Kamis, 26 September 2013

Temu Kangen

Terakhir bertemu Mama dan Papa adalah ketika adikku menikah di Juni 2012 yang lalu. Eh, nggak ding, di bulan Juli 2012 orang tuaku beserta adikku dan suaminya datang ke Jakarta, dalam rangka untuk menemani kami pindahan ke rumah baru di Bintaro. Lebaran 2012 dan 2013 aku dan keluarga kecilku tidak mudik, jadi tepatnya sudah setahun 2 bulan tidak bersua dengan kedua orang tuaku. Kalau ditanya, "Kangen ga sih?" tentu saja jawabnya kangen dong ah, masa sih nggak hehe.

Kebetulan yang menyenangkan adalah ketika ada saudara sepupuku di Mampang mau menikah. Dia adalah anak dari kakaknya Mamaku alias Pakdheku. Beliau pensiunan polisi dan memilih untuk tinggal di Jakarta setelah melanglang buana ditugaskan di berbagai kota di Indonesia. Nah, orang tuaku pun lalu berencana untuk hadir, sekalian mau menjenguk cucu-cucunya alias anak-anakku yang sudah lama tidak bersua. Aku senang, tentu saja. Apalagi si bungsu Azzam sedang lucu-lucunya, bandel pula alias mbethik. Selama ini orang tuaku hanya bisa mendengar polah si Azzam dari ceritaku di telepon atau dari foto-fotonya yang ku-upload di Facebook.

Jum'at, 6 September kemarin sedianya mereka sampai di Stasiun Gambir sekitar pukul 6 pagi. Aku baru tahu kalau sekarang jadwal KA Gajayana sudah berubah. Jam keberangkatan dari Malang lebih awal sehingga sampai di Jakarta lebih pagi. Kalau dulu berangkat jam 5 sore sekarang jam 3 sore dari Malang dan sampai di Jakarta jam 6 pagi, padahal kalau dulu ya jam 8 atau 9 pagi. Mereka ragu-ragu kalau langsung naik taksi ke Bintaro karena tidak tahu jalan, takutnya nanti dikerjain oleh supir taksi yang nakal. Oleh karena itu akhirnya disepakati bahwa kedua orang tuaku akan menungguku menjemput mereka. Tentu saja aku harus mampir ke kantor terlebih dahulu, setor jari di mesin finger print lantas naik ojek ke Gambir. Sekitar jam 8 lewat baru aku sampai di sana, lumayan juga sih orang tuaku menunggu selama kurang lebih 2 jam. Untung saja di Gambir banyak tempat makan yang buka dan ruang tunggunya juga nyaman.

Kali pertama Azzam bertemu kakek dan neneknya, dia masih malu-malu dan takut. Namun, setelah agak lama dia mulai berani dan mau dipeluk dan digendong. Sepertiya sih karena dia senang mendapatkan oleh-oleh jajanan yang sedos gede itu deh, jadi mau deket-deket kakek neneknya hahaha, disogok dulu. Selain itu, Azzam sebelumnya terlihat mengamati kakaknya yang langsung nemplok dan bermanja-manja pada kakek neneknya. Mungkin dia heran ya dan bertanya-tanya siapakah kedua orang ini. Ada Mama dan Papa memang menyenangkan, aku pun bisa pula bermanja-manja haha.

Nah, acara pernikahan sepupuku diadakan pada hari Minggu tanggal 8 September di kediaman Pakdhe. Acara akad nikah yang cukup sederhana dan simple, hanya dihadiri keluarga dekat dan tetangga. Pernikahan ini adalah yang kedua bagi sepupuku, dan kali ini dia mendapatkan jodoh seorang lelaki bule asal Jerman (kayanya hihi). Senang sekali bisa bertemu dengan sanak saudara, ada Pakdhe, Budhe, Tante, dan sepupu-sepupu yang datang dari Jawa Tengah. Alhamdulillah silaturahim bisa terjalin kembali di sela-sela kesibukan masing-masing yang tiada habis.

 Warna-warni tungal ika yaaa hehe. Ini hanya sebagian kecil dari sanak saudara lho. Jadi kangen masa kecil ketika ngumpul Lebaran. Momen-momen seperti dulu sudah sulit didapatkan.


Nah, ini dia.... Foto keluarga kecilku, Mama dan Papaku dan pasangan pengantin yang sedang berbahagia. Barakallahu....




Read More

Senin, 16 September 2013

Mepet Melulu

Huff..huff..huff..ngos-ngosan nih. Ngejar deadline ini ceritanya, ya karena berniat ikut meramaikan undangan menulis seperti yang ada di postinganku sebelumnya. Tapiii, masih menggunakan cara mefet mania. Kalau jaman kuliah dulu ya SKS namanya, Sistem Kebut Semalam. Adanya main-main melulu, eh pas mau ujian baru deh sedia kopi dan camilan segambreng buat melekan. Etapi dulu itu seneng loh, secara belajarnya rame-rame. Ga cuma anak-anak kos di Dangko 19 (alamat rumah kontrakanku dulu rame-rame bareng teman) saja, tapi juga teman-teman yang kosnya di tempat lain ikutan ngungsi ke tempatku. Asli heboh ngalong bareng, bawa buku, mojok, ada sendirian ada yang rame-rame. Kalo yang sendirian berasa kaya dukun hehe. Dilihat dari jauh, sesekali matanya menerawang sambil komat-kamit, padahal ya menghapal bahan ujian :p Enakan berdua apa bertiga, bisa sesekali tukar pertanyaan, tebak-tebakan, atau bercerita eh lalu keterusan ngegosip hahaha.

Kok jadi nostalgila yak hoho. Cuma mau bilang, apa-apa itu harusnya dipersiapkan jauh-jauh hari, dipersiapkan dengan matang, nggak grusa-grusu apalagi gubrak-gubruk (atit doonk). Nah, sejak aku post undangan menulis itu, sebenarnya sudah ada ide mau menulis apa, ya pengen ikutan aja lah. Lagipula aku memang belum pernah menuliskan cerita tentang Cinta Buta versiku ke media apapun. Tapii kok ya si mood nulis ditunggu-tunggu malah nggak muncul-muncul. Fyuuh, menulis dengan modal mood memang membahayakan sodara-sodara. Bisa-bisa kita impoten, tidak menghasilkan satu tulisan pun untuk jangka waktu yang lama, ya gegara ga ada si mood ini.

Tadi aja nih, sedari pagi ngetem di depan kompi. Semalam sudah nulis-nulis sedikit tentang Cinta Buta versiku, tapi belum 100% selesai. Maka kulanjutkan sejak pagi hingga pukul 11 lewat, masih belum selesai juga, padahal DL-nya jam 12 siang naskah harus sudah dikirim ke email penerbit yang bersangkutan. Olala, nulis secepat kilat, ga pake poles-poles dah, masalah nanti tulisannya terpilih atau tidak itu nomer terakhir. Targetku adalah aku bisa menyelesaikan tulisanku dan mengirimkannya. Sudah kuanggap hutang soalnya, hehe. Kalau aku bisa nulis sejak kemarin-kemarin sih maybe hasilnya lebih enak dibaca ya hoho. Yup, sukanya mefet meyuyu ciiih :p. 

Nah, aku ini suka bilang ga dapet mood, blog terbengkalai deh. Padahal yang namanya ide aka inspirasi itu ada di mana-mana. Apa saja yang kita lihat, kita dengar, maupun kita rasa bisa lho menjadi bahan tulisan. Tapi yaaa, lagi-lagi alasan mood dan kesempatan alias waktu. Suka ngiri pada teman yang bisa posting rutin, ya paling nggak berapa hari sekali kek. Eh..eh..malah ada yang rutin setiap hari loh, bahkan sehari bisa 4 sampai dengan 5 postingan hoho. Notifikasi di gmailku sampai penuh oleh postingan dia, colek bang Jampang ah.

Oke deh, jauuuh mah kalau aku mau dibandingkan dengan dia ya. Secara aku WM dengan anak 3 biji. Kalau mau rajin posting berarti aku harus pandai-pandai atur waktu yang sama-sama 24 jam dimiliki semua manusia ini. Paling tidak aku harus bisa nyepi di malam hari setelah anak-anak tidur untuk corat-coret di buku catatanku agar esok paginya bisa dipost di blog, ya kan, ya tho? Nah, berarti lagi nih, pagi-pagi setelah rutinitas sarapan di kantor, sesegera mungkin harus memindahkan coretan hasil semedi semalam ke blog, agar seharian setelahnya bisa lebih fokus kerja, gitu.

Ya, ya, ya, ini sedang manggut-manggut sendiri hehe. Pengen ah bisa kaya gitu, hayuk..hayuk.


Read More