perbuatan ini tidak baik, tapi kami merasa ini perlu.

Ternyata kecurigaan kami benar. Jumlah uang di dompetnya sering bertambah. Ada uang pecahan baru, padahal seharusnya uangnya sudah habis. Oya, dia tidak punya tempat penyimpanan uang yang lain. Rumah kami mungil, lemari baju untuknya jadi satu dengan baju anak-anak. Jadi tidak mungkin baginya untuk menyimpan uang selain di dompetnya.

Sedih rasanya, kok hobi ngambil uangnya masih jalan saja sih. Apalagi saya dan suami suka menaruh dompet di atas kulkas, di saku celana, pokoknya di tempat yang mudah diakses siapa saja. Lha mau disimpan di mana? Di dalam lemari juga tidak bisa, ribet juga lah. Kelemahanku yang lain, jarang menghitung sisa uang di dompet. Jadi kalau berkurang juga tidak terasa. Pasti dia keenakan ya....

Puncaknya beberapa hari yang lalu, beberapa hari dia tidak pernah jajan, uang pulsa dan kebutuhan pribadinya minta ke aku. Terakhir dicek uangnya cuma 7rb, lalu kukasi uang jajan 10rb berarti total 17 rb ya. Nah, lalu di suatu pagi kucek lagi dompetnya dan.....ada uang baru 50ribu dilipat-lipat kecil!!! Aarrggh, sebel banget deh. Kebetulan memang kemarin habis ambil uang di ATM, dan kali ini kuhitung jumlahnya, memang gak klop. Ya sudah, kuambil aja tuh uang 50 ribu. Kalau memang uang dia pasti dia akan bingung dan menanyakannya, ya kan?? Eh, pas dia cek dompetnya, mukanya kaget, tapi dia diam saja, kliatan mikir gitu. Sudah begitu saja, tidak pernah sekalipun dia menanyakan uangnya yang hilang, berarti bener duitku itu kan.....

Kejutan lagi, besoknya dia sms suami dan bilang kalau dia minta pulang ntar sebelum tahun baru. Ditanya suami, alasannya karena mau pulang aja, pengen kerja di Malang aja. Entahlah, apa mungkin karena merasa ketahuan ngambil uang ya?? Kami sengaja tidak menanyakan perihal uang hilang karena males, ntar juga dia bohong lagi. Ga enak juga kalo suasana hatinya jadi buruk, padahal anak-anak masih dijaga olehnya. Alasan lain menurutku dan suami, dia merasa tidak bebas di rumah. Sebelum ke Jakarta dia kerja di Malang, tiap weekend pasti jalan-jalan bersama pacar dan teman-temannya ke daerah wisata kota Batu, pokoknya senang-senang khas ABG lah. Lha kalau ikut aku kan paling cuma bisa keluar ke warnet aja. Bosan kali dianya.

Ya sudahlah, kalau dia minta pulang ya pulangkan saja. Sekarang sambil nanya-nanya ke siapa saja, hunting PRT lagi gitu. Aku sih sudah bilang sama dia, akan kupulangkan ke Malang kalau sudah dapat penggantinya. Tapi lihat saja nanti, kalau sudah benar-benar tidak betah ya akan segera kupulangkan. Huff...ada-ada saja deh.
Read More

Kamis, 18 November 2010

Goodreads

Akhirnya tanggal 16 Nop kemarin aku gabung di www.goodreads.com . Tertarik dengan jejaring satu ini, yang isinya para bookaholic dan tentu saja ngebahas buku melulu. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan semangat membacaku yang sudah sejak lama hidup segan matipun tak mau -halah-. Tahu ada goodreads juga gara-gara punya kontak yang profesinya penerjemah buku, mbak Rini. Lalu berlanjut dengan meng-invite kontak-kontak lain yang ada hubungannya dengan buku, entah penulis maupun pecinta buku.

Teman-teman MP tercinta, siapa yang sudah gabung di GR a.k.a goodreads??? Add aku dong, id syifarah. Maklum nih, newbie jadi masih culun, tengok kanan tengok kiri, celingukan nyari teman yang dikenal. Belum mendalami isinya GR juga sih, makanya butuh bimbingan para senior . Mohon bimbingan dan sharingnya ya...........
Read More

Senin, 15 November 2010

Tim Solid

Suatu keniscayaan, di dalam sebuah keluarga harus terdapat sepasang tim solid, yaitu terdiri dari suami istri atau ayah ibu. Dari merekalah lalu Allah Swt mengembangbiakkan umat manusia dengan lahirnya anak-anak sebagai generasi penerus. Kualitas bin mutu generasi penerus tergantung pada kerja tim solid tersebut.

Tim solid ini haruslah terbentuk kuat dari masa awal pernikahan. Lancar seretnya, maju mundurnya atau jalan di tempatnya suatu keluarga sangat bergantung pada hal tersebut. Komitmen di awal masa pernikahan, terutama sebelum momongan terlahir sangatlah berperan penting. Bagaimana cara mendidik anak, mau diarahkan dan dikembangkan kemana keluarga kita, cita-cita keluarga adalah sedikit dari banyak hal yang membutuhkan dasar komitmen bersama. Tanpa komitmen di awal, seperti kebanyakan orang bilang "biarlah mengalir bagaikan air" ternyata akan membuat laju kita tersendat-sendat, terkaget-kaget, jatuh bangun, dan sedikit lebih rumit dalam perjalanannya.

Komitmen bersama dalam membentuk tim solid ini menurut saya adalah penyatuan visi dan misi dalam membentuk keluarga, urun rembug usul dan saran dalam rangka pengembangan keluarga di masa depan, tidak hanya hal-hal besar yang harus disepakati dalam berkomitmen, justru hal-hal kecillah yang paling banyak mempunyai peranan dalam tumbuh kembang sebuah keluarga. Misalnya, dimulai dari perubahan-perubahan kebiasaan calon ayah maupun calon ibu yang sebelumnya suka-suka gue menjadi lebih terarah, contoh kalau biasanya suka begadang tidak jelas, bangun kesiangan jadi hobi, setelah menikah dan akan punya anak, kebiasaan itu harus dirubah. Kasihan kan si bayi, kalau ayah ibunya masih molor sampai siang sementara dia sudah terjaga dari pagi, muter-muter sendiri di kasur, merengek tidak ada yang mendengarkan padahal perutnya sudah lapar.

Satu lagi, hal kecil yang ternyata merupakan hal besar adalah kebiasaan merokok para pria yang akan atau sudah menjadi suami kita. Kalaupun sampai menikah dan sudah punya anak tetap tidak bisa lepas dari rokok, oke lah, asal please deh jangan merokok di dalam rumah. Semua orang termasuk para perokok itu tahu kok racun-racunnya si rokok, tahu kok bahwa perokok pasif lebih kena bahaya asap rokok ketimbang si perokok sendiri. Tahu tapi pura-pura tidak tahu atau tahu tapi tidak mau tahu?? Silakan deh merokok, tapi di luar rumah dong. Nikmatilah sendiri semua racun dan akibat negatif rokok itu. Sayangi dan lindungi anak istrimu dong bapak-bapak yang terhormat.

Cara mendidik anak juga merupakan salah satu hal penting untuk dibuat komitmen bersama. Tidak akan bisa pasangan suami istri menjadi tim yang solid bila si ayah bilang A dan si ibu bilang B. Anak akan merasa bingung nantinya kan, terombang-ambing, kasihaaan. Mendidik anak bukan hanya tugas dan tanggung jawab ibu semata, sori ya, bikin anak berdua kok masa mendidiknya mau sorangan wae. Jadi, belajar tentang parenting bersama-sama itu wajib 'ain, entah lewat buku-buku parenting yang sekarang amat sangat banyak beredar dan mudah didapatkan atau bisa juga lewat dunia maya, tempat mencari ilmu itu tak berbatas euy...

Susah bangetlah kalau salah satu pasangan mau mendidik anaknya dengan kesabaran, penuh kasih sayang, dan full teori parenting yang mau dipraktekkan sementara pasangan yang lain tidak sabar, mudah meledak di depan anak karena hal kecil yang seharusnya bisa diredam dan tak usah terjadi bila komitmen awal sudah di tangan dan disepakati bersama.Saling mengingatkan, mau menerima kritik, dan semangat untuk berubah jadi lebih baik, ini adalah kuncinya.

Bagaimanapun ada atau tidaknya komitmen awal, bila dengan kemauan dan niat yang kuat, suami dan istri tetap bisa menjadi tim yang solid dengan kunci yang saya sebut tadi. Memang sih akan lebih banyak jatuh bangunnya jika tanpa komitmen awal, tapi sesuai kata bijak "learning by doing", yah boleh sajalah. Asal punya banyak stok kesabaran dalam menghadapi pasangan saja, di samping juga sementara tengah menghadapi anak-anak.
Read More

Teori vs Praktek

Tentang parenting.

Teorinya anak-anak seumuran Syifa yang baru 5 tahun 3 bulan itu hanya diperkenalkan saja dengan calistung, tidak boleh dipaksa.
Prakteknya kalau mau masuk SD harus sudah bisa calistung, kalau mau mengandalkan perkenalan saja ya mana cukup modalnya, tiap hari menyuruh Syifa belajar calistung termasuk maksa gak ya??

Teorinya sebagai ortu harus bersabar, banyak senyum, banyak memotivasi anak dengan perlahan-lahan.
Prakteknya bagaimanapun entah kenapa semua itu hanya bertahan pada 5-10 menit pertama saja,selanjutnya bisa dongkol, sebel, gemes, mata mulai melotot, suara mulai meninggi.

Teorinya anak seusia SYifa kemampuan menulisnya belum sempurna, dan akan bagus di usia 7 tahunan. Jadi wajar kalau menulisnya masih acak adul, nulis huruf a kaya kecebong pake ekor panjang (sebenarnya kalau dilihat lucu banget, bikin geli). Sudah bagus banget kan dia sudah tau bentuk-bentuk huruf dan minat belajar semua itu.
Prakteknya aku kok secara nggak sadar nuntut dia lebih. Padahal aku sadar sesadar-sadarnya aku nggak boleh memaksa, mengkritik terlalu banyak yang mana akan mematikan kreatifitasnya, atau malah memadamkan kemauan belajarnya. Harusnya aku cukup memaklumi, mensupport, dan mengelus punggungnya seraya menyemangatinya!!!

Aaarrgghhh.....gemes banget sama diri sendiri!! Maafkan ummimu ya nak...ummi juga sedang belajar, belajar sabar, belajar memahami orang lain, manusia kecil seperti dirimu, belajar menjadi orang tua teladan tanpa tuntutan dan bisa mencintai tanpa syarat.
Read More

Sabtu, 13 November 2010

Haid Terlama

Bertahun-tahun, siklus haidku normal. Lama waktu haid 5 hari, maksimal 6 hari. Siklusnya antara 21 sampai 27 hari. Begitu terus hingga bulan ini ternyata jadi berbeda.

Sejak keguguran setahun yang lalu dan telah dinyatakan bahwa rahimku bersih meski tanpa kuret, baru tiga kali aku cek ke dsog. Kali pertama periksa aku mendengar kabar buruk, kata dokter di rahimku ada kista. Kaget lah, takut juga. Tapi saat itu dokter berpesan untuk cek ulang bulan depannya, agar lebih pasti katanya. Namun aku punya keinginan lain, cari second opinion tentunya. Dan untuk itu aku harus pergi ke kota Makassar mencari dokter lainnya, dan harus menempuh 8 jam perjalanan dari Majene. Alhamdulillah, kata dokter di sana, rahimku sehat dan siap untuk hamil lagi. Lega mendengarnya :D. Kali ketiga, bulan Januari 2010 ketika mudik ke Malang, aku menyempatkan diri periksa lagi. Alhamdulillah, hasilnya bagus, normal, sehat.

Keinginan hamil lagi? Tentu ada tapi ragu juga, entahlah. Sampai sekarang Allah belum mengkaruniai kesempatan itu ternyata, aku sih enjoy saja.

Akhir bulan lalu aku merasa h2c, sudah seminggu terlambatnya. Deg-degan dan penasaran, akhirnya beli test pack. Tapi ternyata hasilnya negatif tuh, dan besoknya akhirnya haid juga. Kecewa? Ah, tidak juga. Tanggal 1 Nop aku mulai haid, tanggal 5 kukira hari terakhir dan tanggal 6 biasanya sudah bersih. Eh, ternyata tanggal 8 keluar lagi lho, heran juga. Ga banyak sih tapi kok ga selesai-selesai ya? Bingung dan kuatir, sampai sekarang tanggal 13 masih belum berhenti juga. Aku nggak sholat sih, nunggu batas normal waktu haid yang 14 hari. Kalau sampai lewat tanggal 14 masih keluar darah juga, baru deh aku sholat, karena mungkin darahnya sudah darah penyakit alias istihadhah. Moga-moga saja tidak ada apa-apa. InsyaAllah ntar senin sepulang kantor mau periksa ke dsog, sekalian pap smear aja deh. Takut juga, parno neh.
Read More

Rabu, 10 November 2010

Kangen

Di dunia multiply ini, saya merasakan manfaat yang amat sangat banyak. Apa sebab?? Karena adanya transfer dan sharing ilmu, bermacam-macam ilmu, mulai ilmu agama sampai parenting. Bagi saya multiply khususnya maupun dunia maya pada umumnya merupakan mata air ilmu yang tak kan pernah habis.

Sisi lain multiply adalah OS . 1001 Macam OS yang ada di multiply, semuanya saya accept kalo mereka invite saya, ada juga yang saya sendiri sengaja invite mereka. Tujuannya tidak lain untuk cuci mata, nunggu sale, apalagi lelang hehe, khas mak-mak. Meski kadang jadi bumerang buat saya, pernah juga mengalami kalap lelang, kalap belanja, sampai habis duit sekian banyak untuk itu semua. Makanya sekarang lebih hati-hati, mengedepankan (baca:memaksakan) otak untuk mikir, itu barang bener-bener butuh atau hanya pengen?? Susah memang tapi harus bisa.

Efek lain dari banyaknya OS yang jadi contact saya adalah penuhnya inbox saya dengan macam-macam promo. Karena kemarin sempat juga nyoba jualan, pernah merasakan juga dalam sehari bikin QN promo beberapa kali. Paling sebel kalau ada OS yang QN nya bia sampai 10 macem lebih dalam waktu berdekatan. Pernah dapat yang seperti itu, dan mohon maaf akhirnya saya remove dari contact saya. Sayang sekali, gara-gara banyaknya QN maupun postingan OS, saya jadi sering tertinggal postingan-postingan berbobot isi ilmu dari teman-teman yang lain. Yah, resiko sih ya.

Saat-saat kangen seperti inilah, lalu saya akan menyengajakan untuk mengecek postingan-postingan mereka, siapa tau saya benar-benar ketinggalan. Dan ternyata benar adanya, banyak postingan yang belum saya baca. Untuk mengobati kangen, akhirnya satu demi satu saya baca jurnal-jurnal tersebut. Hal yang paling menyedot minat saya adalah jurnal tentang HS, parenting, pendidikan pada umumnya, juga resep-resep yang bikin laper mata laper perut.

Bagaimanapun juga, saya merasa beruntung punya bermacam-macam contact di MP tercinta ini. Ada manfaat tentu saja ada juga kerugiannya dalam semua hal bukan?

*sementara blogwalking di http://nengirma.multiply.com *
Read More

Bacaan Oktober 2010

Biar dikit yang penting baca .

  1. Let Me Call U Sweet Heart by Mary Higgins Clark. Penerbit PT. GPU. Novel ini hasil belanja dadakan di www.halamanmoeka.com , maklumlah karena lagi obral (mak-mak pecinta obral, diskon, dan lelang gituuu). Bukunya cetakan lama tapi masih diplastikin alias baru. Kebetulan dulu aku pernah baca novelnya mbak Mary ini dan aku cukup suka, jadi kalau ada kesempatan bolehlah beli untuk dikoleksi. Ceritanya tentang misteri pembunuhan gitu. Lengkapnya.....baca sendiri ya....hehe.
  2. Kekacauan di St. Rollo by Enid Blyton. Penerbit PT. GPU. Tetep deh, masih terbayang senengnya aku dulu pas jaman SD kalau baca buku-bukunya si Enid ini kaya Lima Sekawan yang tersohor itu. Banyak juga yang sudah aku baca dulu tapi lupa yang mana aja. Buku ini juga belinya di www.halamanmoeka.com
  3. Tomy Si Pengadu by Enid Blyton. Penerbit PT. GPU. Aku beli dan bacakan buat Syifa dan Farah, ceritanya asyik dan menyimpan banyak hikmah untuk anak-anak. Lagi-lagi aku terbawa khayalan jaman SD dulu, tiap baca buku punya Enid ini.
  4. The Tale Of Johny Town Mouse by Beatrix Potter. Penerbit PT. GPU. Buku hasil ngembat punya adik hehe, karena modelnya hard cover dan kertasnya cantik aku bawa aja (sori ya diiik...). Syifa suka liat gambar-gambarnya yang berwarna.
  5. Negeri Van Oranje by Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana. Penerbit PT. Bentang Pustaka. Kalau ini, asli nggak bermaksud ngembat lagi. Kecelakaan kok, nggak sengaja dibawa ke Jakarta. Pas dari Malang mau ke Majene kemarin aku sengaja pinjam untuk bacaan di jalan gitu. Ternyata ceritanya asyik banget, sembari ngayal travelling ke Londo sana aku cekikikan sendiri di bandara. Cuek aja kalo ada orang yang heran melihat, habis konyol banget deh. Oya, kebetulan yang namanya Rizki Pandu Permana ini barusan nikah sama kakak sepupuku, mbak Antie (bahasan infotanment nih), jadi tambah suka aja baca bukunya. Belagak kenal ma penulisnya haha.
Untuk bulan Nopember ini....wooow kayanya banyak banget buku baru yang lama maupun baru kubeli tapi belum diperawani , jadi malu ma suami nih. Beli melulu, belanja terus.
Moga-moga banyak yang bisa terbaca, amin.
Read More

[PRT] Tambah Satu..........

Melanjutkan curhatanku sebelumnya. Aku juga punya kesepakatan dengan suami bahwa kita tetap usaha nyari PRT lain, kalau perlu yang sistem pulang pergi, jadi rumah kecil kami nggak tambah sumpek hehe. Usaha lewat mertua tetep sih, tapi kelihatannya susah juga nyari PRT jaman sekarang, apalagi yang jujur dan baik.

Alhasil Syifa yang harusnya sudah masuk sekolah tanggal 2 Nopember kemarin jadi tertunda. Masalahnya karena belum dapat si mbak yang pulang pergi itu. Kalau cuma mengandalkan Sinta seorang diri, setiap hari, untuk menjaga kedua anakku...wah kasian Sintanya juga lah, kecapekan ntar, repot juga. Apalagi waktu sekolah Syifa yang mulai dari jam 1 siang sampai jam 3 sore, itu kan jam tidurnya Farah. Jadi tidak mungkin Sinta antar jemput Syifa sekolah sementara Farahnya ngantuk.

Nanya ke tetangga kanan kiri, sebar info kalau aku butuh PRT pulang pergi, nanya ulang setiap pagi pas belanja sayur, wah H2C pokoknya. Kasian Syifa dah pengen banget masuk sekolah, tiap hari menanyakan kapan dia bisa berangkat ke sekolah. Alhamdulillah kebetulan ada PRT yang kerja tidak jauh dari rumah sedang mencari pekerjaan karena baru saja dia berhenti di tempatnya yang lama. Kerjaan lamanya jaga anak umur 1 tahun dan cuci gosok.

Hari Minggu kemarin dia datang ke rumah diantar salah satu tetanggaku. Si mbak ini namanya Anik, punya anak satu masih 2 tahun usianya. Orang Jawa tapi dah lama di Jakarta. Singkat kata singkat cerita, si mbak mau kerja di rumahku, dengan gaji Rp. 400.000,- per bulan. Kerjanya dari Senin sampai Jum'at jam 7 pagi sampai jam 4 sore dan Sabtu jam 7 sampai jam 10 pagi. Tugasnya setrika, bantu jaga anak, bantu bersih-bersih rumah.

Mulai Senin kemarin si mbak Anik sudah mulai kerja, Syifa jadi bisa sekolah deh. Moga-moga cocok dan jodoh sama mbak Anik ini. Amiiin.
Read More

Selasa, 09 November 2010

[PRT] Curhat Lagi

Sejak jaman dahulu kala, antara Sinta dan mas Hepy memang tidak cocok. Sinta yang dari sononya serampangan, kurang rapi dan kurang teliti versus mas Hepy yang suka banget rumah bersih, super rapi dan teliti apalagi dengan barang-barang printilan (baca:kecil-kecil) di dalam rumah. Tentu saja aku ikut terkena imbasnya, suami sebel, ngomel sampai marah-marah melulu apalagi di jam-jam capek deh a.k.a pulang kantor. Sinta apalagi, jadi keder berhadapan dengan suami sampai suka ngomel-ngomel sendiri.

Minusnya lagi, Sinta anaknya kurang tahu tata krama, apalagi berhadapan dengan orang yang lebih tua. Sejak dari rumahnya memang didikannya begitu. Sekarang dengan umurnya yang sudah ABG, kelakuannya makin menjadi, terutama menurut mas Hepy. Kalau menurutku sih, anak keras begitu ya jangan dikerasi, dinasehati atau diiingatkan saja pelan-pelan. Terbayang nggak suasana rumah yang hot banget setiap harinya?  

Aku dan Sinta ternyata setipe, kalau menurut kami rumah sudah beres, sudah dibersihkan, sudah puas, eh pas suami lihat, dia marah-marah karena menurutnya rumah kok berantakan, belum bersih, belum beres. Stress gak sih? Kalau sudah begitu aku dan Sinta gerak cepat deh, tengok kanan kiri, mana ya yang katanya mas Hepy belum bersih??

Kadang hal kecil pun jadi masalah, seperti letak barang printilan tadi, harusnya ditaruh di mana, kalau sudah pakai harus ditaruh di tempatnya, seperti itu. Kadang memang aku dan Sinta nggak sengaja naruh di lain tempat (dah bawaannya gitu, serampangan dari lahir), kadang anak-anak yang memindahkan ke lain tempat. Tau dong gimana anak-anak, apalagi di umur mereka yang masih balita. Rumah mau dibersihkan seperti apa, dalam waktu sekejap bisa berantakan lagi, dan.....suamiku bisa ngomel-ngomel lagi.

Kemarin sewaktu ngajak Sinta kerja lagi, aku memang sudah males. Males merasakan suasana tegang setiap hari gara-gara kebersihan rumah. Tapi karena amat sangat butuh, kami waktu itu mikirnya bakal lumayan lama di Majene dan tentu saja aku dan anak-anak butuh teman, jadilah Sinta kami ajak lagi. Ketika SK pindah sudah keluar, suami merasa tidak usah bertahan menghadapi Sinta, jadi dia minta agar sepulang dari Malang kemarin, Sinta tidak usah diajak balik ke Jakarta!!

Kaget dong, ga setuju deh sama keinginan suami. Pertama, jelas kami masih butuh Sinta untuk jaga anak-anak apalagi kalau aku sudah ngantor nanti. Kedua, mau cari PRT baru dalam waktu singkat?? Ngayal kaliiiii. Ketiga, layaknya uang koin, Sinta juga punya kelebihan, dalam menghadapi anak-anak dia cukup sabar, baik, dan sayang mereka. Belum tentu nanti dapat PRT yang baik kan, takut banget kalau dapat yang sadis n kejam -halah- atau yang nggak sabar menghadapi anak. Duuh miris deh nih hati.

Banyak banget alasan mas Hepy agar Sinta nggak usah diajak balik lagi, dari masalah kebersihan (yang menurutku bukan masalah super penting, yang penting anak-anak tho!!), masalah sikap, masalah kleptonya yang sepertinya masih jalan (terpaksa aku tutup mata, hati-hati aja taruh uang), dan masalah Sinta yang hanya lulusan SD, yang menurut si mas nggak bisa lah dia ngajari anak dengan baik bak babysitter berpengalaman.

Huuuf, akhirnya minta tolong Mamaku lagi untuk dicarikan PRT. Reaksinya?? Mamaku udah capek selama ini sibuk mencarikan PRT, ada yang asal, mau kerja minta dibayar 1 jeti per bulan lah (gedubrak...kaya dari yayasan saja), ada yang mau kerja tapi milih-milih tugasnya nanti, dll. Pokoknya Mamaku sudah capek, akhirnya aku minta tolong ke ibu mertua yang selama ini belum pernah pusing nyarikan PRT.

Komentar adikku, jangankan mau mencari PRT yang pinter, rajin, rapi, mau cari yang nggak pinter dan serampangan aja susah banget kok. Belum lagi tidak ada kepastian dia bakal baik atau tidak terhadap anak-anak. Nilai plus Sinta di mataku, dia baik sama anak-anak, hal selain itu bisa dikompromikan, bisa disiasati. Aku harus turun tangan mengawasi dia langsung, menasehatinya lembut dan pelan-pelan untuk kebaikan semuanya. Ini janji yang kuajukan pada suami agar dia mau menerima Sinta lagi di rumah. Dengan berbekal minta bantuan kepada ibu mertua juga sih, agar beliau mau memberi saran pada si mas yang keras orangnya.

Alhamdulillah, si mas mau menerima saran dan bujukanku. Sinta kubawa balik ke Jakarta. Selama ini aku juga yang salah, mentang-mentang sudah ada PRT malah keenakan. Tidak mengawasi dan membimbingnya, kulepas begitu saja. Sekarang aku sudah balik ngantor, tugas-tugas harian Sinta selalu kupantau, kuevaluasi setiap hari. Itu pun masih kecolongan, ada saja yang masih membuat si mas ngomel-ngomel saat pulang kantor, bad mood kali ya....sabaaar....!

Read More

Jumat, 05 November 2010

Hari Kedua, Ketiga, dan Keempat

Hari Kedua

Kirain bakal nganggur lagi, eh daku ditowel sama bu Kasubbag. Diajakin bantu-bantu jadi seksi sibuk bin seksi konsumsi acara rapat. Heemm......ternyata.....lumayanlaaah. Ada kegiatan, sibuk-sibuk dikit gitu, yang asyik sih karena ada banyak konsumsi a.k.a makanan huahaha. Macem-macem dari snack pagi yang enyak, makan siang ala Sunda yang bikin ngiler, sampai snack sore ala rebus-rebusan seperti jagung, pisang, kacang, kedelai yang bikin nih mulut nggak berhenti nggiling hehe plus kopi panas yang nggak bikin ngantuk.

Kesimpulan, hari keduaku dikasi . Kenyang.....(dasar gembul) dan yang pasti ada kegiatan itu hari. Oya, sempet ketemu pak Tjip yang biasanya cuma liat di tipi :)

Hari Ketiga

Katanya hari ini aku bakal dapet nota dinas penempatan di bidang Pemeriksaan. Tunggu punya tunggu kok gak ada kabar juga yaaa. Akhirnya baca buku yang baru kubeli, I Love To Be Mom-nya Iris Krasnow. Membunuh waktu lah, sambil nahan dinginnya AC. Alhamdulillah sorenya dapet kabar kalau aku memang ditempatkan di bidang Pemeriksaan. Excited, bidang baru yang tentu saja aku harus belajar dari nol. Seneng karena bakal lepas dari jabatan kutukan Bendahara . Sempat juga ditanya-tanyain sama mas bendaharanya, berapa lama jadi bendahara, dll, ditanyain juga mau gak jadi bendahara lagi!! Ampun deh, nggak mau lagi ah.

Today, Hari Keempat

Diawali dengan acara rutin setiap Jum'at pas awal bulan, jalan santai di Senayan (aku nggak ikut) dilanjutkan dengan makan pagi bersama seKanwil (naa yang ini pasti ikutlaaah haha). Surprise sama jenis makanannya hihi maklum orang udik, untung emang gak sarapan dari rumah tadi. Sempat juga aku maju ke depan untuk perkenalan pegawai baru, pada melongo mereka pas tau aku pindahan dari kampung nan jauh di mato. Heran gitu, kok bisa-bisanya dulu penempatan sampai Solowesi eh Sulawesi.

Setelah kenyang (banget) mulai deh duduk manis di tempat baru, siap-siap tuk belajar hal baru. Ternyata di atas mejaku sudah disiapkan dua bundel tebel peraturan pemeriksaan untuk dibaca dan dipelajari. Tidak lama kemudian mulai sibuk kerja laporan ini itu yang mau jatuh tempo, pelan-pelan sih maklum masih belajar.

Senengnya, dah dapat kompi sendiri. Pas jam istirahat gini bisa ngeblog atau browsing siiip. Sepertinya minggu depan bakal sibuk deh, kerjaan yang dikasih ke aku dah numpuk tuh, bismillah......

Read More

Selasa, 02 November 2010

Hari Pertama Nih.

Setelah kemarin mengantar Farah ke PAUD dan mendaftarkan Syifa sekolah sudah beres, waktu yang dinantikanpun tiba. Hari ini saatnya aku masuk kantor baru. Excited rasanya.

Berangkat boncengan motor sama suami (irit kan..hehe), sambil merasakan ramainya lalu lintas jalan raya Jakarta. Bakal jadi makananku sehari-hari nih, dinikmati ajaaa! Note for today : Jangan mentang-mentang rumah dekat dengan kantor, trus berangkatnya mepet!! Grusa-grusu jadinya.

Sesampainya di Kapus, langsung nyari pak satpam. Mau nanya letaknya Kanwil Jakbar di lantai berapa gitu, maklum kan new comer neh. Eh, ternyata pak satpamnya nggak tau hiks. Diantarlah untuk nanya ke mas-mas CS yang dengan pedenya bilang lantai 24. Berdesak-desakan dalam lift menuju lantai tujuan sembari menikmati rangsangan semua panca indera, banyak hal baru gitu loh.

Akhirnya sampailah aku di lantai 24 yang ternyataaa...Kanwil Jaksel maak! Yaah, nyasar dong :(. Nanya-nanya lagi deh, dan katanya kantor baruku di lantai 22. Untung ga beda jauh, salah 2 lantai aja kok.

Finally, bener, ga nyasar, amin! Nanya-nanya lagi (bener kata pepatah, Malu Bertanya Sesat di Jalan) ke pak satpam dan diantarlah aku menghadap Kabid RT. Eits, bukannya seharusnya ngadep Kabid Kepegawaian yak? Haha, salah orang, pindah lagi deh. Ternyata Kabid Kepegawaiannya ibu-ibu looh. Baik banget dah, biasa mak-mak, kita jadi ngobrol macem-macem deh, dari sejarah kerjaan, keluarga, sampai daerah asal yg olala sama-sama orang Jatim. Hehe, bisa ngomong pake boso Jowo dong ntar.

Oleh beliau aku diantar menghadap bapak Kabag Umum. Ternyata lagii, dia dulu pernah penempatan di Palu! Kenal sama temen-temen seangkatanku :), dunia selebar daun kelor hehe. Karena belum ada SK aku mau ditaruh di bidang apa, untuk sementara aku dimasukin di bidang Rumah Tangga dulu.

Sekarang lagi duduk manis, di partisi kosong dengan kompi mati karena belum minta terminal colokan. Belum ada ato belum dikasi kerjaan ato ngangguurr. Kata suami ne, bakal lumayan lama situasi kaya gini. Yah berdasarkan pengalaman dia pas awal masuk kantor barunya kemarin. Heem, besok bawa buku deh, ato bawa cucian aja sekalian biar ada kegiatan hehehe.
Read More