Kamis, 12 Januari 2012

Berkubang Dalam Hutang

Asal tidak berkubang dalam dosa yaaa....tapi tetep deh yang ini tetep bikin nyesek. Hutang ooh hutang. Benar-benar bisa bikin orang galau sampai kacau apalagi kalau tidak ada uang untuk melunasinya.

Alkisah, kemarin tiba-tiba seorang teman di Majene memberi kabar. Cukup lama memang tak terdengar kabar darinya, terakhir sekitar beberapa bulan yang lalu setelah aku melahirkan. Itupun setelah suaminya yang tanpa sepengetahuannya meneleponku untuk meminjam sejumlah uang yang mana tidak dapat kuberikan karena aku juga lagi bokek :D. Heran juga, nih suaminya kok tidak bercerita kepada temanku, kan istrinya sendiri, main rahasia-rahasian segala.

Ah....musibah, datang tak dinyana, siapa kan menyangka, bikin kaget saja. Cukup terkejut juga aku mendengar kabar darinya. Tersedu sedan tangisnya. Bicaranya kacau dan terbata-bata. Suaminya itu pergi meninggalkan dia dan anaknya yang masih 9 bulan usia, entah kemana. Makin terpukul, karena ternyata suaminya pergi dengan meninggalkan hutang di mana-mana dan berbunga. Duuuh...miris dan super sedih aku dibuatnya. Suami berhutang tanpa bercerita padanya, rencananya untuk mengurus sertifikat tanah atau apalah. Sialnya orang yang diserahi uang hasil berhutang untuk mengurus sertifikat itu malah kabur entah kemana, membawa serta semua uang itu. Tinggal suami temanku yang melongo ditagih utang rentenir, mungkin karena tak sanggup menghadapi (ah tak jantan kau jadi laki-laki ) dia malah pergi, sendiri. Meninggalkan sang istri untuk menghadapi kejaran penagih hutang yang datang ke rumah setiap hari dengan marah-marah.

Ah....nasib, membawamu ke dalam situasi macam ini, teman. Ingin hati aku membantu, ingin hati aku membobol rekening untuk membantumu, tapi rekening siapa?? Aku saja tak punya tabungan, gaji tiap bulan ya habis dimakan hari-hari. Lalu apa yang bisa kulakukan...ah, pasti kan kucarikan jalan, kan kucoba bantu sekuat tenaga.

Baru saja dia menelponku lagi, masih sambil menangis. Mengemis katanya padaku agar aku bisa membantu, melunasi sebagian hutangnya itu...Makin sedih aku saat dia berkata terlintas keinginan untuk bunuh diri beserta anaknya yang masih bayi....oh no!! Jangan wahai teman, lebih besar masalah yang akan kau hadapi di alam akhirat nanti. Semoga kau tetap tegar dan sabar, jangan jauh-jauh dari Allah...merapatlah...mohonlah pertolongan, baca terus doa agar terlepas dari hutang yang dicontohkan Rasulullah saw.

*aah sedihnya....
Read More

Rabu, 11 Januari 2012

Dimana...Dimana...Dimana...

*ayuting2 mode on
Hedeeeh....beneran nih, mulai deh galaunya. Begini ceritanya...

Sejak pertengahan bulan Desember 2010 yang lalu, aku dan suami berniat membeli (dengan kredit tentu sajaaa) sebuah rumah hunian di daerah Bintaro dan sekitarnya. Pokoknya nyari yang harganya terjangkau oleh kreditan gaji PNS golongan II . Hampir tiap hari kami berdua keliling melihat-lihat berbagai macam rumah yang infonya didapat dari mantengin situs-situs penjualan rumah. Tidak hanya ke Bintaro tapi juga sempat ke Ciledug, tapi nihil, tidak ada yang cocok. Ada rumah yang harganya oke tapi kecil, ada rumah yang harganya lumayan maksa tapi kegedean rumahnya, ada yang terlalu jauh jaraknya dari kantor, susah transportasinya, macem-macem deh. Sedangkan rumah impian kami adalah rumah mungil dengan halaman cukup luas.

Akhirnya banting setir, dari keliling-keliling lihat rumah sekarang jadi cek lokasi tanah. Hampir banget beli di Pondok Safari tapi ga jadi. Ketemu jodoh deh sama tanah di jalan Cucur Bintaro 4 dan kami adalah pembeli pertama sehingga lumayan dapet harga lebih murah dari pembeli selanjutnya. Dengan bermodal kreditan kami pun bisa memiliki tanah idaman, nah rumahnya gimana? Hehe namanya juga PNS, kredit lagi laaah. Sayang urusan kredit kali ini agak terhambat dengan pengurusan IMB sehingga rencana pindahan kami dari Mampang ke Bintaro sebelum waktu tahun ajaran baru sekolah dimulai terancam njlimet.

Ternyata...ngurus IMB tuh bisa mahal bisa murah, tarif beragam. Biasa deh birokrasi yang dibikin njlimet dengan pungli dimana-mana. Karena keterbatasan dana itulah maka pengurusan IMB untuk calon rumahku bisa 2 sampai 3 bulan baru selesai, termasuk yang lama. Padahal rencana semula, kalau bisa cair pembiayaan pembangunan rumah dari bank bulan ini dan langsung dimulai pembangunannya, kira-kira dalam 3 bulan kami sudah bisa menempati rumah tersebut. Tentu saja proses masuk sekolah Syifa ke SD dan Farah ke TK akan lebih mudah karena sudah domisili di Bintaro.

Kenyataannya sekarang tidak demikian. Artinya demi sekolah anak-anak, mau tidak mau kami sekeluarga harus tetap pindah ke Bintaro meski belum ada rumah alias ngontrak. Dimana?? Belum tau nih, belum kebayang, belum nyari. Lalu bagaimana sekolah anak-anak nantinya ya, pengen masukin Syifa ke SDIT tapi mihil kan, begitu juga TKIT, biaya yang tidak sedikit untuk mereka berdua -sigh-. Biaya masuk sekolah anak TK dan SD saja jumlahnya hampir setara uang kuliah jaman dulu (ga tau kalau sekarang, kurang lebih sama ya?). Itupun masih dengan pertanyaan yang sama...Dimana?? Lha wong sekolahnya saja belum nemu kok, duh pusing jadinya.

NB : Kalau ada teman MP yang punya info sekolah di sekitaran calon rumah di Jalan Cucur, Pondok Aren, Bintaro 4...mohon sharingnya ya....matur tengkyuuu




Read More

Kamis, 05 Januari 2012

Cinta Buta

I think, it's needed sometimes. Tanya kenapa?
Tahu dong yang namanya cinta buta. Sejelek apa pun si dia, entah fisiknya, tindak tanduknya, atau perangainya, ealah masiiiih saja dibela-belain. Model cinta seperti ini biasanya melanda pasangan yang masih  pacaran, belum menikah lah. Pokoknya serasa bunga-bunga dimana-mana, dunia milik berdua yang lain pada ngontrak.

Bagi pihak yang sedang dijatuhi cinta buta, bagaimanapun keadaan pasangan, dia tidak peduli, nggak ambil pusing gitu. Seringkali melihat, si cowoknya pengangguran, muka pas-pasan, oalah kelakuan ga bener, suka mabuk gitu misalnya. Kok ya si cewek tetep keukeuh bilang I Love U. Sedangkan bagi pihak lain yang masih mikir waras bin terang benderang, pasti sudah mengurut dada, istighfar sambil geleng-geleng kepala.

Lha terus kapan dan bagaimana cinta buta (kadang) dibutuhkan? Jawabannya (menurutku) adalah saat kita sudah menikah, baik yang menikahnya karena dijodohkan atau karena sudah pacaran sebelumnya.

Setiap diri kita dan pasangan pasti punya kekurangan yang mana pada masing-masing pasangan pasti punya trik tersendiri untuk menyiasatinya agar bisa hidup tenteram damai aman sentosa bahagia selamanya. Lagipula yang punya kekurangan toh bukan hanya pasangan kita, tapi kita juga gitu lhoooo. Jadi nggak usah terlalu ribet, banyak menuntut dan tidak sabar menghadapinya. Intinya sih, saat melihat kekurangan pasangan, merem aja deh. Maksudnya mbok ya sabar, sama-sama sadar untuk terus memperbaiki diri. Tidak mungkin bagi kita dan pasangan untuk tiba-tiba menjadi sesuai seperti yang kita inginkan. Bukannya bahkan ada kekurangan yang sudah jadi cetakan pasangan kita alias susah dirubah tho?? Masa mau maksain agar pasangan kita berubah sesuai dengan apa yang kita mau. Tidak mungkin juga tiba-tiba kekurangan itu cliiiiing....lenyap dan menghilang begitu saja. Bisanya kan paling tidak dikurangi ya, sedikit demi sedikit menuju ke arah yang lebih baik.

Di sinilah peran cinta buta itu. Jangan sampai gara-gara tidak berkenan dengan kekurangan pasangan lantas kita melupakan kebaikan-kebaikannya yang sebenarnya banyaaak deh. Hati-hati lho, terlalu mempermasalahkan kekurangan malah bisa menurunkan kadar cinta kita pada si dia. Dulu sewaktu sebelum menikah kita bisa tuh (sok) menerima dia apa adanya, tidak banyak mempermasalahkan, setelah menikah resiko itu ditanggung bersama dooonk. Sama-sama saling menghargai, memperbaiki, jangan saling menuntut saja.

Jadi, cintailah pasangan dengan kadar yang tak berkurang meski kini kita sudah mulai enek dengan kekurangan-kekurangannya, lapangkan dada biar lebih bisa memahaminya, empati, dan lebih sabar. Cinta buta pada pasangan karena Allah bukankah berpahala .


Read More

Rabu, 04 Januari 2012

Waktu Untuk Menulis

Susaaaahh...........
Makin kesini makin susah saja menyisihkan waktu untuk menulis jurnal di sini. Kalau hanya untuk menulis curcolan sih gampang ya, cepet gitu kaya ini ni. Tapi pengen banget bisa menulis yang bener, hal-hal yang lebih berat (batu kaleeee) yang seringkali berseliweran di benakku dan begitu ingin kuingat dengan menuliskannya agar dapat menjadi jejak-jejak dalam kehidupanku (jadi ingat buku jejak-jejak terseraknya mas jampang).

Kerjaan banyak, harus merah ASIP pula. Barang dagangan terbengkalai, tersimpan (tak) rapi di dalam dos di bawah meja kerjaku. Kalau dulu ada waktu luang langsung dipakai untuk nawarin dagangan dan ngeblog, sekarang kan buat pumping tho. Gak enak hati kalau aku jadi maruk korupsi waktu banyak-banyak bin kebanyakan :(

Menejemen waktu.
Harusnya bisa ya, diatur sedemikian rupa agar semua bisa berjalan seimbang. Jalan semua gitu. Kalau nulis yang ini sih sembari kerja juga, nggak make mikir makanya bisa nulis cepet. Pas cuti kemarin itu sempat nulis di notes kecil, rencana mau diposting kalau sudah bisa megang kompi lagi, ternyata sampai sekarang belum sempat juga .

Apalagi blogwalking....huuu....mana sempaaatt.....kangen euy mampir di MP-nya si anu, si itu, si dia, banyak deh, kangeeeeen *mewek di pojokan.

Weits udah jam segini, waktunya pumping...............
Read More