Rasanya menyesakkan, seperti menemukan jalan buntu. Terhimpit, butuh helaan nafas panjang agar bisa tenang dan kemudian berpikir jernih.
Masalah...silih berganti datang. Perlu kesiapan dan kekuatan mental untuk menghadapinya, mencari jalan keluar yang paling baik, dan menyelesaikannya. Bagi pecundang, mungkin akan lebih baik lari dari masalah yang ada di hadapannya. Akan ada pengingkaran-pengingkaran dan juga pembelaan diri akan aksinya itu. Puncaknya adalah mengasihani diri sendiri, sehingga ia akan merasa sah-sah saja jika ia menghindari masalah yang ada.
Kemana kita akan berlari ketika masalah datang menghampiri? Ketika kemudian gagal fokus dan gagal paham, berbelok dan salah arah bukan menuju Allah. Maka makin terasa berat beban yang menghimpit. Makin terasa besar masalah yang ada. Makin tersesat dalam labirin dilema. Seringkali kita alpa, menggantungkan harap pada sesama, bersandar pada yang fana. Lupa bahwa itu semua akan sia-sia. Hanya akan berbuah kecewa, bahkan duka.
Ada kalanya kita begitu jenuh menghadapi suatu hal. Merasa telah sampai di titik maksimal daya juang kita dan berpikir untuk menyerah. Seringkali kita lupa bahwa selalu ada hikmah di setiap kejadian. Selalu ada ujian di setiap kenaikan derajat iman. Selalu ada jalan keluar di setiap masalah.*) Selalu ada kemudahan bersama kesulitan.**) Diri ini boleh lelah, tapi tak boleh menyerah.
Selalulah ingat bahwa akan ada akhir dari sebuah awal, seberat apapun itu. Bahwa Allah tidak akan memberikan kita soal ujian yang tidak bisa kita jawab ***) Aku harus tetap positif dalam menghadapi semua hal, tetap tersenyum, tak usahlah selalu menangis, toh tidak akan merubah apapun.****) Saat ini menerima kesulitan sebagai ujian, lain hari bisa jadi mendapat kemudahan, pun sebagai bagian dari ujian yang Allah berikan.
Note :
*) Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
**)”Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan.” (Al Insyiroh [94]: 5-6).
***)"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (Al-Baqarah [2]: 286).
****)“…..Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita..,” (At-Taubah [9]: 40).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBismillah,
BalasHapusberusaha menjadi orang yang lebih baik, istri sholehat, ibu yang baik buat anak2.
^_^
Hapus