Kamis, 24 Juli 2014

Ramadhan 2014

Sekian lama tak lagi fokus nulis di blog, ternyata ada rindu yang membekas, mewarnai helaan nafas. Kalau dulu setiap ada kejadian/momen unik, aneh, lucu, langsung deh ngebeeeet pengen segera dituangkan di blog, akhir-akhir tidak lagi. Kalau dulu, ketika anak-anak tidur, maka aku akan menyempatkan diri untuk mengambil notes dan bolpen untuk sekedar coret-coret menuangkan apapun yang ada di kepala, akhir-akhir ini tidak lagi. Dampak "kejar setoran" untuk segera mewujudkan rumah idaman memang begitu terasa. Alhamdulillah, di tengah banyak kesulitan yang menerpa, ah ternyata itu semua tiada artinya. Bukan hal gede kok, masih ada masalah yang lebih besar menimpa orang lain. Rasa syukur memang harus dihadirkan di setiap detak jantung kita.

Mungkin, tak lagi rajin menulis merupakan salah satu pengorbananku. In sya Allah, nanti ketika keadaan membaik, aku akan bisa lebih produktif lagi menulis. Lucu aja kan, mimpi bisa menulis dengan serius tapi tidak bersegera melaksanakannya, ya kapan akan bisa terwujud. Membicarakan tentang mimpi, akhirnya Presiden Indonesia yang baru pun telah terpilih: Jokowi. Mimpiku hanya satu, ingin pemimpin yang tegas, berani dan amanah. Semoga pak Jokowi mampu mewujudkan mimpiku, mimpi rakyat Indonesia. Meski pilihanku tak memenangi Pemilu, aku ra popo kok hehe. Kemarin itu aku memilih pak Prabowo karena ikut anjuran para alim ulama aja. Ikhtiar dan doa sudah dilakukan, ketika akhirnya Allah SWT menakdirkan pak Jokowi sebagai pemenang Pemilu, ya kita terima saja. Banyakin aja doanya agar Pak Jokowi bisa amanah, meski isu menakutkan kemarin itu masih banyak beredar. Semoga tak terwujud deh hal-hal mengerikan itu. Aamiin.

H-3 Lebaran, target tilawah belum terpenuhi. Sanggup ga nih ngejarnya di wiken ini ya? Kerja keras dulu lah, ga boleh nyerah duluan. Oya, alhamdulillah kali ini Syifa lebih sedikit bolong puasanya. Farah juga jauh lebih rajin daripada tahun lalu. Ya mungkin karena usia mereka makin bertambah ya, makin gede aja. Jelasnya sih makin kritis dan menunjukkan "keakuan"nya. Ya Rabb, moga tugasku dan suami mendidik, membimbing, dan membesarkan mereka bisa Engkau mudahkan. Tantangan bagi mereka di masa depan pasti lebih berat dari yang sekarang aku hadapi.

Ramadhan kali ini, sepertinya akan berakhir dengan berlebaran (lagi-lagi) hanya bersama keluarga kecilku. Mengalahkan bang Thoyib yang 3 kali lebaran tak pulang, aku sudah 4 kali lebaran tak pulang. Imbas musibah rumah kemarin itu benar-benar terasa ternyata, sampai ga bisa mudik hehe. Semoga di bulan September nanti, Allah melapangkan rejeki agar aku dan keluargaku bisa pulang ke Malang. Pengen sowan dan sungkem sama orang tua dan mertua. Ah, semoga mereka kali ini tidak terlalu sedih karena anak dan cucunya lagi-lagi tak mampu pulang.

Wah, 4 paragraf nih, lumayan untuk akhirnya memulai menulis lagi di rumahku ini. Sepertinya postingan-postingan di Facebook harus dimigrasikan ke sini nanti hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar