Kamis, 26 Mei 2011

Efek Blogwalking

Beberapa hari ini mulai lagi meningkat aktifitas blogwalkingnya. Kerjaan utama di kantor sedang amat berkurang, dipending sampai hari Senin depan karena pak Kakanwil sedang tidak di tempat. Tiba-tiba teringat blog-blog favorit yang tulisannya menggigit . Yo wis lah, mampir deh satu-satu, meski gak bisa ke semua blog yang ada. Hehe ya iyalaaah...masa ya iya dong, masa seharian blogwalking thok...apa kata dunia??

Alkisah, kok nyampe juga di rumah inspirasi. Seperti biasa, kalau dah sampai di sana maka akan berlanjut ke berbagai situs pendidikan. Wah, seneng banget saya, nemu situs-situs belajar Matematika yang gratis worksheet, lebih banyak dari yang tahu sebelumnya. Mana gambarnya lucu-lucu lagi. Tentu saja langsung teringat Syifa dan Farah! Dengan memakai kertas bekas, saya coba print beberapa worksheet, alhamdulillah anak-anak suka dan semangat.

Dari sana lalu kok tiba-tiba nyampe di blog dedengkot MP yang hobi membuat Prakarya Kertas. Sepertinya awalnya mampir ke blog mbak Dina deh, terus berlanjut ke mbak-mbak lain yang juga seru memamerkan hasil craftnya yang unik-unik, cantik-cantik, sip lah pokoke. Yo wis, aku invite beberapa dengan harapan bakal diterima lamaranku. Alhamdulillah diterima, seneng hehe. Libur 4 hari tanggal 2-5 Juni besok, insyaAllah mau ajak anak-anak bikin prakarya kertas ah. Dulu jamanku sekolah, aku paling enek sama kerajinan tangan. Makanya sekarang aku semangat ngajakin anak-anak bikin craft, biar gak ilfil kaya emboknya hehe.

Hari ini aku blogwalking dan nemu blog yang membahas tentang imunisasi, nama blognya tarbiyatulabna. Tau kan, sekarang lagi banyak pro dan kontra tentang imunisasi. Aku butuh banget banyak ilmu tentang ini untuk persiapan anak di dalam kandunganku. Untuk milih diimunisasi atau tidak, bukan hal mudah kan. Jadi aku mau tahu lebih banyak sebelum memutuskan. Silakan ke TKP kalau mau nambah info juga.

Kembali ke masalah pendidikan anak nih. Sesudah blogwalking ke teman-teman HS, wah...asli jadi mikir. Secara aku tinggalkan anak-anak di rumah dari jam 7 pagi sampai jam 6 sore, aku harus muter otak. Bagaimana caranya agar anak-anak tetap terstimulasi dan belajar bermain dengan baik, tanpa aku di samping mereka. Ini PR besar buatku. Sudah banyak sih yang aku lakukan, tapi bagaimanapun lebih banyak yang belum terlaksana sepertinya. Butuh kerjasama dan bantuan para mbak di rumah tentu saja. Heemm....moga saja ke depannya bisa berjalan lebih lancar, amin!
Read More

Rabu, 25 Mei 2011

Renunganku

Saat-saat untuk diam dan merenung...
Kapan ya?
Hidup lewat terlalu cepat, berlalu tanpa disadari.
Pagi, siang, sore, malam, tiba-tiba pagi lagi.
Alhamdulillah selalu ada jeda 5 waktu.
Saat-saat lepaskan diri dari jeratan duniawi,
Itu pun kalau mampu...
karena sering juga kutertipu.
Shalat tapi sebenarnya tidak shalat.
Lebih banyak memikirkan si anu atau si ini.
Tapi lumayanlah, meski ada banyak terlewat,
ada juga yang bisa kudapat.
Ceesss...tenang hati ini.
Kala bisa atasi gejolak duniawi dan emosi.

Saat selepas sholat,
Saat selepas tilawah,
Saat duduk atau berdiri dalam antrian,
Saat duduk manis di boncengan motor,
Saat duduk di kursi hitam sebelum bertemu pak satpam (kebiasaanku belakangan ini).
Saat-saat itulah aku bisa berhenti sejenak, berdialog dengan diri sendiri.
Saat-saat itulah dzikirku lebih banyak terucap
Saat-saat yang langka ya......
Betapa minimnya kalau dibandingkan dengan aktifitas keseharian.

Ya Rabb......kemana aku harus palingkan diri dan berlari,
Aku sudah tahu jawabnya.



Read More

Selasa, 24 Mei 2011

Perubahan

Mengapa kau berubah jadi seperti ini?
Aku tak mengerti
Bagaimana kau berubah jadi begini?
Aku tak tahu

Ah....Allah memang Maha Pembolak-balik Hati
Allah memang Maha Pemilik Segalanya
Semua, baik dan buruk, suka maupun tidak
Semua atas kehendaknya

Kenapa aku harus terbebani?
Kenapa aku harus larut bermuram hati?
Ah...sudahlah
Berdoa saja, terus dan terus

Kuyakin dalam hati
Allah akan memahami
Allah akan memberi
yang terbaik bagi kami
Read More

Kamis, 19 Mei 2011

Malu dan Sesal

Jengah
Baru kusadar kini

Kututup saja bibir ini
Lidahku kelu
Oh..tidak...bukan
Lidahku biasa menyerang,
meliuk, menari
dengan kata-kata setajam pedang

Sudah....
Malu menelusup kini
Sesal tak berarti
Apalagi kalau tiada yang diperbaiki

Jengah
Kenapa baru kusadar kini

Read More

Kamis, 12 Mei 2011

Jodoh Untuk Adikku

Setelah lamaaaa hanya tercatat sebagai angan, sekarang dengan harapan ini akan menjadi wasilah bin sarana kebaikan, entah dari do'a-do'a teman-teman MP semua, atau malah jangan-jangan langsung mendapat respon tawaran perkenalan, maka cerita ini akan kubagi.

Blogku ini isinya narsis. Dari awal sampai akhir ngemengin tentang diriku dan (sedikit) tentang keluarga kecilku saja. Meski selalu terpikir untuk berbagi cerita tentang keluarga besar, selalu saja tidak terlaksana. Ada saja ganjalan di sana. Ganjalan tidak enak dan kurang nyaman tentu saja. Terutama saat akan menceritakan tentang ibundaku tercinta, tentang hubungannya dengan sisi psikologiku saat ini, tentang hubungannya dengan kelabilan emosiku, dan lain-lain. Namun kali ini, ingin sekali rasanya berbagi cerita tentang adik perempuanku, yang terpaut hanya 3 tahun dariku, Ratih nama panggilannya.

Dia lulusan Universitas Negeri Malang jurusan Matematika. Benerapa kali daftar PNS tapi gagal melulu, belum rejeki lah. Malah sekarang ada yang nawarin masuk PNS dengan modal puluhan juta, dan sayangnya ibundaku tertarik. Alhamdulillah adikku tetep bertahan, nggak mau, nggak barokah kan ya.... Semoga mama berubah pikiran, nggak nekat pinjem uang bank buat nyogok masuk PNS. Kerja selain PNS yang penting halal kan lebih bagus ya. Apalagi sabda Rasulullah, " 9 Dari 10 Pintu Rejeki Adalah Berdagang". Mending banting setir aja, berdagang aja, wiraswasta aja. Udah mulai nyemangati dia untuk jualan on line, berbekal laptop punya suamiku dan modem second beli di temennya. Oya, dia nggak nganggur kok. Alhamdulillah, ada kerjaan. Buka les privat Matematika di rumah, muridnya anak-anak SD sampai SMU, lumayanlah duitnya. Selain itu baru-baru ini dia dapet kerja jadi shadownya anak autis. Adik bungsuku kan autis, karena Ratih dah biasa jagain Yoga, jadi dapat tawaran kerja dari yayasan tempat Yoga sekolah.

Si Ratih ini bookacholic, deretan buku koleksinya memenuhi kamar, kebanyakan buku-buku fiksi yang aneh-aneh, lucu, unik. Dia berbeda dariku. Kalau aku banyak teman, anak gaul (dulunya.... ehem-ehem), narsis, suka diperhatikan, banyak teman cowok....Naaa, kalau adikku ini kebalikannya, dia temannya itu-itu saja yang cocok dan jadi gengnya, kurang gaul, gak narsis-narsis banget, sedikit teman cowoknya. Pacar??? Jarang banget, bahkan beberapa tahun terakhir ini dia berpredikat sebagai jojoba -jomblo2 bahagia- . Dia orangnya cuek, lumayan keras juga sih. Alhamdulillah meski di keluargaku tiak pernah orang tua menyuruh anaknya sholat, dari dulu dia rajin sholat, mengaji, dan dia gadis baik-baik, unik menurutku.

Nah, ceritanya nih, saat ini dia lagi gundah gulana. Tanya kenapa?? Karena si mama sedang menerornya tentang pernikahan. Kalau dulu bicaranya dengan santai, sembari guyon, sekarang sudah tidak lagi. Sangar, marah, sebel, agak histeris, menyuruh adikku cepat-cepat menikah. Duh, kan jodoh gak segampang beli baju ya. Tinggal pilih, bayar, bawa pulang. Kenapa mama jadi mendesak? Mungkin karena semua saudara sepupu yang seumuran dengan adikku, bahkan di bawahnya, sudah menikah satu per satu. Membuat mama makin sewot dengan pertanyaan " Kapan giliran Ratih?". Selain itu, tetangga kanan kiri rumah, anak-anaknya juga udah menikah, satu per satu, cuma adikku yang belum.

Hiks.....kasihan Ratih, tertekan dengan desakan mama yang kurang sabar. Apalagi mama mulai ngomel-ngomel dengan emosi, menyalahkan adikku yang menurutnya kurang gaul, kurang ramah dll, dsb. Memang pembawaannya begitu, mau gimana lagi? Dia bisa kok akrab sama orang, tapi memang tidak bisa berpura-pura. Apalagi untuk berpura-pura ramah dan akrab kepada orang lain, apalagi cowok yang menurutnya tidak sreg, yang sengaja dicarikan mama dan papa. Umurnya juga baru 25 tahun bulan Juli nanti. Aku yakin, ada seseorang di luar sana yang insyaAllah kelak akan jadi jodoh adiiku ini. Mungkin perlu usaha lebih untuk menemukannya, mungkin juga tidak. Semua kembali pada Allah.

Kalau dia pribadi, dia menurut, mau saja calonnya dicarikan. Memang dia gak minat pacaran, katanya buang-buang waktu dan tenaga haha. Maunya dia kalau bisa dipertemukan seseorang yang cocok, gak usah pacaran, bismillah langsung nikah begitu. Jadilah sekarang mama terus berusaha mencarikan, aku juga tentunya. Semoga bisa mendapatkan seorang lelaki sholeh, yang niat menikah, dan bisa mengimami adikku.

Dengan berbagi cerita ini, siapa tau, ada yang bisa membantu. Minimal bantu do'a ya . Semoga mama bisa lebih sabar, tetep ikhtiar, lalu bertawakkal, mengembalikan semuanya pada ketentuan Allah. Semoga mama tidak makin stres dan membuat Ratih stres juga jadinya. Kasihan papa yang jadi penengah, yang curhatnya ke aku, sampai aku mewek-mewek. Duh.....semoga dimudahkan semuanya.

Oya ini dia foto adikku bulan Januari lalu, saat menghadiri acara resepsi saudara sepupu di TMII.







Read More

Selasa, 10 Mei 2011

Mengapa Aku Menahan Amarahku Kepada Suamiku

Tulisan hasil kopas yang, jujur, telah membuatku menitikkan air mata, beristighfar, malu, dan menyesal. Pas banget dapat dan baca tulisan ini tadi pagi setiba di kantor. Duh....aduuh......ingat suami dan kekurangsabaranku padanya. Semoga kopasan tulisan ini bisa bermanfaat bagi para istri di keluarga MP tercinta.

Oleh: Syahidah
Sumber: http://www.voa-islam.com/muslimah/ar...epada-suamiku/

Suatu hari, dua orang wanita yang bersahabat saling bertemu dan bertukar cerita. Salah satu dari mereka lalu mengungkapkan rasa penasarannya bahwa sahabatnya terlihat sangat jarang sekali marah kepada sang suami, atas bagaimanapun perlakuan yang diterimanya.

Lalu sang sahabat berkata....

Ketika kemarahan itu sudah sampai diubun- ubun, lalu aku masih menahannya dan mencoba tetap mendidik diriku untuk tetap mengingat betapa jasanya yang dalam himpitan kesusahan, lelah dan penat, dia berusaha mencukupi nafkah untuk aku dan keluargaku. Dan tidak jarang pula, akhirnya dia melupakan perawatan atas dirinya sendiri.

Aku seperti halnya kamu, adalah seorang wanita, yang memang diciptakan lebih lemah dari pada lelaki. Dan saat kelemahanku itu hadir dan mengusik mereka, seribu satu kemakluman mereka hadirkan untuk tetap mengerti kekurangan kita sebagai wanita.

Terkadang keegoisan kami sama- sama datang, namun akhirnya naluri mengalahnya atas perempuan manja yaitu aku pun muncul. Direngkuhnya aku dan terucaplah perkataan maaf itu. Dan, dari disanalah akhirnya perdamaian kami tercipta. Semakin mesra.

Tapi....

Tidak jarang pula, ketika rasa "keunggulannya" sebagai lelaki hadir dan membuatnya sedikit terbawa dalam ego, hal itu memang membuatku sedikit sakit hati, yah aku kan hanya manusia. Namun kesempatan itu tidak aku sia- siakan, aku tata batinku sedemikian rupa sehingga aku terlihat menyenangkannya dalam luasnya hatiku menerimanya. Aku yakin, Allah yang Maha melihat akan lebih ridho kepadaku saat itu.

Saat tiada teman berbagi, dialah yang menyediakan pundaknya yang kuat untukku menangis. Kekuatan pikiran dalam logisnya dia berpikir, yang jelas- jelas memang lebih kuat dari pada aku, akhirnya memberi ruang bagiku sejenak untuk merasa nyaman dan terlindungi. Sekuat- kuatnya wanita didunia ini, tapi sesuai dengan fitrahnya, wanita tetap dan pasti akan merasa butuh diayomi oleh laki- laki.

Rasanya tiada teman yang paling pantas aku akrabi selain suamiku. Dan memang sebagai manusia biasa, dia tidak akan lepas dari kekurangan, seperti halnya aku. Lalu setelah semua itu aku sadari, untuk alasan apalagi aku harus menuntutnya menjadi sempurna? Dan dalam keterbatasan serta kekurangannya sebagai manusia, masih pantaskah aku menuntutnya untuk harus selalu berlaku dan memberi lebih kepadaku?

Dan bukan berarti aku merendahkan diriku sendiri atasnya, namun.. dengan kalimatku ini, aku mencoba sadar diri, betapa aku mempunyai banyak kekurangan sebagai wanita. Dan dia tetap memilih aku, dan memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu hidupnya denganku, membimbing, mengayomi, dan menafkahi aku. Lalu, berilah aku satu alasan, dari celah mana aku bisa tetap beralasan untuk tidak bisa menahan lidahku atas suamiku?

Dan menahan kemarahanku padanya, insyaAllah akan memberi gambaran jelas tentang diriku, istrinya, yang sebenar- benarnya. Jika aku selama ini belum dapat membuatnya bangga, mungkin saat inilah yang tepat bagiku mengukir kenangan yang dapat membanggakannya. Membuatnya bangga bahwa aku adalah istri yang dapat tetap mengertinya, bahkan dalam keadaan marah sekalipun. Setelah itu, aku yakin dia akan berkata pada hatinya, bahwa dia bersyukur telah meletakkan pilihan atas separoh hidupnya kepadaku. (nohok aku bangeeet!!)

Dan apakah kau tahu, bahwa suamiku adalah ladang amal yang InsyaAllah akan membawa ku kepada surga Allah yang abadi. Keridhoannya adalah kunci pembuka pintunya, dan mengalah sedikit bukan berarti menjadi budaknya, namun sikap sabar itu yang justru akan memuliakan kita dihadapannya.

Maka aku belajar untuk tidak merelakan hidup dan hatiku diatur oleh rasa. Rasa amarah, rasa benci, dan apapun yang justru akan membelokkan fokusku dari menghimpun pahala dari Sang maha kuasa. Maka dari itu pula, aku ingin mencintai suamiku karena Allah. Hanya karena Allah, jadi setiap kali aku marah kepadanya, aku akan kembali mengingat Allah dan mengingatnya hanya sebatas manusia yang penuh dengan kekurangan seperti halnya aku. Hal itu yang menjauhkanku dari penghakiman apapun atas suamiku. Setelah itu, betapa hanya keteduhan yang akhirnya memenuhi hatiku, dan hilanglah amarahku.


Read More

Rabu, 04 Mei 2011

[Farah] BAB Merana

Sediiiiiiiiih deh, kemarin pagi ada kejadian yang bikin hati perih. Malam sebelumnya pas aku udah separo nyampe ke negeri antah berantah alias dah tidur-tidur ayam, eh Farah nangis teriak-teriak dari kamar mandi. Ternyata dia mau BAB tapi sakit, gak bisa keluar karena keras pupnya. Kirain aku mimpi denger teriakannya, ternyata tidak . Karena sudah jam 10 malam dan belum berhasil BAB juga, akhirnya Farah kuajak tidur kembali. Nah, pagi harinya setelah Farah bangun langsung berasa kebelet lagi. Tapi mukanya sudah merah gitu, takut, ngeri. Untung aku masih belum berangkat kantor, masih bisa nemani dia. Aku jongkok di depannya, memberi semangat buat Farah, genggam jarinya, duuh kaya mau nglairin aja. Karena tidak bisa keluar juga, ya sudah aku beri saja pantatnya minyak but-but sebagai pelumas, berharap pupnya bisa lebih mudah keluar.

Ya Allah....sediih saat mendengar teriakan dan rengeknnya....."atiiit...umiiiii....atiiiiiiit" katanya. Terus-menerus aku memberi semangat dan bujukan agar Farah mau keluarkan pupnya, agar tidak ditahan-tahan lagi meski sakit. Aku bilang bahwa kalau sudah keluar nanti lega, nggak sakit lagi, nanti umi kasih obat, terus Farah maem pepaya yang banyak jadi pupnya nggak sakit lagi. Lama-lama Farah nahan sakitnya, mencoba untuk mengejan, kubantu juga, tanganku kuberi minyak but-but banyak-banyak, kupencet-pencet daerah sekitar anusnya. Duuuh.....sambil nahan nangis, pupnya terasa keraas banget!!

Alhamdulillah, meski berdarah-darah, pupnya akhirnya bisa keluar, gede dan keras banget, pantes susah keluar. Kejadian ini sebenarnya bukan hanya terjadi sekali saja. Dulu saat usia Farah 1-2 tahun, kejadian ini sangat sering terjadi. Sampai aku menangis menungguinya BAB. Berkali-kali kontrol ke DSA, ternyata malah dari temanku yang herbalis aku mendapat info bahwa ada masalah di pencernaan Farah, jadi kurang cocok dengan susu sapi. Meski sudah makan sayur dan buah, minumnya pun amat banyak, tapi tetap saja pupnya mudah keras. Apalagi kalau buahnya kurang, wah-wah langsung deh bakal kejadian lagi.

Setelah ganti ke susu kambing, BAB nya lancar. Tapi karena tidak begitu mudah didapat, akhirnya ya balik lagi ke susu sapi, sampai sekarang. BAB mulai lancar, asal konsumsi buah terutama pepaya amat banyak. Pas kemarin itu, mungkin kurang makan pepayanya. Aku lalai memantaunya hiks. Maaf ya naak...akhirnya kamu menderita lagi.

Ya sudahlah, pesan lagi susu kambing. Kali ini beli yang beku, sebungkusnya Rp. 8.000,-. rasanya plain, tidak terlalu bau mbek kok, dan alhamdulillah Farah doyan. Dan pepaya tidak boleh lagi absen dari perut Farah dan kulkas. Harus sedia terus, makan banyak-banyak. Alhamdulillah tadi Farah sudah bisa BAB, gak sakit lagi. Sewaktu kutelp barusan, Farah bercerita dengan riang, masih dengan bahasa planetnya .
Read More

Senin, 02 Mei 2011

[My Pregnancy] Luv My Hair!!!

Lagi seneeeeeeeeeeeeng deh mengurai rambut kalau sudah sampai di rumah. Lagi seneeeeeeeng deh nyisir rambut di depan cermin, mematut-matut diri berlama-lama. Bagaimana tidak, aku baru nyadar bahwa kehamilanku kali ini membuat rambutku lebih lebat dan tidak mudah lepek. Belum lama sih, baru sebulanan ini. Ngehnya juga karena suami memberi komentar manis alias memuji (gak biasanya looh haha). Katanya rambutku terlihat indah, mengembang dan potongannya kaya habis dari salon gitu wkwkwk. Biasanya kalau sudah ditutup jilbab seharian, bakal jadi lepek dan cepet kotor. Jadi harus cepet-cepet keramas lagi. Sekarang ini, walau ditutup jilbab seharian, rambut tetep ngembang, kering, gak lepek. Dan aku mencoba 3 harian baru keramas, eh tetep aja belum kelihatan lepek haha.

Kira-kira ini efek dari kehamilan atau karena aku cocok memakai shampo Natur yak? Tapi dulu sempat makai Natur juga tidak heboh begini hasilnya. Heemm....mungkin memang gara-gara hamil ya. Ada teman yang bercerita bahwa selama dia hamil, rambutnya tumbuh lebih lebat dan bagus, setelah melahirkan rambutnya rontok banyak dan ya balik lagi ke semula. Huhuhu, pengennya habis melahirkan nanti rambutku bisa tetep bagus kaya gini. Secara aslinya rambutnya tipis dan hampir pitak wkwkwk.

Padahal kemarin-kemarin itu sempat ngotot n membujuk suami agar boleh dipotong pendek lagi, dengan alasan gerah dan tambah rontok kalau panjang. Tapi sekarang.....syukur deh mau nurut agar tidak motong rambut. Tapiii kalau nanti habis melahirkan rambutku balik asal tipis lagi, sudah minta ijin sama suami, cut aja yaaa. Anak-anakku saja rambutnya niru aku, tipis-tipis dan gak panjang-panjang. Kok ya nggak niru bapaknya yang rambutnya tebaaall...... Tapi mereka tetep cantik-cantik kok ya haha, sama kaya emaknya hohoho -narsiskumat-
Read More