Rabu, 26 Februari 2014

Bagaimana Mencintai Wanita? (Ala Lagu)

To really love a woman,To understand her,You've got to know her deep inside ...
Hear every thought,See every dream,And give her wings when she wants to fly.
Then when you find yourself lying helpless in her arms ...
You know you really love a woman
When you love a woman,You tell her that she's really wanted.
When you love a woman,You tell her that she's the one.
She needs somebody, to tell her that it's gonna last forever.
So tell me have you ever really ... really, really ever loved a woman?

To really love a woman, Let her hold you,Till you know how she needs to be touched.
You've got to breathe her, really taste her,Till you can feel her in your blood.
And when you see your unborn children in her eyes ...You know you really love a woman.
When you love a woman,You tell her that she's really wanted.
When you love a woman,You tell her that she's the one.
She needs somebody, to tell her that it's gonna last forever.
So tell me have you ever really ... really, really ever loved a woman?

You've got to give her some faith,Hold her tight, a little tenderness.
You've got to treat her right. She will be there for you taking good care of you ...
You really gotta love your woman.
And when you find yourself lying helpless in her arms,You know you really love a woman.
When you love a woman,You tell her that she's really wanted.
When you love a woman,You tell her that she's the one.
She needs somebody, to tell her that it's gonna last forever.
So tell me have you ever really ... really, really ever loved a woman?
So tell me have you ever really ... really, really ever loved a woman?
So tell me have you ever really ... really, really ever loved a woman?

*a song by Bryan Adams

Yup, aku lagi dengerin lagu-lagunya Bryan Adams sembari merekam surat masuk, pekerjaan rutinku sehari-hari di kantor. Dan sampailah giliran lagu Have You Ever Really Love A Woman, membuatku menghentikan ketukan jemariku pada keyboards sejenak untuk menyimak liriknya. Baiklah, ini lagu untuk menyarankan pria nggombal memang hehe, tapi memang begitulah kurang lebih seharusnya seorang pria memperlakukan wanita. Lebih tepatnya, seorang suami memperlakukan istrinya.

Wanita makhluk yang lembut, ya tho, meski ia bukan lelembut *hiiyy*  Wanita itu perasaannya halus gitu lhoo, tapi awas jangan dibilang makhluk halus ya! *jitak. Wanita mudah sekali termehek-mehek, suka banget digombali (nah lo!) makanya banyak yang kena korban para PHP yang merajalela di mana-mana ckck. Kalau digombali sama suami mah ga apa-apa yaak, suami mah kudu bin wajiib ngegombal. Ga tiap hari ga apa-apa deh, asal istri diberi dosis vitamin gombalisasi meski sedikit *maksa :D

When you love a woman,You tell her that she's really wanted.
When you love a woman,You tell her that she's the one.
She needs somebody, to tell her that it's gonna last forever.

Yeah, setujuu sama katanya om Brian, wanita suka merasa diinginkan, maunya hanya jadi satu-satunya, ga mau dimadu hoho. Menua bersama? It's so romantic hahaayy.

You've got to give her some faith,Hold her tight, a little tenderness.
You've got to treat her right. She will be there for you taking good care of you ...
You really gotta love your woman.

Inget kan gimana perlakuan Rasulullah kepada para istrinya, lembut booo. Tegas tapi ga kasar, ga songong, ga semena-mena. Kalau suami bisa benar dalam memperlakukan istrinya, insyaAllah istri akan benar-benar tulus ikhlas berbakti pada suami, ciyus! *ketularanalay :p
Baiklah, memang tidak hanya suami yang harus berlaku baik pada istri, pun sebaliknya. Jadi sama-sama berusaha, sama-sama menjaga komitmen dalam pernikahan, sama-sama menjaga kesuburan cinta agar tidak mudah layu terkena musim pancaroba yang akhir-akhir ini selalu melanda. Anak-anak saja sampai sering sakit-sakitan lho sekarang kena batuk pilek berkali-kali. Eh, jadi ngelantur hihihi. Pokoknya gitu deh. Jaga kesehatan yak, semuanya ^_^








Read More

Selasa, 18 Februari 2014

MAMIGAYA Baju Menyusui

Mau pamer aaahh hoho. Ini lho sebagian barang jualan online-ku sekarang, MAMIGAYA baju menyusui. Launching sejak April 2013 yang lalu, baru yaaa. Etapi perkembangannya langsung melesat lho. Harganya yang terjangkau dan kualitasnya yang oke membuat banyak ibu-ibu jatuh cinta pada MAMIGAYA. Menjadi reseller MAMIGAYA menyenangkan lho, soale bisa kontak sama ibu-ibu menyusui yang lantas ngobrol berlanjut dengan membicarakan anaknya yang sedang lucu-lucunya, atau kontak dengan ibu-ibu hamil yang sedang happy menantikan buah hatinyanya lahir. Asli, aku bisa ikut bahagia mendengar cerita bahagia mereka.

Berminat dengan baju menyusui dan (ada juga) baju hamil MAMIGAYA? Monggo colek daku via WA 081355420415 atau invite pin BBku 73e23f02. Silakaaan ^_^







Read More

Darah Pedagang

Apakah ini hobi atau darah keturunan dari orang tua? Entahlah, hehe. Memang sih, Papaku dulu ketika jaman celana cutbray lagi ngetrend, beliau bekerja di Jamu Sido Muncul, bukan di pabriknya tapi jualan jamunya sampai ke Palembang. Beliau ngekos di sana dan buka kedai jamu kalau malam hari. Lalu Mamaku, jamanku masih SD, beliau sudah rajin nitip jajanan untuk dijual di kantin SMP tempat beliau mengajar. Aku dulu ikut sibuk membantu membungkus jajanan kering itu ke dalam plastik dan menutupnya dengan cara plastik didekatkan pada nyala lilin. Jadi kemasannya bisa tertutup rapat. Lumayan, aku bisa sambil ngemil hoho. Lambat laun Mama mulai merambah ke bisnis perkreditan, biasalah emak-emak, paling suka kalau beli barang yang bisa dicicil. Berawal dari karpet yang beraneka warna sampai akhirnya ke barang elektronik. Alhamdulillah, orang tuaku akhirnya bisa membangun rumah sendiri karena jerih payahnya itu, sama sekali tanpa bantuan pinjaman bank atau koperasi.

Lalu bagaimana denganku? Awal aku berjualan kelas 1 SMA, kakak sepupuku membuat kerajinan tangan berupa dompet dan aku yang menjualkannya, laku beberapalah. Lalu ketika selesai kuliah dan mulai magang di kantor, aku iseng-iseng membawa katalog Sophie Martin, Oriflame, dan Capriasi lantas menawarkannya pada para pegawai. Alhamdulillah orderan pun berdatangan. lumayanlah untuk tambahan uang jajan. Nah, ketika aku sudah bekerja dan mempunyai penghasilan, aku mulai tergiur untuk memakai uangku sebagai modal berdagang.
Sekitar tahun 2004, dengan ijin suami aku memulai bisnis kecil-kecilan, waktu itu kami masih tinggal di Majene. Gegara berlangganan majalah Ummi, di sana banyak terdapat iklan baju muslim dan jilbab beraneka jenis, asli mupeng. Awalnya dari keinginan membeli untuk dipakai sendiri, lalu terlintas pemikiran bahwa pasti teman-teman pengajianku banyak yang mupeng juga nantinya dan pasti tertarik untuk membeli dariku. Begitulah, karena banyak teman yang juga berlangganan majalah Ummi, jadi mereka semangat sekali kalau aku berjualan barang yang memang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Dulu itu memang usaha konveksi baju muslimah baru mulai menggeliat, jadi untuk syarat reseller masih cukup mudah dan murah. Modalnya tidak terlalu besar, kadang sudah bisa jadi reseller hanya dengan membeli beberapa potong baju/jilbab saja. Untuk orderan berikutnya kita bisa memesan sesuai permintaan pasar, cukup mudah bukan?

Kalau jualan online, pertama kali aku mencobanya di tahun 2010 ketika sudah pindah tugas ikut suami ke Jakarta. Sebenarnya ketika di Majene sudah tertarik untuk mencoba namun lokasiku yang jauh dari mana-mana membuatku mengurungkan niatan. Jualan online dengan barang dagangan dikirim dari Majene tentu saja akan membuat cost-nya besar, kalah saing dong dengan harga online seller di kota-kota besar. Barang dagangan yang kujual secara online untuk pertama kalinya adalah daster bordir khas Malang. Aku menjualnya via Facebook dan Multiply. Berlanjut ke VCD anak Islami dan baju muslimah sampai dengan sekarang. Asyik sih ya, banyak pengalaman yang bisa didapatkan dengan menekuni bisnis kecil-kecilan ini.

Tak hanya online, aku sekarang juga masih ngider alias jualan offline kok. Beneran ngider dari lantai ke lantai di tempatku bekerja. Lumayanlah, di gedung ini saja ada 26 lantai, belum lagi di 2 gedung sebelah yang juga masih seinstansi. Sayangnya, jualan ngider ini memang lebih memakan waktu dan melelahkan. Jangan sampai pekerjaan malah terbengkalai, bisa diprotes atasan nanti hohoho. Jadi ya, bagaimana caranya agar bisa menyelaraskan tertunaikannya pekerjaan utama dan sampingan biar bisa seiring sejalan. Bisnis sebagai pekerjaan utama? Entahlah, belum terpikirkan untuk saat ini, mungkin nanti. Saat ini lebih fokus ke menambah income tanpa meninggalkan pekerjaan utama. Do'akan aku ya teman, agar semua yang kulakukan penuh berkah, aamiin.
Read More

Kamis, 06 Februari 2014

Demam Cilok


Tetiba demam cilok! Mungkin karena terlalu sering baca status promosinya mbak Rika Afwaja di Facebook, lama-lama alam bawah sadarku terkontaminasi oleh kata "cilok" hahaha.Terbayang dahulu kala jaman SD, aku lumayan suka jajan cilok di dekat sekolah. Langganan pentol ciloknya Pak Jenggot, penjualnya seorang bapak setengah baya berjenggot panjang, agak serem gitu kelihatannya. Seingatku, rasa ciloknya lumayan enak, bikin ketagihan jajan cilok. Ya Allah, masa segitu lamanya sih aku ga pernah makan cilok lagi ckckck.

Nah, pantaslah sekarang ini aku mupeng banget sama cilok. Sudah order juga ke mbak Rika via FB, cilok isi ayam sepak Rp30ribu isinya 30 biji. Ada juga yang isi keju harga sama tapi isinya hanya 25 biji. Sampai sekarang belum nyampai sih, eerr kayanya aku lom transfer wakakaka, malah jadi keingetan sekarang. Saking pengennya, mataku sampai berbinar-binar ketka melihat gerobak pedagang cilok mangkal di pinggir jalan. Ketika berangkat kantor, ada beberapa gerobak yang mangkal sebelum lintasan KA di Bintaro Permai. Aiih, ngeces. Beberapa kali aku colek-colek si mas, dia nggak mampir beli, lanjut gaaass :( Ealah pas pulang kantor lihat ada penjual cilok yang mangkal di depan Giant Bintaro Sektor 2, wooo maauuu! Cubit-cubit si mas, hiks dia malah ngegodain doang. Tetap ngegas sambil bilang, "Mau cilok ya?" tapi nggak berhenti, sebeeell *kluartanduk. Nasib orang diboncengin ya, kudu pasrah.

Sampai rumah akhirnya cerita ke si mbak kalau aku pengen banget cilok. Si mbak juga cerita bahwa dia pernah jajan sama anak-anak, cilok yang di gerobak, duuh yang aku pengen banget itu. Cliing, langsung saja ada ide di kepala, nitip cilok ke si mbak! Asyeeek, finally Sabtu pekan lalu si mbak datang membawa seplastik cilok Rp3ribu isi 6. Huaaaa rebutan! Kenyol-kenyol pedas asik, enak makan rame-rame gitu, asal semua kebagian.

Mungkin karena si mas suka sama cilok yang dibawakan si mbak ya, kok beberapa hari yang lalu tiba-tiba dia berhenti di penjual cilok yang di depan Giant. Waah, seneng dong aku, aku dibeliin euuy, akhirnyaaa. Tak lama kemudian, ketika motor sudah melaju, ealah dia kasih kode agar aku nyuapin cilok ke mulutnya. Ealaaah, ternyata dia yang pengen cilok, bukan semata-mata beliin aku, ckckck. Cilok panas gitu ga sabaran banget pengen makannya, kulihat tusuk lidinya, wuiiih tajam banget. Aku sudah parno aja, takut pas kusuapin, bibir dia bakal tertusuk gitu, kan seyeeem. Secara motor lagi melaju. Aaarrgghh, was-was jadinya, setiap mau nyuapin aku lihat sikon jalanan dulu, jangan sampai kena jalanan rusak, nanti bisa nggak pas nyuapinya.

Tadi pagi ketika berangkat ke kantor, eeeh si mas mampir lagi di penjual cilok yang ada di pinggir jalan sebelum lintasan KA. Halah, ada-ada saja ni si mas. Fyuuh, akhirnya aku berasa main akrobat lagi. Seplastik cilok puanas di tangan kiri yang berusaha aku campur agar pedas dan asinnya merata, sedangkan tangan kanan berusaha menusuk cilok dan menyuapkannya ke si mas tercintah @_@. Alhamdulillah, tusukannya tumpul jadi aku tidak terlalu khawatir akan keselamatan bibir si mas. Gegara cilok, sebelumnya aku yang kepengen banget, eh malah si mas yang hobi cilok sekarang. Cilok oh cilooook :D
Read More