Selasa, 12 Agustus 2014

11 Agustus

This is it. Hari pertama di mana semua rutinitas kembali normal. Aku dan misua harus bekerja dan anak-anak kembali sekolah. Hari ini kami semua bangun pagi, ga pengen kalau sampai anak-anak terlambat sekolah. Di hari ini pula pertama kalinya Farah berangkat sekolah diantarkan pak ojek yang merupakan satpam sekolahnya. Jarak sekolah Farah yang cukup jauh membuat kami memilih ojek untuk antar jemputnya. Pengennya sih mobil ya, tapi kami belum punya mobil hehe dan sayangnya sekolah Farah tidak menyediakan kendaraan untuk antar jemput. Kalau Syifa yang jarak sekolahnya dekat sih, ada si mbak yang tiap hari antar jemput.

Setelah dua minggu lebih aku di rumah dan ada bareng anak-anak terus, hari pertama kerja lagi ternyata membuat Azzam rewel. Dia nangis kejer minta ikut aku ngantor, biasanya mau sama si mbak, ini ga mau. Ngamuk dia, lari sana-sini sambil nangis teriak, hiks. Sebenarnya aku sudah masuk kantor tanggal 4 Agustus yang lalu, tapi karena si mbak belum datang, jadi ya aku ajak Azzam ke kantor dan tanggal 5 Agustusnya, anak-anak di rumah bersama misua yang cuti duluan. Tanggal 6 sd 8 Agustus aku juga cuti, ngglibet lagi di rumah. Ah, kangen banget sama si bungsu Azzam. Keinget tingkah polajnya yang jail dan lucu khas anak cowok.

Pagi hari sebelum pekerjaan menumpuk, aku menyempatkan diri pergi ke supplier jilbab jualanku. Ga disangka, rencana belanja sekitar Rp2juta membengkak jadi hampir Rp4juta. Ampun, berat banget bawaanku. Agak kuatir juga sebenarnya dengan kondisiku, takut migrainku kumat karena beberapa hari sebelumnya otot di leher sudah mulai kaku dan sakit, mungkin karena agak larut aku tidur. Siang hari kepanasan dan angkat-angkat belanjaan yang berat sepertinya membuat kondisiku langsung drop. Duh, gampang banget sih sakit, hiks. Setelah makan siang, migrain pun melanda. Awalnya aku bisa menahan rasa sakit. Namun, ternyata makin parah dan berpengaruh ke ulu hati. Perihnyaaa membuatku mual serta ingin muntah.

Otomatis aku tidak bisa bekerja, alamak mana surat-surat sudah menumpuk. Barang dagangan juga menumpuk harus difoto. Ya sudahlah mau gimana lagi. Aku pun terkapar di pojokan ruangan yang biasanya digunakan untuk tempat sholat. Tiduran aja tapi kondisi tak juga membaik. Tak tahan, aku pun menuju toilet dan muntah-muntah di sana, baru deh merasa lega. Semua makan siangku keluar lagi jadinya. Terpaksa aku membeli makan lagi, sedikit saja aku bisa memakannya, eh muntah lagi. Lalu mencoba memakan sedikit puding dan minum teh hangat, ya Allah aku muntah lagi untuk ketiga kalinya.

Fyuuh, jam pulang kantor pun tiba. Ternyata di luar sana hujan turun deras, mana aku lupa ga bawa jas hujan lagi. Hiks kasihan suamiku bakal hujan-hujanan karena hanya ada satu pasang jas hujan di motor. Akhirnya kami berdua hoek-hoek deh sepanjang perjalanan. Aku mual karena sedang sakit dan suami mual karena efek kedinginan kena hujan. Perjalanan 45 menit kantor ke rumah membuat kami benar-benar ingin segera sampai di rumah untuk menghangatkan diri.

Sesampainya di rumah, alhamdulillah si mbak tak segera langsung pulang. Mungkin dia melihatku pucat dan merasa kasihan. Senang rasanya, dia mau membantuku, akhirnya aku dikerok dan dipijit oleh si mbak. Masya Allah enak rasanya, lega badanku. meski masih pusing dan mual tapi sudah terasa jauh lebih baik. Malam itu aku biarkan rumah kotor, hanya bisa terkapar di kamar dikelilingi anak-anak yang memijitiku hihi. Syifa dan Farah alhamdulillah mau membantu beres-beres, lumayanlah hasil kerja bocah. Setelah makan malam dan minum obat, akhirnya aku tertidur sampai pagi. Alhamdulillah. hari ini sudah jauh lebih sehat dan berangkat ke kantor lagi :)
Read More