Background keluargaku adalah guru. Mama dan Papa sama-sama berprofesi menjadi guru. Maka, tak heran kalau sedari kecil cita-citaku adalah menjadi dosen. Menurutku dosen jelas lebih keren dari guru, karena mengajarnya kan di universitas. Aku membayangkan pasti penghasilannya pun lebih besar dibandingkan guru sekolah. Apalagi, ada teman Mama yang menjadi dosen, rumahnya lebih besar dari rumah kami. Wah, makin yakin deh saat itu bahwa aku ingin menjadi dosen saja.
Modalku juga sudah ada, yaitu cerewet dan suka tampil di depan umum hehe. Saat masih SD kelas 1 kami mempunyai PRT yang buta huruf, permainan kesukaanku adalah main sekolah-sekolahan. Muridnya? Ya si mbok itu hihi, aku serius lho mengajari dia membaca. Eh, trus dimarahi Mama karena si mbok keasyikan jadi muridku lantas pekerjaannya malah ditinggalkan :D Suka tampil dan mengajari orang lain ini menurun ke Syifa. Hem, agak bossy memang jadinya, sama kaya aku dulu ketika kecil. Kalau bermain bersama teman-teman, aku dan Syifa sama-sama jadi ketua kelompok. Apa-apa sok ngatur, sok ngasi tau ini itu, terutama kalau pas bermain jadi guru, wah sok pinter banget deh wkwk.
Jaman sekolah, kalau ada tugas yang mengharuskanku tampil gitu, weh seneng banget. Jian narsis pol hoho. Senang juga kalau pas pelajaran Bahasa Indonesia, diberi tugas membaca puisi dan atau membuat puisi. Wuih, teman-temanku yang lain sampai minta tolong dibuatkan olehku *nggaya. Oleh karena itu, aku paling senang ikut organisasi di sekolah, pokoknya kegiatan di mana aku bisa narsis *alamak. Lulus SMA alhamdulillah diterima di Univ.Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Niat tenan tho jadi guru eh dosen. Ndilalah diterima juga STAN D1 Makassar, kuliah gratis langsung kerja. Iming-iming langsung kerja itulah yang akhirnya membuat Mama dan
Papa rela melepaskanku. Jadilah aku berangkat, merantau tuk pertama kalinya. Nah, sempat tuh merasakan kerja di Kantor Penyuluhan. Bakat suka tampil di depan umum lumayan tersalurkan. Tapi ya udah gitu aja, selanjutnya ya kerja di balik meja terus.
Penyalurannya? Ikut aktif MLM hehe, awalnya dulu ikutan AhadNet. Hamil tua tetap presentasi dari pengajian sampai ke arisan ibu-ibu. Orang melihat sambil berdecak kagum (opo heran kali yo?). Lha ini anak sudah kerja, hamil guede pula, masih keliling kemana-mana bawa MLM. Ketika punya anak satu masih bayi pun sampai dibelain ke Makassar juga untuk presentasi. Lalu mulai suka jualan macem-macem. Ga malu nawarin dari kantor ke kantor, bawa kresek gede isi dagangan, cuek aja tuh. Eh, sampai sekarang keterusan. Di mana pun dan kapan pun jualan jalan terus. Guyonan ga enaknya, kalau kita di kantor lagi kumpul-kumpul lalu aku datang, langsung deh ada yang nyeletuk, "Eh, Tika mau nawarin apa lagi nih?" Haha padahal emang aku mau nawari barang dagangan hihihi, benar deh tebakannya. Lalu kalau ada pegawai baru dan aku ngajakin kenalan, langsung ada yang teriak, " Awas lho ntar diprospek sama Tika." Jiakaka awas yaaaa. Padahal entar ya emang bener. bakal kutawari sesuatu hihi.
Tergres nih, bulan lalu aku bahkan ikut pelatihan untuk jadi sales hoho, eh bahasa kerennya konsultan dong. Pertama, karena aku suka jualan. Apa aja bisa deh kujual, asal ga jual diri *halah. Kedua, aku suka buku dan produk yang kupegang sekarang adalah buku-buku keren yang beberapa tahun lalu sudah kubeli dengan nyicil. Pernah kuceritakan di sini. Jadi aku sudah mengenal produknya, tahu kelebihan alias manfaatnya. In sya Allah untuk mempromosikannya akan lebih mudah. Salah satu caraku menjual buku-buku tersebut ya dengan membuat arisan buku, karena harga per paketnya yang memang mahal alias jutaan. Alhamdulillah sudah ada satu kelompok arisan yang kini terbentuk, semoga nanti akan bisa bertambah pengguna buku keren ini, dan mereka membelinya melalui diriku. Aamiin.
Kesimpulannya apa? Mungkin memang apa yang kau kerjakan saat ini tidak sesuai dengan cita-citamu saat kecil. Namun, passion bisa disalurkan lewat seribu satu macam cara yang in sya Allah akan kau temukan. Meskipun bisa jadi pekerjaanmu saat ini hanya sebagai tempat mendapatkan uang bulanan, tidak mengapa, mensyukuri itu wajib. Di luar sana carilah tempat untuk tetap bisa melakukan apa yang kau suka. Tapi, kalau memang berani keluar dari zona nyaman, ya monggo. Silakan perjuangkan apa yang menjadi cita-cita dan passionmu ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar