Rabu, 26 Desember 2012

Keping Hati

Hari ini, rasanya ingin berlari

Sekedar menjauh dari hiruk pikuk duniawi

Mungkin harus mencipta batas imaji

Agar aman nyaman di dunia sepi

Murni mencerna memaknai

Hanya aku...tanpa gundah hati

Hanya aku...tersaruk mendekat pada Illahi



Read More

Rabu, 19 Desember 2012

Jalan Kembali

Senin, 17 Desember 2012

Hari yang telah menjadi saksi. Ketika takdir Allah dilakoni. Ada sebab dan akibat, ada pahit namun berhikmah, manis yang pekat.

Masih jelas di ingatan, gerimis merinai kala itu, menjelang malam. Kami berdua berboncengan di atas sepeda motor tua yang setia. Menuju rumah, pulang setelah seharian berpenat lelah mencari nafkah.

Tak seperti dulu, saat kelabu. Ketika adzan berkumandang dan kami masih berjibaku di jalanan. Ketika aku minta dia menepi, berhenti, untuk bersegera sholat. Ketika dia selalu menjawab ringan bahwa masih ada waktu untuk itu, nanti ketika tiba di rumah.

Tertegun aku, namun sisi hatiku bersorak. Aku bahagia. Aku bersyukur. Hari itu, tanpa kuminta, dia menepi, berhenti di depan rumah Illahi. Tanpa kata dia melewatiku, masuk ke dalam masjid. Aku masih tercenung, namun kemudian bergegas mengikutinya di belakang. Sambil terus berucap syukur, lantas menikmati suasana damai di dalam masjid, juga di dalam hati.

Kali pertama, dan semoga bukan yang terakhir, tidak, jangan. Hidayah Allah memang mahal, jangan sampai terjual. Kamu, aku, kini mencicipinya dengan bayaran yang tidak mudah apalagi murah. Cobaan atau musibah, mari kita cecap kini, dengan hati bening dan ikhlas, tanpa culas. Ya, karena insyaAllah berbuah hikmah, manis, indah.
Read More

Kamis, 13 Desember 2012

Candu Itu Bernama Dosa

*testing 1..2..3
*start singing
"Kenapa yang asyik-asyik...itu yang dilaraaang. Kenapa yang enak-enak itu yang dilaraaang."
*jogetandangdut -_-"

Tau kan ya, lagunya Bang Haji Rhoma yang konon mau jadi bakal calon Presiden itu? Meski aku ga bakalan ngevote dia, tapi tetep bakalan say thanks atas lagu-lagu dangdut jadulnya yang masih aja terekam di dalam memori banyak orang. Ya kan, ngaku deh, ngaku doong :p

Nah, lagu tersebut tuh pas banget, cocok dah sama yang mau kuceritain ini, tentang dosa. Dosa, whatever it is, kok ya terlihat ajiiib, terlihat asik beud, menarik, bahkan bikin nagih kaya candu. Benul kan... Daya tariknya itu lho...rruuaarr biasa, apalagi teruntuk orang yang amat sangat biasa keimanannya, ga ada spesial-spesialnya :( Makin susah lah kita memalingkan diri dari daya tarik dosa tersebut. Sekali lagi, ini berlaku bagi orang yang sudah mulai terbiasa melakukan dosa itu ya, just name it, ngedrugs, free sex, nonton bf, atauuu yang paling umum nih, pacaran, dll, dkk, etc. Well, udah tau kan yang dilakukan itu dosa, tapi terasa tak mudah meninggalkannya begitu saja, butuh perjuangan. Yup, karena setan canggih banget masang jerat-jeratnya.

Teringat salah satu hadits Arbain ke 41, Rasulullah saw bersabda, " Tidak beriman seorang dari kalian sebelum hawa nafsunya mengikuti ajaran yang kubawa." (Hadits ini shahih. Tertera dalam kitab Al-Hujjah) Bisa disimpulkan bahwa iman kita itu belum sempurna, kalau toh sampai sekarang ini masih saja kalah sama hawa nafsu. Hawa nafsu akan terus menyertai manusia hingga ia dapat mengendalikannya. Lah kalau belum bisa mengendalikan, yo wis, jadinya semua gerak-gerik kita dikendalikan oleh hawa nafsu, meskipun bertentangan dengan akal sehat dan pemahaman kita. Berasa buta dan tuli, menutup mata dan menulikan telinga dari kebenaran.

Pernah diberitahu oleh salah seorang temanku dulu di Majene, misal nih adzan Maghrib sudah berkumandang, lantas kita tidak bersegera sholat, malah masih asik ngetem di depan TV, cuek, terus aja nonton. Nah, kejadian seperti itu, kayanya kok biasa ya, remeh, sering lah dilakukan, padahal sebenarnya kita itu sedang menuhankan TV. Lho kok? Yup, kita lebih mentingin nonton TV daripada sholat *jleebb (ingat pas di kantor). Ibnu Abbas ra. berkata, " Hawa nafsu adalah tuhan yang disembah di dunia." Lalu ia membaca ayat, "Tidaklah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan." (Al-Furqan:43) " Di bawah langit ini, tiada tuhan yang disembah lebih besar bahayanya di sisi Allah, selain hawa nafsu."

Tuh kan, ternyata kita tuh memang lebih mudah condong pada hawa nafsu ya :( Padahal kita kan sudah diberikan akal, bisa milih mau jalan takwa atau maksiat. Semua tergantung kepada diri kita sendiri. Berat memang, tapi harga surga memang tidak murah. Sedih banget lho, kalau kita sampai berlarut-larut dalam melakukan dosa, menuruti hawa nafsu lagi dan lagi. Awalnya masih terasa tuh, ga enak di hati, ya feel guilty. Tapi lama-kelamaan, ketika kita malah tidak berhenti tapi melakukannya lagi dan lagi, hati kita makin gelap dan hitam, makin hilang rasa penyesalan, maka hilang pula sifat kemanusiaan kita, kemuliaan kita sebagai manusia. Habis, tinggal kenangan dan malah menjadi indikasi kedunguan dan kelemahan.

"Dan adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggalnya." (An-Nazi'at 37-41)



*ngingetin diri sendiri





Read More

Selasa, 11 Desember 2012

[PRT] Mbak N

Alhamdulillah, sudah dua bulan ini mbak N (kakak ipar mbak A) bekerja di rumahku (akhirnya). Setelah sempat sebulan lebih mbak A jadi single fighter, sendirian jagain trio krucil plus beberes rumah. Ribet lah pasti, kesian dong. Mana lagi musim hujan, rumah bocor, riweuh, belum lagi harus jemput Syifa sekolah. Jalan keluarnya sih, Syifa dijemput sama pak satpam yang letak posnya pas di sebelah rumah, aman deh.

Mencari PRT itu susah banget sekarang, curhatanku sebelumnya ada di sini. Sempat galau sih ya, cari nggak dapat-dapat, akhirnya kakak ipar mbak A mau bantuin, hanya membantu, berarti untuk sementara waktu saja. Yah, sambil komat-kamit berdoa semoga si mbak N betah dan mau lanjut bekerja untuk seterusnya. Setelah kurang lebih sebulan, ternyata si mbak N ini mempunyai permintan khusus, sebagai syarat untuk terus bekerja di rumah. Mengingat sebelumnya dia bekerja di rumah bu dokter, dapat fasilitas lebih nyaman, yaitu paviliun sendiri plus TV dan VCD player. Maka, setelah merasakan menginap di rumahku, sendirian, tidak ada tontonan, sepi, bosan deh yang dia rasakan. Ini yang kubicarakan di curhatanku sebelumnya.

Maklum, TV ya hanya satu-satunya di rumah. Tiap malam misuaku nongkrong di depan TV biasanya sampai dini hari, entah nonton film-film bajakan atau sekedar nobar bola bersama tukang-tukang yang bekerja di rumah sebelah (kadang sama aku juga sih, kalau lagi ga tepar). Jadi, syarat mbak N nih, secara tidak langsung dia minta diberikan TV juga untuk tontonannya kalau malam di kamarnya. Wah, baru kali ini setelah bertahun-tahun gonta-ganti mbak, dapat permintaan seperti itu. Aku menyanggupi awalnya, demi anak-anak dan mbak A. Oalah, kenyataannya tidak semulus yang diharapkan. Uang yang ada bulan berikutnya ternyata tidak bisa digunakan untuk membeli TV, ada hal yang lebih urgent tentunya.

Aku pasrah, yo wis lah kalau memang mbak N akhirnya ga jadi mau kerja di rumah, mungkin ya memang belum jodoh. Lagipula ternyata misua sudah minta tolong kepada salah satu tukang untuk mencarikan PRT dari daerah asalnya, dan kabarnya sudah ada yang bersedia berangkat ke Jakarta. Berat hati juga sih, secara kerja mbak N bagus dan cukup sabar menghadapi anak-anak, yang pasti dia bertanggung jawab. Sementara orang yang bakalan datang itu, belum tau seperti apa kan ya?

Jreng..jreng...hari terakhir mbak N pun tiba. Saatnya aku ngasih uang gaji yang sebulan dia kerja kemarin. Udah pasrah, say good bye nih ceritanya, pake minta maaf ke mbak N kalau-kalau aku ada salah, anak-anak bikin sebel, dll dkk, udah pasang tampang perpisahan. Heemm...loh kok, mbak N lain-lain mimik mukanya, seperti mau bicara sesuatu tapi ga jadi, yo ditahan, diempet. Tapi aku cuek aja, meski merasa sih. Dan benar adanya, siang-siang ketika aku di kantor, mbak N pun sms.

Panjang kali lebar deh smsnya (aku lupa tepatnya), intinya bahwa mbak N meskipun tidak jadi dibelikan TV, tetap mau bekerja di rumah, bantuin mbak A, jagain anak-anak juga. Katanya kasian adik iparnya itu kalau sendirian, keteteran, kerepotan, kecapaian. Alhamdulillah, lega banget dong aku, bagai menemukan mutiara yang hilang *bukanjudullagu. Langsung deh aku colek misua via gtalk, kasih kabar plus meminta agar dia membatalkan keberangkatan si mbak yang tetangga pak tukang sebelah. Ga mau ah coba-coba, buat anak kok coba-coba *bukaniklan. Lagipula Farah yang cukup keras sifatnya itu sudah luluh sama mbak N, udah deket, kasian kalau dia dan saudara-saudaranya harus adaptasi lagi dengan mbak baru yang belum jelas kan.

Meski kini, mulai mengerti gimana mbak N, kata mbak A juga ya, dia agak rewel dan banyak keluhannya :D Tapi ya biar deh, disayang-sayang saja, yang penting dia sekarang bisa betah di rumah, anak-anak terjamin juga, insyaAllah.
Read More

Jumat, 30 November 2012

Pawang Hujan Dadakan

Sudah 2 tahun lho aku ngantor di Jakarta, tidak terasaaa. Dan, berarti sudah 2 tahun pula setiap pagi aku dan suami kebut-kebutan bermotor ria menembus kemacetan ibukota demi setor jari di mesin fingerprint sebelum terlambat, sayang kan kalau telat ya kena potongan tunjangan :( Dulu sudah pernah aku ceritain nih tentang huru-hara di pagi hari itu. Aku dan suami tuh sudah terkenal lho di kantor masing-masing, sayangnya terkenal karena tiada hari tanpa telat. Yup, telat teruuuuss. Dulu absen harus sebelum jam 7.30 WIB, sejak ada peraturan baru maka khusus kota Jakarta ada dispensasi absen sebelum jam 08.00 WIB dan ga dipotong tunjangannya, asal mengganti di sore harinya selama setengah jam. Jadilah aku setiap hari pulang kantor jam 17.30 WIB hiks...hiks... Itupun setiap paginya always mefeeett sekitar jam 07.58 an baru nyampe kantor. Setiap hari, catet! Jadi turun dari motor langsung lari-lari menuju mesin fingerprint, fyuuh.

Nah, aku tuh bisa dateng kantor ga telat kalau berangkat sendiri alias ga sama-sama misua, misal kalau pas misua dinas luar kota atau ada acara di hotel yang mengharuskan dia menginap di sana. Kalau sedang nggak telat gitu, teman-teman surprise buanged, sampe bertasbih, sampe nyalamin aku haha. Nah, sejak Senin kemarin itu aku nggak telat lho, suamiku nginep di hotel Belezza selama seminggu. Senin pagi, aku disorakin teman-teman, norak-norak bergembira abiiss haha. Ealah Selasa pun aku ga telat kan. Begitupun Rabu nya.

Ada nih, satu temanku yang memang suka jail, Adit namanya. Dia heboh tuh teriak-teriak ke teman-teman seruangan, "Eh, kalau mbak Tika nggak telat, ternyata nggak hujan yaaa." Dan yang lain pun heboh pula menimpali, "Eh, iya bener. Wah, asik hari ini bakalan ga macet, ga hujan, mbak Tika nggak telat!" Huahaha, ini bocah-bocah ngapain seeh? Emangnya aku pawang hujan apaaa?

Akhirnya Kamis pagi saat aku diantar misua, dan hampiiiir telat, absen jam 07.30 pas. Sesampainya di ruanganku, semua langsung nanyain, " Tika telat ga?" dan aku jawab, "Hampiiiir". Dan mereka lagi-lagi norak-norak bergembira sambil bilang, "Waah, hari ini bakalan mendung doang." Jiakakaka ampyuuun. ^_^

NB: Pagi ini ga telat lagi, jadi orang pertama yang nongol di ruangan at 6.45 WIB :D
Read More

Kamis, 22 November 2012

[Me] New Look

Sudah cukup lama happening hijaber kan ya? Make jilbab instan model jadul serasa old fashion deh *disindir teman lama haha. Ceritanya aku pernah ngirimi dia foto dengan memakai jilbab instan yang dibelinya kapan tauk, dah lama bangets pokoke, plus make daleman jilbab yang renda-renda, jadul idem lah judulnya. Lalu dia komen, "daleman jilbabe sooooo yesterday". Gubrak, hahaha aku sampe ngakak. Emang sih, itu jilbab dan daleman sudah bertahun-tahun menemaniku, secara masih bagus, belum bolong, ya kupakai terus.

Lalu, makin hari kok makin lucu-lucu dan cantik-cantik kelihatannya si shawl dan pashmina. Setiap onlen Facebook, kok ya (sengaja) terdampar di OS yang ngejual dua macam item itu. Duuuh, kok jadi mupeng yaaa :D Tapi tetep, aku maunya memakai jilbab ya sesuai syari'at, yaitu menutup dada dan tidak menerawang. So, aku mulai beli pashmina, satu doang, berbahan kaos tebel dan panjang, ternyata langsung ngetem menghuni lemariku alias ga kupake-pake hehe. Aku tuh suka yang instan karena ga pake repot, tinggal make sambil lari juga beres. Ga harus berhenti di depan cermin, tusuk sana, tusuk sini, diputer sana puter sini seperti kalau make pashmina or shawl.

Lama-kelamaan, makin penasaran dong :p Masa sudah beli ga dipake-pake. One day, aku berangkat ngantor memakai jilbab instan, sampai di kantor ngetem di toilet dengan seorang teman seseksi, minta dipakein pashmina baru hoho. Daan taraaa...jadilah hari itu pertama kali aku berhijab ria.
Ga kentara modelnya ya, tapi itu gampang banget (ternyata). Tinggal dililitkan saja, make jarum pentul satu biji plus bros. Eh, aku yang ditengah ya, yang di sebelah kananku mbak Amma, yang bantuin aku make pashmina, yang sebelah kiri itu Kasiku, Bu Irma.

Sejak saat itu, aku makin penasaran dan mulai menambah koleksi shawl. Mencoba yang dari bahan chiffon, meski tipis, tapi kalau kita make daleman maroko (kalo ga salah :p) itu bakal aman, karena dalemannya udah hampir sedada. Jadi, saat make shawlnya insyaAllah nggak menerawang kok. Selain shawl panjang (yang 2 meter) aku juga koleksi bros-bros lucu ayu, dari yang bahan wol rajut sampai ada yang make bulu-bulu ayam buatan teman ^_^ Cewek-cewek kecilku di rumah jadi ikutan heboh, suka pengen ikutan make bros bulu ayamnya dijadikan jepitan rambut, karena memang ada penjepit di belakangnya, berjajar dengan peniti. Jangan lupa, sedia juga berbagai daleman jilbab yang warna-warni, daleman ninja juga oke dipakainya.
Nah, seperti ini kalo aku memakai shawl chiffon :)
Model yang satu ini favoritku, syaratnya, bahan harus kain motif/polos yang bolak-balik. Makenya gampang banget, jadi ga usah bercermin pun bisa lho (makanya jadi andalan :p) Jadi, tinggal dipakai taruh di tengah-tengah sama panjang di kedua sisi. Ambil ujung sebelah dalamnya, disilangkan di depan dada, dan ikatkan saja di leher. Jadi deh :D
Kalau yang ini...eeemmm....aku masih belum bisa make sendiri hahaha, harus dibantuin temen. Duh, payah banget deh :p Gegara males aja kali ya, plus aku orangnya emang ga rapian, jadi malah semrawut kalau make sendiri *alasan.











Tidak setiap hari aku memakai shawl ato pashmina, kalau lagi tidak kesiangan aja hehe. Kalau mepet-mepet mau telat sih, langsung samber jilbab instan ajaaa ;)
Read More

Menulis Kembali

Counting down, 9 hari lagi harus say goodbye pada Multiply tercinta. Banyak kenangan indah dari rumahku di sana. Betapa tidak, 3 tahun aku menghuni Multiply, meski jumlah kontak hanya sekitar 300-an saja, tapi rasa kekeluargaan dan pertemanan yang ada begitu akrab. Bahkan beberapa di antaranya sudah kopdar, yang awalnya hanya sebagai teman maya, terealisasi bertemu secara nyata. Duh, senangnya!

Kini, meski Multiply masih bisa diakses, tapi keadaanya sudah jauh berubah. Begitu buka Inbox, yang terlihat hanya update-an OS saja :( Sudah tidak ada lagi update-an teman-teman blogger. Yup, mereka sudah ngungsi semua, seperti halnya diriku, ngungsi ke Blogspot sini. Bimbang juga lho, sepertinya lebih banyak yang ngungsi ke Wordpress, ingin juga ikutan kesana, tapi terlanjur ngontrak di sini hehe. Seolah tak rela, silaturahim dengan teman-teman Multiply jadi terputus karena beda rumah maya.

Efek lainnya yang kurasa, ternyata sudah hampir sebulan aku tidak posting nih. Jadi males hehe. Padahal kalau dipikir-pikir nih, kan banyak tuh kejadian-kejadian asik yang harus didokumentasikan, terutama tentang anak-anak ya. Merekam perkembangan mereka itu wajib sebenarnya. Asik aja kalau beberapa tahun kemudian bisa dibaca-baca bareng dengan mereka, seru kali yaaa.

So, yuk menulis kembali. Yuk, rajin-rajin lagi merekam apa yang dilihat, didengar, dan dirasa ^_^


Read More

Rabu, 24 Oktober 2012

[PRT] Duh, Susahnya

Makin kesini makin susah mencari PRT, apalagi dengan embel-embel kriteria baik, amanah bin jujur, sregep bin rajin, sabar sama anak-anak. Serasa mencari jarum dalam jerami, seolah mencari mutiara di lautan *halah.

Banyak pabrik di mana-mana membuka lapangan pekerjaan. Anak-anak gadis yang putus sekolah pun berbondong-bondong menjadi buruh pabrik, berbekal ijazah SMP-nya mungkin, atau SMA-nya. Enak kerja di pabrik, lebih berkelas daripada menjadi PRT. Lebih gaul pula, banyak teman, haha hihi, kos bareng rame-rame, atau yang rumahnya dekat pabrik, enak bisa ngirit. Dan yang pasti, kerja di pabrik tidak usah capek mikir, kerjanya itu-itu saja. Tidak harus memakai emosi. Tidak capek hati.

Kalau jadi PRT, harus rajin-rajin. Salah sedikit bisa diomeli. Banyak peraturan dari majikan. Beda rumah ya beda aturannya. Apalagi kalau ada anak-anak yang harus dijaga, tambah ribet deh. Harus gini harus gitu, ga boleh gini ga boleh gitu. Capek deh ah (-_-"). Bisa-bisa makan hati, putus cinta deh ga boleh telpon-telponan melulu sama pacar.

Makin kesini makin susah mencari PRT.
Read More

Senin, 22 Oktober 2012

[PRT] Manusia, Bukan Robot

Seringkali, kami melupakan satu hal. Bahwa kami memperkerjakan dan bekerja sama dengan manusia, bukan robot. Robot memang bisa disuruh semaunya, kapan saja, tidak capek, tidak protes. Robot juga bisa dimatikan, kalau kita sudah tidak butuh lagi, atau kembali dinyalakan ketika kita membutuhkan tenaganya. Kepada robot kita tidak usah capek-capek memikirkan emosi bin perasaan, bahkan logika. Bahkan, kepada robot kita hanya memberikan sedikit saja, ganti baterai atau diisi ulang tenaganya? Hem, plus servis perbaikan mungkin ya (kapan ya ada robot PRT?).

Seringkali, kami terlalu egois (mungkin). Banyak melupakan bahwa mereka juga sejenis dengan kami, manusia, bukan lelembut yang imut-imut :D. Merasa sudah memberi upah yang lumayan besar, merasa sudah urun toleransi juga pada mereka, merasa sudah menurunkan standart tinggi yang kami patok, kebanyakan merasa tapi lupa merasakan.

Dalam banyak hal, memang ada kasus PRT yang na'udzubillah ulahnya. Ada yang bawa masuk cowok ke kamar, ada yang sampai hamil di luar nikah, ada yang hobi mencuri, ada yang suka cubitin dan marahin anak, dll, dkk. Pokoknya bikin panas adem, bikin kepala pening, bikin galau para WM seperti aku ini. Sudah 7 tahun sejak anak pertama lahir sampai sekarang, keluargaku putus sambung hubungan dengan mbak-mbak yang silih berganti.

Dari sekian banyak, memang ada yang bikin cenat-cenut. Dapet yang suka mencuri pernah, dapet yang suka bohong, dapet yang suka pacaran sampai ber-hape-ria lupa waktu (ini sih biasa yaa), dapet yang berhenti tiba-tiba karena hamil di luar nikah (padahal mbaknya baiiiiiik deh (_ _")), sampe mbak yang biasa merokok. Alhamdulillah, beberapa kali mendapat yang baik dan sayang anak-anak. Ada yang sampe 2 tahun kerja, ada yang 1 tahun, dan berhentinya karena hal lain, bukan karena hubungan dalam negeri antara kami.

Nah, sejak pindah ke Jakarta pertengahan 2010 yang lalu, alhamdulillah bisa  dapat mbak A yang akhir tahun 2012 ini berarti sudah 2 tahun bekerja di rumah. Sejak ada Azzam, mbak A tugas utamanya jagain dia. Mbak yang satunya beres-beres rumah dan bantu-bantuin mbak A. Selama 2 tahun ini, partnernya mbak A yang gonta-ganti, mbak A sih alhamdulillah tetep. Sudah cocok dan mbak A sudah memahami tabiat kami sekeluarga.

Kalau flash back lagi, pengorbanan mbak A tuh banyak juga. Mbak A ini sudah berkeluarga dan punya anak cowok berusia 4 tahun, yang sehari-hari lebih banyak bersama dengan bapaknya daripada mbak A. Ya karena mbak A seharian di rumahku jaga anak-anakku. Beberapa kali kepentingannya tersisihkan kala harus bertugas di rumah, pun ketika anaknya sakit. Saat-saat seperti itu aku juga ikut merasakan tidak enaknya perasaan si mbak, tidak bisa berada di samping anaknya sehari penuh. Meski aku membolehkan dia tidak datang, tapi pada akhirnya dia selalu muncul di rumah. Mungkin dia kepikiran juga ya, siapa yang jaga krucil di rumah, padahal aku tetap harus ngantor.

Ketika kami pindah ke Bintaro, mbak A rela menginap dari Minggu malam sampai Kamis malam. Jum'at malam dia pulang ke Mampang, libur dua hari dan balik lagi ke Bintaro pada Minggu malam atau Senin subuh. Aku selalu berdo'a, agar keluarga mbak A sehat selalu, anak-anakku juga sehat, jadi dia maupun aku bisa bekerja dengan hati tenang. Tak terbayangkan kelunya hati, kalau anak si mbak sakit dan harus berpisah berhari-hari seperti itu. Alhamdulillah, keluarga kecil mbak A kini ikut pindah sekitaran Bintaro, tepatnya di Cipulir. Jadi, kini mbak A bisa PP dari rumahnya ke rumahku naik motor.

Mbak A ini tipikalnya berani protes hehe. Baguslah begitu, karena aku sadar seringkali berbuat salah terutama sebagai "bos"nya. Mungkin karena jarak usia kami yang tidak terpaut jauh dan juga kami lebih sering berkomunikasi layaknya teman, sehingga dia lebih bebas dalam menyuarakan kata hatinya. Meski kadang membuat sebal juga, karena kata-kata yang dipilihnya lewat sms terkesan kurang sopan (ga sampe kurang ajar lah). Tapi aku berusaha maklum, mungkin memang hanya itu pilihan kata yang bisa dia berikan ^_^ .

Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, terkirim sms-sms bernada protesnya yang panjang kali lebar. Sempat membuat mataku mendelik dan hatiku dongkol -sigh- tapi aku langsung ngerem dan instropeksi diri. Ya, apa yang dia katakan ada benarnya. Ya, aku dan suami ada salahnya. Ya, baiklah kita cari win-win solution. Karena aku tau, kami masih sangat membutuhkan mbak A. Karena aku tau, tidak akan mudah mencari pengganti yang baik, sayang anak, dan bertanggung jawab seperti mbak A. Karena aku tau, lebih baik ngemong, sedikit mengalah, dan tidak membesarkan masalah, bila masalahnya bisa diselesaikan baik-baik. Seni berhubungan dengan manusia, memang selamanya tidak selalu mudah :).

Read More

Kamis, 11 Oktober 2012

Duhai Suami, Wanitamu.

Wanita itu ibarat bunga, yang jika kasar dalam memperlakukannya akan merusak keindahannya, menodai kesempurnaannya sehingga menjadikannya layu tak berseri. Ia ibarat selembar sutra yang mudah robek oleh terpaan badai, terombang-ambing oleh hempasan angin dan basah kuyub meski oleh setitik air.

Oleh karenanya, jangan biarkan hatinya robek terluka karena ucapan yang menyakitkan karena hatinya begitu lembut. Jangan pula membiarkannya sendirian menantang hidup karena sesungguhnya ia hadir dari kesendirian dengan menawarkan setangkup ketenangan dan ketentraman.

Sebaiknya tidak sekali-kali membuatnya menangis oleh sikap yang mengecewakan, karena biasanya tangis itu tetap membekas di hati meski airnya tak lagi membasahi kelopak matanya.

Wanita itu mutiara. Orang perlu menyelam jauh ke dasarnya untuk mendapatkan kecantikan sesungguhnya. Karenanya, melihat tanpa membuka tabir hatinya niscaya hanya semu sesaat yang seringkali mampu mengelabui mata. Orang perlu berjuang menyusur ombak, menahan arus, dan menantang semua bahayanya untuk bisa meraihnya. Dan tentu untuk itu, orang harus memiliki bekal yang cukup sehingga layak dan pantas mendapatkan mutiara indah itu.

Terhenyak aku membaca kalimat demi kalimat yang tersusun indah (dan romantis, menurutku) saat blogwalking beberapa waktu yang lalu. Atas seijin empunya tulisan yaitu masichang, aku pun mencatutnya di jurnalku kali ini. Bahasannya pas banget, dan membuatku ingin menuliskannya.

Wanita, banyak yang bilang bahwa wanita itu lemah. Kenyataannya, wanita itu kuat dan tegar, plus tahan sakit :), oleh karena itu wanita ditakdirkan untuk melahirkan dan menjadi ibu. Tapi memang, wanita identik dengan kehalusan perasaannya. Wanita ada untuk diperlakukan dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, sejatinya demikian. Dikarenakan agar jiwanya terbangun kasih sayang dan kesabaran, yang digunakan sepanjang waktu dalam mendampingi anak-anak dan keluarganya tanpa perasaan tersakiti. 

Rasulullah saw bersabda, "Berwasiatlah untuk para wanita karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk dan yang paling bengkok dari bagian tulang rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau ingin meluruskan tulang rusuk tersebut maka engkau akan mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya maka ia akan tetap bengkok, maka berwasiatlah untuk para wanita(HR Al-Bukhari III/1212 no 3153 dan V/1987 no 4890 dari hadits Abu Hurairah)

Berwasiat dimaknai agar hendaknya para suami memberikan perhatian serius dalam bersikap baik terhadap para wanita. Oleh karena itu Rasulullah saw membuka wasiatnya dengan sabdanya "Berwasiatlah untuk para wanita" dan menutup wasiatnya dengan mengulangi sabdanya " maka berwasiatlah untuk para wanita" untuk menegaskan hal ini.

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk dan ia (seorang wanita) tidak akan lurus bagimu di atas satu jalan, maka jika engkau menikmatinya maka engkau akan menikmatinya dan pada dirinya ada kebengkokan, dan jika engkau meluruskannya maka engkau akan mematahkannya. Dan patahnya wanita adalah menceraikannya.” (HR Muslim II/1091 no 1468)

Aku teringat hadits tentang tulang yang bengkok ini, karena dulu saat LDL dengan misua, aku dengan semangat 45 membaca buku-buku tentang pernikahan dan masalah rumah tangga. Dengan pemahamanku yang cetek, aku menafsirkannya bahwa kodrat wanita diciptakan dengan penuh kekurangan, tidak bisa sempurna, seshalihat apapun wanita tersebut. So, tidak mungkin bagi suami untuk mengharapkan istrinya lurus 100 persen alias sempurna, sama saja dengan mengharapkan kemustahilan dari istrinya!!

Oke, tapi bukan berarti wanita dibiarkan bengkok gitu ya. Wajiblah buat suami untuk mendidik dan membimbingnya, tentu saja dengan lemah lembut. Jika ingin memperbaiki wanita dengan cepat dan tergesa-gesa, dengan kasar, kemarahan, cacian, hinaan, maka sesuai hadits di atas, akan patahlah tulang tersebut. 

Apakah terlihat mudah? Kenyataannya rumit banget. Di sini dibutuhkan suami yang bisa bersabar dan mempunyai ilmu untuk mendidik dan membimbing istrinya. Aku percaya kok, jika istri diperlakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang, sekeras apa pun dia, lama-kelamaan akan mencair dan makin sayang plus patuh kepada suaminya. Istri mana pun tahu, salah satu syarat ia masuk surga adalah dengan ridho suaminya. 

Para suami, sanggupkah engkau bersikap gentle pada istrimu, pada wanitamu? Rasulullah saw adalah sebaik-baik orang yang bersikap baik terhadap istrinya. Beliau tegas, tapi hatinya lembut :D. 
Read More

[Syifa] Kena Cacar

Untuk pertama kalinya, Syifa sakit cacar air. Pantesan selama seminggu belakangan ini dia sering hangat badannya kalau malam, suka ngigau, dan mengeluh badannya pegel-pegel minta dipijitin. Kukira hanya batpil biasa lah, tidak disangka hari Selasa sore muncul bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Kaget lah ya, tapi berusaha ga parno. Langsung gugling as usual, dan ngasi beberapa instruksi ke si mbak di rumah. Bintik-bintik merahnya berisi cairan dan gatel, diolesin minyak but-but aka minyak herba jawi andalan di rumah. Syifa diminta agar tidak menggaruk-garuknya. Mbak Anik bilang Syifa ga boleh mandi, oh no, padalah harus tetap mandi dong ya, agar kuman-kuman tidak makin keenakan ngendon di kulit Syifa. Harusnya mandi dengan air yang ditambahi larutan PK ya, tapi aku belum beli. Obatnya saat ini hanya madu, propolis 5 tetes 2x sehari, banyak minum dan makan buah. Aku memilih untuk tidak ke dokter.

Sembari memijit, kami mengobrol, ternyata salah satu temannya di sekolah baru saja terkena cacar air juga. Setelah semingguan tidak masuk sekolah, beberapa hari yang lalu dia masuk sekolah kembali dan sering bermain bersama Syifa. Pantes, tertular kayanya ya. Pas daya tahan tubuh Syifa mungkin sedang drop, si virus ini menyerang, yo wis kejadian.

Khawatir nih kalau Farah dan Azzam tertular si cacar, tapi kok susah untuk meminta mereka bertiga agar tidak saling berdekatan. Syifa sejak Selasa tidak masuk sekolah, dan bosan kalau selalu berbaring di tempat tidur. Apalagi, kondisi badannya sudah jauh lebih enakan, hanya si bintil-bintil cacarnya saja yang belum semuanya pecah. Semoga saja adik-adiknya tidak ikut tertular, Amin.
Read More

Jumat, 28 September 2012

[Azzam] Happy Birthday

Alhamdulillaaaaah.....ga terasa eeeuuuyyyyy, dedek Azzam udah setahun usianya *jogetpom2. Setahun yang lalu ngebrojolin dia, ditemani suami tuk kali pertama*akhirnya. Sedari subuh berasa kontraksi dan akhirnya setelah kelar sholat subuh, kluar deh fleknya. Setelah menunggu kontraksi makin sering, akhirnya aku dan suami naik motor ke klinik Bidan Ambar di Pancoran yang sebenarnya cukup jauh dari rumah tapi memang sudah kupilih. Selain cukup nyaman tempatnya, bisa milih kamar sendiri, dan biayanya itu lho, pas di kantong.

Pukul 3 sore pindah dari kamar ke ruang bersalin. Mulai heboh, teriak-teriak kaya neriakin maling. Huft, maklum yaaa, anak ketiga, setelah 4 tahun yang lalu terakhir melahirkan. Kata orang juga anak ketiga tuh biasanya susah ngebrojolinnya, berasa kaya mau lahiran anak pertama gitchu *alasan. Seru tenan, sempat ganti-ganti posisi melahirkannya. Kalau dulu lahiran Syifa dan Farah hanya satu posisi, telentang itu, sekarang nyobain posisi jongkok segala. Ealah, malah kram kakiku. Yo wis, nyoba posisi miring kanan, miring kiri, duduk, sampe telentang lagiii. Baby Azzam ga kluar-kluar juga. Sampai aku kehabisan nafas, kehabisan tenaga. Ga hanya aku, tapi bu bidannya juga capek, mulai stres deh dia.

Akhirnya jam 4 lewat, bidan sholat Ashar dan digantiin sama bidan yang lain, yang masih seger bin fresh. Mengomando aku dengan lebih tenang, lebih bersemangat. Akunya kepompa juga semangatnya dong. Sambil komat-kamit berdoa dalam hati, plus bilang pada diri sendiri, "Ayo Tikaaa kamu bisaaa, kudu lairan normal, ga usah cesar-cesaran, ga ada duit buuuuk!" Dan aku mengejan lagi dan lagi. Berhenti mengejan, bidan suruh suami nyuapin makan n minum untuk menambah tenagaku. Hap..hap...hap...aku telan aja tuh segala sari kurma n roti, minuman apa aja deh tuh. Trus ngejan lagi...aaaarrgghh....kok ya, tuh makanan kan masih sampai leher, belum turun ke perut, akhirnya aku muntaaaahh, masih sembari mengejan. Huhuhu...kok porak-poranda gini yaaa....jeda mengejan bidan dan suami cepet-cepet bantuin aku ganti baju, ngelap itu muntahan dan uuuggghhh...aku ngejan lagi, lagi, dan lagi.

Baby Azzam alhamdulillah lahir ke dunia ini jam 5 sore, setelah perjuangan di ruang bersalin sedari jam 3 sore. Hiks..hiks...legaaaa banget. Meski tangan udah kena 4 tusukan infis yang gagal, ya karena ga nemu urat nadinya, meski udah gonta-ganti posisi, meski sampe acara muntah segala, demi anak lelakiku. Sayang, foto-foto bayi merahnya hilang semua gegara suami otak-atik hape dan clink semua data kehapus, padahal foto-foto Azzam belum diselamatkan .

Di usianya yang setahun, Azzamku benar-benar menjadi obat bagi aku dan suami, juga kedua kakaknya. Obat stress, obat pusing, obat pertengkaran (buat kakak2nya), obat bokek juga hoho. Azzam yang peniru ulung, sok tau banget padahal masih juga unyil hihi. Azzam yang suka banget ikut tertawa seolah tau apa yang kuketawai, padahal akunya nonton acara Tahan Tawa. Azzam yang tidak mau kukunya dipotongkan, dan malah merebut pemotong kuku dan lalu sibuk mau memotong kukunya sendiri

 
Azzam barusan digundul lagi tuuh, yang kedua kalinya :D Tuh, ketika dipanggil, dia melihatku, ngoceh-ngoceh, trus asik lagi deh sama pemotong kukunya.








Read More

Senin, 24 September 2012

NATO atau NALO??

*posting dulu sebelum kerja

Seperti yang telah orang umum ketahui, NATO adalah singkatan dari No Action Talk Only :p sedangkan NALO adalah No Action Learn Only hihihi. Siapa yang iseng bikin singkatan kaya gini siiih?

Nah, kalo model aku nih kayanya dari jaman Majapahit dulu *maklum, ibuku guru Sejarah* lebih condong ke NATO-nya tuh, sampe sekarang ini malah. Justru kalau sekarang ini Talk-nya bergeser ke Chat dumay hehe, kebanyakan via Gtalk sih ya, secara itu juga yang dipakai sehari-hari kalau nyangkut urusan kerjaan. Jadiiii pagi-pagi mulai menyalakan kompi, duduk manis, kompi kedip-kedip loading, akun Gtalk pun aktif dan tung..tung...tung....langsung deeeh, bunyi melulu (sekarang udah ga bunyi-bunyi, dimatiin) chatingan pun dimulai, bisa ramai sampe 5 orang lebih fyuuh. Kerja? Ya tetep lah, tapi namanya kerja disambi gitu kan ga beres-beres yak *tepokjidat.

Satu lagi orang yang 10 tahun terakhir ini telah membuktikan ke-NATO-anku, tak lain tak bukan adalah misuaku hohoho. Sering banget tuh dia protes, "Kamu tuh suka ngomong melulu, ga ngapa-ngapain". Ampun deh Pak....udah dari sononya kaya gini. Palingan aku akan mengimbangi, kalau sudah kebanyakan salahnya akan kuperbaiki dengan kebaikan-kebaikan kecil xixixi.

Lha kalau NALO?? Jadi kebanyakan teori gitu kah? Secara belajar melulu, nyerap ilmu melulu, tapi ga action juga? Hohoho.....adakah diriku juga begitu? Heem...ga terlalu kayanya *pembelaan*. Kalau sekarang-sekarang ini sih berusaha untuk mempraktekkan ilmu-apapunitu-yg sudah kudapat. Hem...misal nih, baru-baru ini langsung praktek memasang banner di blog, otak-atik seharian, gagal melulu, nanya sana-sini, akhirnya alhamdulillah bisa ngeh apanya yang salah dan taraaaa...blogku ini berhasil juga kupasangi banner.

Nah, kalau ilmu parenting...ini nih sepertinya yang kebanyakan teori tapi prakteknya susyee. Buku numpuk, dibaca juga belum semuanya, apalagi prakteknya. Jadi ya jatuh bangun lah, lebih baik langsung diskusi di forum emak-emak membahas soal cara mendidik anak, langsung ke kasus, teori, dan pemecahan masalahnya hehehe. Demi memaksakan diri untuk membaca alias menyelesaikan buku-buku parentingku di rumah itulah, aku memberanikan diri untuk menyanggupi mengawal sebuah blog tentang tips parenting. Tentu saja ada konsekuensi beruntun ya, dan masih terseok-seok belum rajin posting jurnal di sana. Hayuuk deh, ga usah kelamaan NATO dan NALO-nya ^_^







Read More

Jumat, 21 September 2012

Berhasil....Berhasil

Bisa kok ternyataaaa...hihihi *menundukmalu. Beneran udah su'udzon ma mbak2 dan mas2 pegawe MULPID nih. Ga tau gimana, kegagalan import blog yang sebelumnya kukeluhkan itu ternyata berkat kesalahan (entah apa) pada saat proses download dengan tools dari MP. Terbukti, saat pagi ini aku curiga dan penasaran lalu akhirnya mengulang proses download export to blogger, ealah kok dapetnya 1.87 MB, padahal yang sebelumnya kudownload itu sebesar 68 KB aja. Dengan bismillah, ku ulangi lagi proses import blognya dan...taraaaa...sukses memindahkan seluruh jurnal hasil ngendon di Multiply sejak 2009. Alhamdulillah ya...sesuatu banget ^_^
Eh..eh...tapi di Multiply masih rame looh, masih ada lomba parodi dan lomba MPers Awards. Bakalan asik ber-sarap-ria nih sebelum 1 Desember (atau 27 Oktober ya?).


Masih belum ngeh, gimana ramenya di Blogspot sini ya?? Wahai penduduk BS, kasi tau dooonk :p

Read More

Rabu, 19 September 2012

Welcome

Assalamu'alaykuuuum ^_^

Finally...bener-bener pindahan neeeh. Still miss my old home, Multiply. Hiks, menghitung hari menuju disahkannya pengusiran warga setia MP tanggal 1 Desember nanti, feel gloomy :(

Sebenarnya, aku tuh sudah bikin akun di blogspot ini sejak bulan lalu lho, sempat ngejurnal sekali malahan. Eh, trus kehapus sewaktu otak-atik hasil importan dari MP. Aseli, sebel, tools migrasi dari MP nggak maksimal, hasilnya setengah-setengah kaya mereka yang memang setengah hati kasi bantuan (su'udzon neee). Alhasil dari 222 biji jurnalku sejak Januari 2009, hanya keangkut 6 biji di rumah baruku ini. Hikmahnya, rumah baru buka catatan baru kali yaaa hahaha :p Yo wis lah, hayuuuk mareee.

Read More

Rindu Itu

Seperti layaknya pada seorang kekasih yang akan pergi, rindu itu mulai bertunas dan tumbuh pasti.
Menghitung hari tanpa kelebayan namun kemakluman, ada yang tetap pias di sisi-sisi hati.
Ah, sobat, rasa ini telah tercurah meski hujan tak jua kunjung datang. 

-----------------------

Masih tetap gagu belagu menghadapi layar komputer yang menampilkan rumah baru.
Terasa aneh (akunya), ga ngeh, resah, gelisah *lebaaayy*, sedikit tak rela.
Proses import dari MP ke BS mengalami keanehan, tidak semua postingan terangkut, padahal dikit, hanya 222 biji jurnal. Notes sengaja kusimpan di hard disk aja deh. Oleh karena itu, rumah baru di BS masih kosongan, lom ada isinya opo-opo blas. Ntar lah, kalau sudah mood. Masih senang lompat sana lompat sini di MP, masih rindu ketemu teman-teman MP meski hanya mampir membaca dalam diam (tanpa komeng).

-------------------------

10 Tahun berumah tangga, menikah dengan si mas. Ternyata telah membawaku jauh kesana, sekaligus juga tidak kemana-mana . Rindu itu..... semacam rasa yang aneh tapi tidak mengkhawatirkan juga tidak menakutkan.
Read More

Rabu, 29 Agustus 2012

Kewajiban Orang Tua Kepada Anaknya.

Tergelitik ingin menulis tentang kewajiban orang tua kepada anaknya. Pertama, sebagai salah satu caraku untuk menambah ilmu, dengan colek-colek mbah gugel tentunya. Kedua, sebagai pengingat bahwa sebagai orang tua aku mempunyai kewajiban pada anak. Ketiga, sebagai cermin instropeksi diri, bahwa ternyata selama ini aku dan misua masih melakukan banyak kesalahan dalam mendidik anak-anak.


Sebenarnya secara garis besar, aku ngeh tentang kewajiban-kewajibannya. Hanya saja, ada beberapa kejadian yang menyentakku, membuatku sedih dan merasa bersalah. Rantai itu masih kuat ternyata. Rantai cara mendidik dengan kemarahan yang ada turun temurun dari orang tuaku dan misua ke kami dan dari kami ke anak-anak. Bukan hanya itu, tapi juga cara mendidik dengan kurangnya contoh alias keteladanan. Maunya instan, semudah membuat bubur atau mie yang tinggal diseduh dengan air panas lalu siap santap. Ironis, karena jelas hal itu tidak mungkin tapi tetap saja diharap. Lagipula, yang instan tentu saja tidak sehat dan tidak enak rasanya bukan? (Bubur bayi instan aja enek, Azzam ga doyan )
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur'an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa."
Berdasarkan hadist tersebut, berarti ada tiga kewajiban orang tua pada anaknya, yaitu :


  1. Memberi nama yang baik, karena nama adalah do'a. Dan berkenaan dengan nama Rasulullah   saw bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR.Abu Dawud)
  2. Mendidiknya dengan Al-Qur'an, ini berat lhooo. Meski ketaqwaan dan kesalehan pribadi belumlah memadai, sebagai orang tua harus bisa mendidik anak-anaknya untuk bisa paham, mengenal, bahkan mencintai agamanya. Ingat kan sabda Rasulullah yang satu ini, "Setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid, iman). Orang tuanyalah yang (potensial) menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” Orang tua adalah faktor penting dalam penentuan kesalihan maupun kebejatan anak-anak *lapkeringet.
  3. Menikahkannya bila sudah memasuki usia siap nikah. Apalagi di jaman sekarang, zina ada di mana-mana bahkan dianggap biasa. Membayangkan 10 atau 15 tahun lagi, kedua anak perempuanku sudah menjadi gadis, huuff terbayang ketar-ketirnya menjadi orang tua.Semoga mereka bisa jadi anak sholehah kelak dan dipermudah jodohnya, bisa dapet laki-laki sholeh juga, amiin. Tentang hal ini sesuai dengan firmanNya "Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya." (QS. An-Nur:32) dan juga sabda Rasulullah "Ada tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat, apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang perempuan apabila sudah memperoleh (jodohnya) yang cocok." (HR. Tirmidzi). Menandakan bahwa sebaiknya kita tidak kuatir tentang rejeki karena Allah akan mempermudahnya seiring dengan ikhtiar yang dilakukan dan lebih baik kita mengutamakan keselamatan iman. Maksudnya ya...nikah usia muda ga apa-apa laah daripada...daripada....*inget buku Kupinang Kau Dengan Hamdalah
Apakah hanya itu saja kewajiban-kewajibannya? Ternyata tidak, masih banyak, dan yang ingin kutekankan dalam memoarku *biaringet* ini adalah perihal keteladanan orang tua dan bagaimana mendidik anak tanpa kemarahan. Dua hal yang menjadi ganjalan terbesarku kini dalam mendidik ketiga buah hatiku. InsyaAllah nanti akan kutulis lebih lanjut, ingin lebih banyak membaca dan belajar, ingin misua juga bisa membaca tulisanku ini nantinya, ingin agar ini bisa bermanfaat.
Read More

Senin, 27 Agustus 2012

Lebaran 2012

Sukses hibernasi di rumah, tentunya dengan menuai protes Syifa dan Farah. Beribu pertanyaan *hiperbola banget* terlontar dari bibir-bibir mungil mereka. Kenapa tidak pergi ke Mampang? Kapan bisa jalan-jalan ke mall? Kok di rumah saja? Dan masih banyak pertanyaan bernada protes lainnya, kutampung sambil tersenyum. Duh Nak, sebenarnya ummi juga ingin bisa jalan-jalan, mengajak kalian bertiga meski hanya ke Monas maupun TMII. Sayang, misua berasa ribet kalau harus berkendara umum, sedangkan mau naik mobil tidak punya, naik motor berlima...wah bahaya dong. Jadilah hari lebaran 19 Agustus 2012 yang lalu hanya silaturahim ke tetangga terdekat saja, hanya 1 rumah doang! Sedangkan tetangga yang lain banyak yang noni dan rumahnya terlihat sepi.

Lebaran kedua, 20 Agustus, seharian ngruntel di rumah. Anak-anak (terpaksa) tidur siang lebih awal menuruti kemauan abinya. Aku yang mirip hobinya sama Nobita, sukses tidur begitu mencium bau bantal (bukan bau iler ya, catat!). Terasa nelangsa juga, jauh dari keluarga besar, ealah lebaran kok hibernasi aja. Akhirnya tanggal 21 keluar rumah juga, naik motor berlima ke Bintaro Plaza. Anak-anak cukup terhibur, bisa sebentar main-main games dengan kartu yang hanya diisi beberapa ribu rupiah, tak lama isi kartunya juga habis. Tak mengapa, anak-anak sudah senyum-senyum cerah kok. Keliling-kelliling mall meski hanya cuci mata melihat ramainya pengunjung sudah lumayan menghapus kebosanan. Hari terakhir cuti bersama, 22 Agustus malam, ngeboyong anak-anak ke pasar malam dekat rumah, naik kereta api kecil yang muter-muter, beli gula kapuk, mainan, keliling-keliling, done! Mereka sudah gembira ria.

Aku yang kaget, tersadar cuti bersama sudah habis saja. Tanggal 23 dan 24 Agustus sudah harus ngantor lagi, maklum jatah cuti tahunanku sudah habis. Tanpa ada mbak yang bisa jaga trio krucil, terpaksa membawa mereka ngantor, lengkap dengan bekal makanan dan baju gantinya. Heboh banget, tapi cuek sajalah, toh kantor masih suepii tenan. Lagipula banyak juga pegawai yang membawa anaknya serta, sama-sama ga ada ART karena sedang mudik semua. Jadilah, dua hari itu aku tidak bisa kerja. Bahkan hari keduanya sengaja komputer tidak kunyalakan, lah percuma, ga bisa megang tuh. Intinya momong Azzam saja hehe, Syifa dan Farah sih sibuk asyik main berdua. Kubikelku sampai berantakan penuh tempelan dan kertas coretan buah karya mereka.

Alhamdulillah wiken datang, Sabtu Minggu kemarin benar-benar menikmati kebersamaan bersama trio kwek-kwek itu. Azzam sampai lengkeeet deh sama umminya ini, hiks jadi kangen. Tadi pagi saat mau berangkat kantor, sediih rasanya. Azzam pasang muka melas dengan tatapan mata sendu yang menggetarkan kalbu. Duh Naaak.... Kembali menjalani rutinitas yang menyebalkan, bengkerengan sama misua biar tidak terlambat ngantor, ninggalin anak-anak lagi, duh. Hanya bisa berpikir positif saja, isi pagi hati sumpek dengan istighfar banyak-banyak, not cacian. Lebaran "aneh" jadinya hehe.
Read More

Kamis, 16 Agustus 2012

Menjelang Lebaran 2012

Ga mudiiik oiiii...berlima saja menempati rumah baru yang belum full beres, tapi alhamdulillah sudah amat sangat nyaman. Terlebih lagi, sudah beli Javan Bed Canopy alias kelambu nyamuk untuk menangkis serbuan ratusan nyamuk ajaib setiap malamnya. Kubilang ajaib, karena dengan memakai lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, obat nyamuk cair bermacam merek, tetap saja, nyamuk-nyamuk itu menggila setiap malam. Habis nih kulit bentol dan gatal, kalau suamiku lebih parah lagi, kulitnya luka-luka di sana-sini gegara dia garuk sampai berdarah. Paling ga nahan katanya, akhirnya beli kelambu nyamuk deh meski mihil. Mau beli yang kelambu biasa, males getok-getok tembok pake paku dan palu, jadi memilih si Javan deh, belinya di teman sendiri.

Hari ini terakhir ngantor lhoo...tadi pagi saja Bintaro-Gatsu hanya kurang dari 30 menit, dah berasa sepi jalanan. Besok libuuurr..alhamdulillah. Meski tidak ikut serta meramaikan dunia permudikan, tapi tetap semangat menyambut libur lebaran dong ya. Bisa ngumpul dengan anak-anak kan sesuatu banget.

Tidak mudik....mau jalan kemana ya? Heemm...mencari altenatif yang murmer pokoknya. Mungkin berenang, secara HTM juga murmer hoho dan anak pun senang. Kalau ke TMII? Itu suatu pilihan juga sih, HTM juga murmer tho, hanya perlu dipikirkan alat transportasi apa yang sebaiknya digunakan dari Bintaro kesana *belum ngeh. Kalau Ragunan sudah sering, dulu sewaktu tinggal di Mampang kan dekat tuh dengan Ragunan, jadi pilihan itu dikesampingkan. Nah, permintaan anak-anak nih, silaturahim ke Mampang. Syifa dan Farah kangen bertemu dengan teman-temannya di kontrakan lama, mereka berdua sudah asyik mengkhayal akan dapat bertemu lagi dengan si anu, si ini, si itu, banyaak deh. InsyaAllah ide kesana akan dinomersatukan, hitung-hitung menyambung tali silaturahim dengan kakek nenek yang punya rumah kontrakan kemarin.

Lebaran, liburan, berarti masak. Heeemm....aku dan memasak. Hihi sudah gemeter saja nih. Mumpung di rumah, ingin bisa membuat sesuatu untuk orang rumah, yang mudah dan anti gagal, haha...apa ya... Selain itu, tidak ada si mbak berarti harus beres-beres rumah sendiri, tentu saja dengan "standar khusus" misua, lumayan membuat grogi hehe, tapi dinikmati sajalaah .

Penduduk MP tercinta, meski masih bingung mau pindahan rumah maya kemana, gimana caranya, tapii tetap semangat aah! Mohon ma'af ya kalau selama ini ada salah-salah kata, salah-salah tulis, salah-salah curhat....I'm so sorryyyy. Selamat Idul Fitri, selamat liburan, selamat mudik untuk yang mudik. Semoga di manapun, kapan pun, apa pun yang kita lakukan, diberikan kemudahan dan kelancaran...Amiin.
Read More

Rabu, 15 Agustus 2012

Dicekal?!

Tik..tok..tik..tok...
Menghabiskan sisa waktu jam kerja hari ini di kantor, ditemani suara gaduh Syifa dan Farah yang ikut aku hari ini.

Senin dan Selasa kemarin, dua hari aku bolos, tidak berangkat kerja. Apa pasal? Kejadian lagi, kena pencekalan. Bukan hanya pejabat bermasalah dan tersangka kasus aja yang kena cekal ternyata hehe. Aku dilarang misua kerja, titik.

Sumber masalah pasti ada lah ya, sampai berbuntut pencekalan seperti kemarin dan yang sudah-sudah dulu. Kami berdua sama keras kepala, kepala batu, ndableg, mbuh apa lagi sebutannya. Kalau saja tidak ingat cicilan bank yang buanyak itu, bisa-bisa aku disuruh resign (lagi).

Alhamdulillah, sedikit ada titik terang, pencerahan di dalam kepalaku. Semalam iseng-iseng buka buku tebel "Fiqih Sunah Wanita" yang sudah lama berdebu mejeng di lemari buku. Awalnya ingin mencari referensi tentang Talaq alias cerai, karena ada sms seorang kawan nun jauh di sana yang menanyakan tentang hal tersebut, lalu malah berlama-lama membaca bab lain. Yup, jadi sebuah instropeksi buatku.

"Suami itu adalah surga atau nerakamu"
"Jika diperbolehkan pada umatku sujud pada selain Allah, maka akan kuperintahkan istri sujud pada suaminya"
Read More

Senin, 06 Agustus 2012

Ketemu Artis

Kemarin lusa, Sabtu tanggal 4 Agustus 2012, aku datang ke sekolah Syifa untuk menghadiri undangan pertemuan orang tua murid. Rombongan berempat, karena tidak ada mbak-mbaknya di rumah alias mereka libur, akhirnya anak-anak semuanya ikut deh. Suami tetap di rumah untuk bantuin tukang bekerja. Jadilah aku sedari pagi gubrak-gubruk menyiapkan diri dan anak-anak agar bisa datang tepat waktu, jam 8 teng.

Meski ketika agak terlambat sampai di sana, alhamdulillah acara belum dimulai kok, biasalah jam karet, hampir jam 8.30 baru deh dimulai. Anak-anak dengan segera merasa bosan, padahal di undangannya sampai jam 12 siang lho. Alhamdulillah makin siang makin banyak bocah-bocah yang ikut serta orang tuanya hadir, senang deh duo Syifarah bermain bersama teman-temannya. Tinggal si Azzam yang mbrangkang sana-sini, teriak-teriak bermaksud memanggil kakak-kakaknya, nenen sebentar, sudah dilepas dan teriak-teriak lagi.

Kurang lebih sekitar jam 9 lewat, ada ibu muda, putih kulitnya, terlihat cuantik bin ayu, duduk tak jauh dariku. Oh ya, di acara ini semua undangan duduk melantai beralaskan karpet. Jadi otomatis perhatianku langsung tertuju pada ibu muda ini. Gaya berpakaiannya biasa, memakai gamis panjang namun tak berjilbab, rambut panjangnya hanya diikat santai, digelung gitu.

Azzam makin merasa bosan, ibu muda tadi didekatinya, dicolek-colek, SKSD banget ni anak. Lama-kelamaan ibu cantik itu senyum-senyum, main-main sama Azzam. Duh, makin takjub aku melihat kemulusan kulit wajahnya, beniiing banged, kenyus-kenyus tanda dirawat maksimal (ga kaya mukaku). Sambil mikir, tuh muka diapain aja dan habis berapa duit yaaa hehe. Akhirnya kami ngobrol-ngobrol juga sambil lalu, membicarakan tentang anak-anak kami yang ternyata beda kelas. Azzam asyik mainin hape si ibu cantik itu, sampai akhirnya tempat hapenya yang jelly itu diberikan pada Azzam untuk digigit-gigit sambil bilang. " Tidak apa-apa, bersih kok, sudah dilap."

Duh, berasa sungkan deh, tapi Azzam makin kenceng teriaknya kalau diambil tuh tempat hape. Sambil sesekali ngobrol, aku membatin, kok sepertinya wajah ayu ini terlihat familiar ya....dimana yaa aku pernah melihatnya?? Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu mendekat, menyapa ibu cantik itu dengan ramah, ngobrol dikit eh lalu salaman n kenalan. Aku makin heran, loh nih ibu nyapa dan ngajak ngobrol kirain sudah kenal, ternyata kok malah baru kenalan sesudahnya ya?

Agak lama sambil mikir, akhirnya aku menarik kesimpulan bahwa jangan-jangan ibu cantik ini artis kali yeee. Kok sepertinya aku sudah akrab dengan wajahnya, siapa ya? Artis yang mana? Kemudian terlintas sebuah nama, Jihan Fahira, istrinya Primus Yustisio itu. Sepertinya dia sudah jarang muncul ya, tapi mungkin aku aja yang ga pernah nonton sinetron jadi tidak tau perkembangan, bisa jadi kan. Tapi, iya deh, kayanya dia Jihan Fahira.
Masih ragu tapi makin yakin (lhoh!?) aku makin mengamatinya, masih takjub dengan kecantikan dan kelembutan kulitnya yang putih, aku ngelirik hape BB nya itu. Nah itu dia, foto di layar hapenya ituuuu. Bener deh, itukan foto Jihan dan Primus, keduanya sama-sama berambut panjang. Dulu Primus sempet gondrong kan ya? Beneeer. Hihihi...pantas tadi ada ibu-ibu main ngajak ngobrol SKSD, oalaah ini artis thooo. Sayang kok aku ga kepikiran untuk minta dia berpose bersama Azzam yaaa...kan lumayan buat kenang-kenangan hihi.

Read More

Selasa, 31 Juli 2012

#galau

Ada butir-butir tertahan di sana
Mataku kaca

Ada kelabu menggelayut manja
Tak jemu, tak jua sirna

Hati meranggas pedih...luka
Ingin mati rasa tapi tak kuasa

Mencerna makna
Mengecap asa

Kuingin mata hati tetap terbuka
Syukur agar tetap terasa


Read More

Jumat, 27 Juli 2012

[Azzam] Merangkak, Alhamdulillah!

Alhamdulillah, Azzamku sudah 10 bulan sekarang. Tak terasa ya...tahun lalu masih menjalani ibadah puasa dengan perut mblendung isi bayi. Kenangan manis, ketika aku puasa, maka Azzam di dalam perut malah demo, nendang-nendang terus sampai kulit perutku monyong-monyong dan terasa sedikit nyeri.

Di usianya yang 10 bulan ini, giginya sudah empat. Tajam dan gede, cukup untuk membuat kakak-kakaknya menangis ketika kebagian gigitan gemes Azzam. Makin membuatku parno tentu saja, beberapa kali dia juga menggigitku ketika nenen, oouucchh saakiiiit
. Lucunya, pernah dia sengaja menggodaku, dengan wajah imut bayinya itu ditambah seringai jail, dia mainkan giginya sambil pura-pura mau menggigit. Jadilah aku makin merinding, ngeri aja kalau dia benar-benar langsung menggigitku ketika dikasi nenen.

Di usia 8 bulan yang lalu, Azzam sudah aktif minta berdiri dengan berpegangan pada kami yang sedang duduk atau pada kursi, ketika berada di rumah neneknya. Heemm, kami menebak-nebak, apakah Azzam akan bisa merangkak atau dari merayap langsung mau berdiri dan belajar jalan ya? Teringat akan Syifa dan Farah, mereka berdua tidak melalui tahap merangkak tapi malah ngesot (kaya suster ngesot itu
). Aneh melihatnya, kemana-mana soot...kesot...kesot... Bahkan Farah hampir berumur 2 tahun ketika bisa berjalan. Sampai-sampai para tetangga mengira kalau Farah tidak bisa berjalan. Mereka menyarankan agar Farah dibawa ke dukun pijat, ke dokter, diberi makan ini makan itu, diolesi ini dan itu di kakinya. Wah, pokoknya jadi ikutan cemas.

Berharap Azzam bisa merangkak, melihat geraknya yang aktif, merayap kemana-mana lalu pantatnya naik, jatuh lagi, begitu terus. Lama-kelamaan dia bisa duduk sendiri dari posisi tengkurap. Alhamdulillah, sejak awal bulan ini Azzam mencoba merangkak...dan bisaaaa!!
Hihihi seneeng deh melihatnya. Sekarang dia merangkak kemana-mana, masih suka terpeleset sih, merayap lagi lalu merangkak lagi. Heboh jadinya, punya anak laki-laki setelah dua anak perempuan dan bisa merangkak, sesuatu banget hehe. Dua kakaknya juga ikut berteriak-teriak gembira ketika melihat Azzam bisa merangkak.
Read More

Kamis, 26 Juli 2012

Renungan Pagi

Pagi ini terasa lebih menyesakkan, apalagi setelah semalam, sebelum tidur tiba-tiba terkalkulasi hitungan hutang-hutang di depan mata. Ya Rabb...banyak banget. Padahal dulu direncanakan, saat sudah pindah rumah kami hanya akan menyicil hutang yang dari bank saja. Kenyataannya lain kini. Belum lagi bulan depan lebaran, harus menyiapkan dana untuk THR dua mbak di rumah.

Mamaku sakit, kena stroke ringan dan harus diopname selama minimal 10 hari untuk penyembuhannya. Tidak disangka, papa mertuaku juga sakit sampai tidak bisa berjalan karena ada syarafnya yang terjepit. Alhamdulillah keadaan mereka berdua sudah lebih baik sekarang. Sedihnya, kami anak-anaknya tidak bisa menengok, parahnya lagi, kami tidak bisa mengirimkan bantuan meski ala kadarnya.

Bulan Ramadhan...seharusnya menjadi peluang amat sangat besar untuk meraih berkahNya dan juga pahala dariNya. Entah, justru saat-saat berat seperti ini kok malah futur akut. Hari keenam Ramadhan, ibadahku masih kurang bangeeett. Sedih banget melihat orang-orang dekatku setiap hari puasa tapi tidak sholat, akunya juga ga pol-polan nambah kualitas n kuantitas ibadah. Semoga hari ini bisa memaksakan diri untuk berbuat lebih, Amin.

Semua masalah yang ada, ditambah kurangnya komunikasi antara aku dan misua, makin menambah beban rasa. Makin banyak saja kesalahan-kesalahan yang kubuat. Memang, makin ga konsen, makin kacau aku. Hal-hal kecil yang harusnya kutangani, seperti pakaian bolong, menej mbak-mbaknya, dan printilan lainnya, makin tidak terpegang. Asli ga profesional banget nih jadi Manajer Rumah Tangga.

Dalam perjalanan ke kantor tadi pagi, kami melewati seorang ibu muda dengan tiga anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka duduk-duduk di pinggir jalan, di sampingnya ada sebuah gerobak lusuh yang kemungkinan besar merupakan rumah mereka. Anak yang terkecil sedang minum dari sebotol minuman kemasan, entah susu atau air putih, tidak jelas, hanya terlihat sekilas. Dua kakaknya asyik mengobrol sambil memakan roti yang dibagi. Pemandangan yang membuatku trenyuh dan teringat anak-anak di rumah. Ya Rabb, betapa tidak bersyukurnya aku. Semua yang kualami insyaAllah akan bisa kulewati. Aku punya pekerjaan, punya penghasilan, punya rumah, punya kendaraan, punya banyak hal. Semenderita-menderitanya aku, (mungkin) masih jauh lebih enak daripada keluarga kecil tadi. Wallahu'alam.

Sayang, motor kami melaju kencang. Setelah jauh dari mereka malah baru kepikiran, duuh kenapa tadi tidak berhenti sejenak untuk memberi duit atau apa kek gitu pada mereka, malu ih, kok ga ada ACT dalam diri ini. Meski mata ini masih saja berat, pengen memuntahkan air mata, tapi hati lebih ringan. Yup, aku harus lebih banyak bersyukur, lebih banyak bertaubat, lebih banyak memohon, meminta, dan bersimpuh padaNya, apalagi momennya memang pas banget. Sayang kalau sampai aku melewatkannya bukan?


Read More

Selasa, 17 Juli 2012

[Lomba Senyumku Untuk Berbagi] Senyum Abadi.

Dalam banyak momen, terutama saat-saat kita narsis dan terabadikan dalam foto, ada satu hal yang pasti, kenangan. Yup, semua foto-foto itu menyimpan kenangan. Suatu saat nanti, ketika sengaja ataupun tidak, saat kita kembali melihat foto-foto tersebut, ingatan kita pasti akan kembali pada saat foto itu dibuat. Semua hal kecil bahkan detil tentang kapan, mengapa, dimana foto itu dibuat akan kembali terpampang dalam ingatan kita. Bahkan, suasana hati yang saat itu tersembunyi di balik seulas senyum dalam foto itupun bisa jadi akan kita ingat kembali.

Foto-foto yang membawa kenangan seumur hidup, momen terpenting dalam hidup, saat-saat membahagiakan, seperti halnya foto pernikahan. Ada banyak senyum di sana, senyum bahagia, senyum lega, senyum syukur, senyum yang membuat semua foto pernikahan makin terlihat manis, indah, dan bisa dijadikan obat suatu saat nanti.

Maka, aku memilih untuk mengikutsertakan foto pernikahan Ratih, adikku, yang diadakan tanggal 10 Juni yang lalu di dalam lomba ini.
Senyum yang terpatri di foto tersebut, semoga akan selalu mengingatkan, bahwa kebahagiaan itu anugerah dan tidak usah jauh-jauh dicari karena letaknya dekat, di dalam hati. Dan Allahlah Maha Pembolak-balik Hati, maka saat sedih, mengadulah, memintalah pertolongan hanya padaNya.

Note : Aku yang nomer dua dari kiri.

Karena syarat lomba maksimal 5 orang di dalam foto, maka kusertakan juga foto keluarga kecilku yang terdiri 5 orang saja (saat ini, insyaAllah nambah nanti ). Foto ini berarti banget buatku, karena kami numpang narsis berfoto ria sekeluarga. Selama ini ingin sekali bisa bikin foto keluarga tapi belum terlaksana juga. Alhamdulillah foto ini bisa jadi kenang-kenangan .
Diikutsertakan dalam lomba Senyum Untuk Berbagi.

Read More

Senin, 16 Juli 2012

[Syifa] Sudah SD.

Tanggal 9 Juli yang lalu adalah hari pertama masuk sekolah bagi Syifa. Sejak kepindahan kami ke Bintaro, Syifa makin semangat mempersiapkan keperluan sekolahnya. Begitu ceria dan penasaran tercermin dalam raut wajah dan polahnya. Heemm...membuatku ikut juga tersenyum dan bahagia. Subhanallah, sudah tambah besar anakku ternyata. Seragam baru, tas baru, buku-buku paket dari sekolah dan buku tulis baru sudah dipersiapkan. Beberapa malam mulai sibuk menyampuli buku-bukunya di malam hari, alhamdulillah dibantu sama mbak-mbaknya, sambil menahan kantuk.

Makin deg-degan, sumringah, tidur malam menjelang hari sekolah jadi tidak nyenyak. Syifa masih juga merem melek sambil sesekali melontarkan berbagai pertanyaan tentang sekolahnya, juga berapa besar uang jajannya. Sekolah Syifa termasuk sekolah mihil, sekilas melihat kantinnya, sepertinya harga-harga makanan yang dijual di sana mihil juga deh. Pasti jauh dari uang jajan harian Syifa yang biasanya cuma gopek sampai dua ribu saja sehari. Jadi, saat Syifa menanyakan uang jajan, sambil ragu-ragu akhirnya kuberikan dia uang dua ribu. Feelingku sih, ga cukup duit segitu hehe. Dan benar adanya, es Kiko yang biasanya gopek, di sana dijual seribuan. Makanan yang lain sebangsa Crepes minimal enam ribuan. Sampai-sampai temannya bilang mau minjami dulu uang untuk Syifa jajan. Alhamdulillah Syifa menolak tawaran temannya itu, cukup emakmu aja yang ngutang Nak.....

Tambah satu lagi tugas menanti sepulang kantor, menemani Syifa belajar. Kalau Farah masih santai ya, masih 2 tahun lagi masuk SD nya insyaAllah. Kalau dulu di usia segitu Syifa sudah bisa membaca dan menulis, ini Farah belum bisa, bicara juga masih cadel. Beda anak memang beda perkembangannya, yang penting mereka sehat, ceria, insyaAllah jadi anak sholehat..Amin.

Mumpung bisa antar sekolah, diajarin narsis deh sama emaknya. Ini dia Syifa dan salah satu temannya yang juga memakai jilbab. Di kelasnya hanya 3 anak perempuan yang memakai jilbab. Sayang sebetulnya, sekolah Islam tapi tidak membiasakan sedari dini untuk kewajiban muslimah yang satu ini. Semoga Syifa dan teman-temannya bisa istiqomah berjilbab sampai dewasa nanti...Amin.



Read More