Selasa, 25 November 2014

Catatan Penting: Ruam Pada Anak


Kemarin belajar lagi, setelah browsing tapi merasa kurang puas. Akhirnya balik lagi ke kitab andalan dari dr. Purnamawati SpAK, MMPed, duduk manis deh baca ulang. Ada catatan penting tentang ruam kulit ketika demam.

*Demam dan ruam umumnya disebabkan oleh virus campak, rubella, atau roseola. Bedakan ketiganya dari pola timbulnya ruam serta dari gejala yang menyertainya.

*Campak: Demam tinggi (39-41°C), batuk pilek, sensitif terhadap cahaya (silau/pusing bila terkena cahaya). Saat demam masih tinggi mulai muncul ruam di dahi dan wajah (hari ke-4 - hari ke-5), hari berikutnya demam berkurang dan ruam bertambah di badan lalu merata hingga kaki, demam pun reda. Ruam bisa gatal, kasar, dan bersisik, dalam proses penyembuhan akan menghitam.

*Rubella: Demam umumnya tidak terlalu tinggi dengan gejala lebih ringan dari campak. Ruam muncul merata saat demam (hari ke-4 - hari ke-7).

*Roseola: Diawali demam tinggi (gejala lain minimal) yang turun setelah 2-3 hari lalu muncul ruam di dada, punggung, lengan, kemudian merata ke muka, dan jarang mencapai kaki. Munculnya ruam setelah demam reda merupakan gejala khas roseola. Ruam tidak gatal. Umumnya ringan.

*Campak, rubella, dan roseola, cacar air TIDAK butuh obat apapun selain penurun panas parasetamol. JANGAN beri penurun panas yang mengandung asetosal/aspirin karena dapat menimbulkan sindrom reye yaitu radang hati dan radang otak akut. Kedua, jaga asupan cairan dan nutrisi, observasi keadaan umum anak. Bila kejang, sesak napas, kesadaran menurun, segera bawa anak ke RS.

Jadi yaaa, lagi-lagi ada koleksi antibiotik oleh-oleh dari dokter kemarin. Antibiotiknya tidak kuberikan ke anak-anak. Penyakit yang disebabkan oleh virus, percuma saja kan kalau dilawan dengan antibiotik.

Read More

Trio Kwek-kwek Sakit

Kamis malam (13/11) Syifa demam, akhirnya Jumat dia tak masuk sekolah. Hari Sabtu dia masih demam dan lemas. Kata si mbak, dia melihat ada ruam kemerahan di dekat telinga Syifa. Lalu mulai muncul kemerahan di wajahnya pada hari Minggu. Senin dia ingin masuk sekolah meski badannya masih lemas. Aku jadi curiga karena kondisinya bukan seperti flu biasa. Biasanya kalau demam flu, setelah demam reda badan terasa lebih fit dan tidak lemas.

Sepulang sekolah, si mbak lapor ternyata badan Syifa demam lagi. Muncul kemerahan di seluruh tubuh terutama perut dan dada. Waduh, jadi teringat kondisi yang sama ketika usianya 5th dulu. Kemungkinan Syifa terkena campak nih. Sore itu aku jadi tak tenang di kantor, rasanya ingin segera pulang untuk memeriksa kondisi Syifa. Sepulang kantor aku langsung membawanya ke dokter terdekat, hanya untuk memastikan apakah sakit yang dideritanya campak atau bukan. Dulu saat dia campak sampai dirawat inap di RS lho karena ketidaktahuanku akan penanganan campak. Mau aja nurut sama dokter yang bilang Syifa harus dirawat, padahal di home treatment aja sih bisa sembuh sendiri sebetulnya. Jadi parno kalau inget pengalaman dulu itu.

Setelah diperiksa memang diagnosa dokter adalah campak. Syifa harus istirahat dan memulihkan kondisi tubuhnya agar si virus segera minggat. Berarti dia akan tinggal di rumah, tidak usah bersekolah. Syifa sedih dan meneteskan air mata. Bukan, bukan karena sakitnya, tapi karena dia tak bisa mengikuti Field Trip hari Selasa (18/11) beserta teman-temannya.Sudah sejak lama Syifa mengangankan acara Field Trip ini. Menanti dengan gembira, bahkan menghitung hari. Merencanakan dan menyiapkan ini itu, membicarakannya denganku maupun adiknya. Malam sebelum hari H Syifa masih merajuk, berusaha agar dia tetap bisa berangkat. Kujelaskan padanya tentang kondisi tubuhnya, tentang kerepotan bu guru dan teman-temannya kalau Syifa tetap ngotot berangkat. Kali ini Syifa belajar untuk menerima kenyataan pahit dan rencana yang tak berjalan sesuai dengan yang diingikannya.

Alhamdulillah setelah demamnya turun, Syifa tetap makan dengan lahap, ngemil pun jalan. Tapi Farah malah muntah-muntah terus. Senin malam (17/11) demam juga, jadi mereka ga ada yang sekolah. Tiap habis makan, dimuntahkan semua oleh Farah. Kuberikan makan minum lagi, meski sedikit dan bukan nasi. Kucoba memberikan bubur kacang ijo, pasta instan,tempe dll tapi dimuntahkan juga. Farah sudah mulai mengeluhkan gatal dan kulihat ada ruam muncul di lengannya, tapi hanya sedikit dan hilang beberapa hari kemudian. Kondisi Azzam juga demam dan batuk pilek, aku deg-degan sambil terus observasi kondisinya. Khawatir kalau Azzam terkena campak juga. Farah dan Azzam tidak ikut imunisasi campak ketika bayi, hanya Syifa yang dulu sudah imunisasi lengkap anjuran Pemerintah. Eh, malah Syifa yang sudah kena campak 2x hihi.

Sakit bebarengan begini, memang bikin capek dan repot tapi malah enak, moga sembuhnya nanti bisa bersamaan juga. Maka aku pun ijin tidak bekerja selama 3 hari sejak Selasa (18/11) sampai dengan Kamis (20/11). Anak-anak malah seneng emaknya di rumah, mereka bisa bermanja-manja. Makan saja minta disuapi semua, terutama Azzam tuh manja banget. Mau pipis aja minta diantar lho, padahal biasanya bisa sendiri. Mudah-mudahan mereka semua segera fit kembali, aamiin. Musim penghujan memang musim penyakit. Daya tahan tubuh harus ditingkatkan agar kami semua tahan banting ^_^



Read More

Senin, 17 November 2014

Bapak Penjual Dim Sum

Di samping gerbang belakang kantor, berjajarlah aneka penjual makanan dan minuman. Ada otak-otak, siomay ikan, es podeng, pecel, es cendol durian, dim sum, soto dan sate madura, gado-gado dan paling ujung ada penjual gorengan. Setiap harinya, ketika jam makan siang tiba, para pegawai terlihat ramai membeli aneka makanan itu. Kalau diamati yang paling ramai pembeli adalah penjual pecel. Antriannya panjang hingga menutup jalan. Lalu es cendol durian juga tak kalah ramai pembeli. Namun, ada satu dagangan yang paling sepi di antara lainnya, yaitu dim sum.

Beberapa kali saat aku makan soto atau sate kambing, yang letaknya persis di samping penjual dim sum. Aku memperhatikan bapak penjualnya yang menunggu pembeli datang dengan sabar. Ah, hati ini ikut harap-harap cemas. Makin gelisah rasanya kala sudah setengah jam lebih aku duduk di sana, namun belum ada juga pembeli yang datang menghampiri si bapak. Sementara penjual lain terlihat sibuk dengan para pembeli, bapak ini duduk manis menyebarkan pandangan, menanti.

Betapa sosok si bapak mengingatkanku pada Papa. Kulitnya yang hitam, rambut belah pinggirnya yang sedikit memutih, usianya yang paruh baya, dan terutama wajahnya yang nampak sabar. Ah aku kangen Papa. Hati ini ikut melonjak girang ketika ada pembeli datang untuk membeli dagangan si bapak. Lega dan bersyukur rasanya. Aku sudah merasakan sendiri, saat-saat di mana amat sangat butuh uang dan berharap ada yang membeli jualanku. Jadi ketika ada rejeki meghampiri, rasanya bersyukuuur sekali.

Harganya yang Rp11ribu berisi 4 buah dim sum kecil-kecil itu mungkin memang menjadi pilihan terakhir bagi pembeli yang ingin jajan. Banyak yang lebih memilih untuk membeli es cendol durian yang enak dan menyegarkan, atau jajanan khas Aceh buatan uni-uni yang juga selalu ramai pembeli, atau es podeng yang juga sedap diminum di siang bolong. Untuk pegawai semacam diriku yang harus berhemat setiap harinya, membeli dim sum atau jajanan lainnya tentu saja adalah suatu kemewahan. Lebih baik uang segitu dipakai untuk jatah makan siang saja hehe.

Semoga apa-apa yang kita usahakan semaksimal mungkin setiap harinya bisa berbuah keberkahan. Semoga pintu-pintu rejeki selalu dibukakan untuk kita semua, terutama untuk hamba-hambaNya yang beriman dan memilih usaha yang halal. Aamiin.
Read More

Kamis, 13 November 2014

Terhipnotis Drakor

Niatan rajin ngisi jurnal di blog hilang lagi deh. Malah lebih sering nyetatus panjang kali lebar di FB. Itung-itung sekalian personal branding lah *eeaaa* haha, ya biar kelihatan "hidup" gitu FB nya. Kan di sono selain sebagai tempat menjalin pertemanan juga tempat untuk mendulang rejeki :D Balik lagi ngebahas status quo di blog beberapa minggu belakangan ini. Semua terjadi karena mata dan pikiranku malah tertuju ke makhluk-makhluk sipit yang berakting oke di beberapa drama korea.

Yaaaaak, aku terhipnotis setiap hari menonton drama korea hasil donlotan seorang teman. Sembari kerja menerima surat dan membuka amplop-amplop surat setinggi gunung, mataku menatap layar komputer dengan berbinar-binar. Kadang cekikikan sendiri karena ada adegan ngebanyol, kadang juga aku mewek sambil ngelap air mata yang menetes. Bayangin kalau tiba-tiba ada kurir surat mendekat, eh kaget dong melihatku sedang berurai air mata, hidung plendas-plendus memerah, haha ga bangeeeet! Sedia tisu sebelum mewek pokoknya, jadi sigap ngelap air mata dan ingus qiqiqi.

Selain waktu tersita untuk drama korea, tangan ini juga masih setia pencet-pencetin gadget di tangan. Ya iyalah secara aku jualan online. Bersyukur banget dah, sekarang ini aku ditempatkan di bagian penerimaan surat. Beban kerja ga besar, kerjaan setiap hari kelar, dan banyak waktu luang untuk bisa menambah keterampilan. Eeerr, keterampilan jemari dan mata hohoho.

Ini lho dua drama ciamik yang barusan selesai aku tonton :

Fated to Love You terdiri dari 20 episode, enak kan, ga sampe ratusan kaya sinetron yang makin lama makin geje ceritanya. Pemerannya Jang Hyuk, Jang Na-ra, Choi Jin-hyuk, dan Wang Ji-won. Eh, nama pemeran aku nyontek dari Wikipedia ya hehe. Aku tuh cuma suka nonton aja, ga ngeh sama nama artis Koreanya, ciyus!
Nah, selesai menonton Fated to Love You langsung tancap gas nonton It's Ok That's Love. Hanya 16 episode niii, lebih cepat selesainya hehe, asik laah. Aku sebenarnya kurang sreg dengan pemeran utama wanitanya, Gong Hyo-jin. Etapi lama-lama dilihat dia cantik juga kok. Wajahnya lebih asli, ga terlalu banyak permak kayanya hehe. Dulu pernah liat dia main di serial Pasta di Indosiar. Pemeran prianya Jo In-sung, cakep juga sih tapi kaya cewek hehe. Banyak ya artis pria Korea yang kaya cewek gitu @_@

Oya, Mama dan adikku juga penggemar serial drama. Mau itu dari Jepang, Korea, Taiwan, pokoknya bukan sinetron Indonesia aja deh hihi. Bukannya ga cinta sama produk lokal ya, soalnya level aktingnya juga jauh. Plus jumlah episode sinetron yang Masya Allah buanyaknyaaaa, sampe ratusan dengan cerita yang makin tidak bermutu hiks. Kalau nonton serial drama Korea dkk itu, duh beneran bisa bikin ketawa juga menangis deh. Bikin keranjingan hehe. Btw di RCTI juga akan ditayangkan 3 judul serial drakor lho. Tapi kalau nonton dari stasiun TV gitu males karena terpotong iklan yang waduh banyak dan lama, bikin sebel. Mending nonton donlotan deh hehehe.
Read More