Rabu, 29 Agustus 2012

Kewajiban Orang Tua Kepada Anaknya.

Tergelitik ingin menulis tentang kewajiban orang tua kepada anaknya. Pertama, sebagai salah satu caraku untuk menambah ilmu, dengan colek-colek mbah gugel tentunya. Kedua, sebagai pengingat bahwa sebagai orang tua aku mempunyai kewajiban pada anak. Ketiga, sebagai cermin instropeksi diri, bahwa ternyata selama ini aku dan misua masih melakukan banyak kesalahan dalam mendidik anak-anak.


Sebenarnya secara garis besar, aku ngeh tentang kewajiban-kewajibannya. Hanya saja, ada beberapa kejadian yang menyentakku, membuatku sedih dan merasa bersalah. Rantai itu masih kuat ternyata. Rantai cara mendidik dengan kemarahan yang ada turun temurun dari orang tuaku dan misua ke kami dan dari kami ke anak-anak. Bukan hanya itu, tapi juga cara mendidik dengan kurangnya contoh alias keteladanan. Maunya instan, semudah membuat bubur atau mie yang tinggal diseduh dengan air panas lalu siap santap. Ironis, karena jelas hal itu tidak mungkin tapi tetap saja diharap. Lagipula, yang instan tentu saja tidak sehat dan tidak enak rasanya bukan? (Bubur bayi instan aja enek, Azzam ga doyan )
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur'an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa."
Berdasarkan hadist tersebut, berarti ada tiga kewajiban orang tua pada anaknya, yaitu :


  1. Memberi nama yang baik, karena nama adalah do'a. Dan berkenaan dengan nama Rasulullah   saw bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR.Abu Dawud)
  2. Mendidiknya dengan Al-Qur'an, ini berat lhooo. Meski ketaqwaan dan kesalehan pribadi belumlah memadai, sebagai orang tua harus bisa mendidik anak-anaknya untuk bisa paham, mengenal, bahkan mencintai agamanya. Ingat kan sabda Rasulullah yang satu ini, "Setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid, iman). Orang tuanyalah yang (potensial) menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” Orang tua adalah faktor penting dalam penentuan kesalihan maupun kebejatan anak-anak *lapkeringet.
  3. Menikahkannya bila sudah memasuki usia siap nikah. Apalagi di jaman sekarang, zina ada di mana-mana bahkan dianggap biasa. Membayangkan 10 atau 15 tahun lagi, kedua anak perempuanku sudah menjadi gadis, huuff terbayang ketar-ketirnya menjadi orang tua.Semoga mereka bisa jadi anak sholehah kelak dan dipermudah jodohnya, bisa dapet laki-laki sholeh juga, amiin. Tentang hal ini sesuai dengan firmanNya "Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya." (QS. An-Nur:32) dan juga sabda Rasulullah "Ada tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat, apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang perempuan apabila sudah memperoleh (jodohnya) yang cocok." (HR. Tirmidzi). Menandakan bahwa sebaiknya kita tidak kuatir tentang rejeki karena Allah akan mempermudahnya seiring dengan ikhtiar yang dilakukan dan lebih baik kita mengutamakan keselamatan iman. Maksudnya ya...nikah usia muda ga apa-apa laah daripada...daripada....*inget buku Kupinang Kau Dengan Hamdalah
Apakah hanya itu saja kewajiban-kewajibannya? Ternyata tidak, masih banyak, dan yang ingin kutekankan dalam memoarku *biaringet* ini adalah perihal keteladanan orang tua dan bagaimana mendidik anak tanpa kemarahan. Dua hal yang menjadi ganjalan terbesarku kini dalam mendidik ketiga buah hatiku. InsyaAllah nanti akan kutulis lebih lanjut, ingin lebih banyak membaca dan belajar, ingin misua juga bisa membaca tulisanku ini nantinya, ingin agar ini bisa bermanfaat.
Read More

Senin, 27 Agustus 2012

Lebaran 2012

Sukses hibernasi di rumah, tentunya dengan menuai protes Syifa dan Farah. Beribu pertanyaan *hiperbola banget* terlontar dari bibir-bibir mungil mereka. Kenapa tidak pergi ke Mampang? Kapan bisa jalan-jalan ke mall? Kok di rumah saja? Dan masih banyak pertanyaan bernada protes lainnya, kutampung sambil tersenyum. Duh Nak, sebenarnya ummi juga ingin bisa jalan-jalan, mengajak kalian bertiga meski hanya ke Monas maupun TMII. Sayang, misua berasa ribet kalau harus berkendara umum, sedangkan mau naik mobil tidak punya, naik motor berlima...wah bahaya dong. Jadilah hari lebaran 19 Agustus 2012 yang lalu hanya silaturahim ke tetangga terdekat saja, hanya 1 rumah doang! Sedangkan tetangga yang lain banyak yang noni dan rumahnya terlihat sepi.

Lebaran kedua, 20 Agustus, seharian ngruntel di rumah. Anak-anak (terpaksa) tidur siang lebih awal menuruti kemauan abinya. Aku yang mirip hobinya sama Nobita, sukses tidur begitu mencium bau bantal (bukan bau iler ya, catat!). Terasa nelangsa juga, jauh dari keluarga besar, ealah lebaran kok hibernasi aja. Akhirnya tanggal 21 keluar rumah juga, naik motor berlima ke Bintaro Plaza. Anak-anak cukup terhibur, bisa sebentar main-main games dengan kartu yang hanya diisi beberapa ribu rupiah, tak lama isi kartunya juga habis. Tak mengapa, anak-anak sudah senyum-senyum cerah kok. Keliling-kelliling mall meski hanya cuci mata melihat ramainya pengunjung sudah lumayan menghapus kebosanan. Hari terakhir cuti bersama, 22 Agustus malam, ngeboyong anak-anak ke pasar malam dekat rumah, naik kereta api kecil yang muter-muter, beli gula kapuk, mainan, keliling-keliling, done! Mereka sudah gembira ria.

Aku yang kaget, tersadar cuti bersama sudah habis saja. Tanggal 23 dan 24 Agustus sudah harus ngantor lagi, maklum jatah cuti tahunanku sudah habis. Tanpa ada mbak yang bisa jaga trio krucil, terpaksa membawa mereka ngantor, lengkap dengan bekal makanan dan baju gantinya. Heboh banget, tapi cuek sajalah, toh kantor masih suepii tenan. Lagipula banyak juga pegawai yang membawa anaknya serta, sama-sama ga ada ART karena sedang mudik semua. Jadilah, dua hari itu aku tidak bisa kerja. Bahkan hari keduanya sengaja komputer tidak kunyalakan, lah percuma, ga bisa megang tuh. Intinya momong Azzam saja hehe, Syifa dan Farah sih sibuk asyik main berdua. Kubikelku sampai berantakan penuh tempelan dan kertas coretan buah karya mereka.

Alhamdulillah wiken datang, Sabtu Minggu kemarin benar-benar menikmati kebersamaan bersama trio kwek-kwek itu. Azzam sampai lengkeeet deh sama umminya ini, hiks jadi kangen. Tadi pagi saat mau berangkat kantor, sediih rasanya. Azzam pasang muka melas dengan tatapan mata sendu yang menggetarkan kalbu. Duh Naaak.... Kembali menjalani rutinitas yang menyebalkan, bengkerengan sama misua biar tidak terlambat ngantor, ninggalin anak-anak lagi, duh. Hanya bisa berpikir positif saja, isi pagi hati sumpek dengan istighfar banyak-banyak, not cacian. Lebaran "aneh" jadinya hehe.
Read More

Kamis, 16 Agustus 2012

Menjelang Lebaran 2012

Ga mudiiik oiiii...berlima saja menempati rumah baru yang belum full beres, tapi alhamdulillah sudah amat sangat nyaman. Terlebih lagi, sudah beli Javan Bed Canopy alias kelambu nyamuk untuk menangkis serbuan ratusan nyamuk ajaib setiap malamnya. Kubilang ajaib, karena dengan memakai lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, obat nyamuk cair bermacam merek, tetap saja, nyamuk-nyamuk itu menggila setiap malam. Habis nih kulit bentol dan gatal, kalau suamiku lebih parah lagi, kulitnya luka-luka di sana-sini gegara dia garuk sampai berdarah. Paling ga nahan katanya, akhirnya beli kelambu nyamuk deh meski mihil. Mau beli yang kelambu biasa, males getok-getok tembok pake paku dan palu, jadi memilih si Javan deh, belinya di teman sendiri.

Hari ini terakhir ngantor lhoo...tadi pagi saja Bintaro-Gatsu hanya kurang dari 30 menit, dah berasa sepi jalanan. Besok libuuurr..alhamdulillah. Meski tidak ikut serta meramaikan dunia permudikan, tapi tetap semangat menyambut libur lebaran dong ya. Bisa ngumpul dengan anak-anak kan sesuatu banget.

Tidak mudik....mau jalan kemana ya? Heemm...mencari altenatif yang murmer pokoknya. Mungkin berenang, secara HTM juga murmer hoho dan anak pun senang. Kalau ke TMII? Itu suatu pilihan juga sih, HTM juga murmer tho, hanya perlu dipikirkan alat transportasi apa yang sebaiknya digunakan dari Bintaro kesana *belum ngeh. Kalau Ragunan sudah sering, dulu sewaktu tinggal di Mampang kan dekat tuh dengan Ragunan, jadi pilihan itu dikesampingkan. Nah, permintaan anak-anak nih, silaturahim ke Mampang. Syifa dan Farah kangen bertemu dengan teman-temannya di kontrakan lama, mereka berdua sudah asyik mengkhayal akan dapat bertemu lagi dengan si anu, si ini, si itu, banyaak deh. InsyaAllah ide kesana akan dinomersatukan, hitung-hitung menyambung tali silaturahim dengan kakek nenek yang punya rumah kontrakan kemarin.

Lebaran, liburan, berarti masak. Heeemm....aku dan memasak. Hihi sudah gemeter saja nih. Mumpung di rumah, ingin bisa membuat sesuatu untuk orang rumah, yang mudah dan anti gagal, haha...apa ya... Selain itu, tidak ada si mbak berarti harus beres-beres rumah sendiri, tentu saja dengan "standar khusus" misua, lumayan membuat grogi hehe, tapi dinikmati sajalaah .

Penduduk MP tercinta, meski masih bingung mau pindahan rumah maya kemana, gimana caranya, tapii tetap semangat aah! Mohon ma'af ya kalau selama ini ada salah-salah kata, salah-salah tulis, salah-salah curhat....I'm so sorryyyy. Selamat Idul Fitri, selamat liburan, selamat mudik untuk yang mudik. Semoga di manapun, kapan pun, apa pun yang kita lakukan, diberikan kemudahan dan kelancaran...Amiin.
Read More

Rabu, 15 Agustus 2012

Dicekal?!

Tik..tok..tik..tok...
Menghabiskan sisa waktu jam kerja hari ini di kantor, ditemani suara gaduh Syifa dan Farah yang ikut aku hari ini.

Senin dan Selasa kemarin, dua hari aku bolos, tidak berangkat kerja. Apa pasal? Kejadian lagi, kena pencekalan. Bukan hanya pejabat bermasalah dan tersangka kasus aja yang kena cekal ternyata hehe. Aku dilarang misua kerja, titik.

Sumber masalah pasti ada lah ya, sampai berbuntut pencekalan seperti kemarin dan yang sudah-sudah dulu. Kami berdua sama keras kepala, kepala batu, ndableg, mbuh apa lagi sebutannya. Kalau saja tidak ingat cicilan bank yang buanyak itu, bisa-bisa aku disuruh resign (lagi).

Alhamdulillah, sedikit ada titik terang, pencerahan di dalam kepalaku. Semalam iseng-iseng buka buku tebel "Fiqih Sunah Wanita" yang sudah lama berdebu mejeng di lemari buku. Awalnya ingin mencari referensi tentang Talaq alias cerai, karena ada sms seorang kawan nun jauh di sana yang menanyakan tentang hal tersebut, lalu malah berlama-lama membaca bab lain. Yup, jadi sebuah instropeksi buatku.

"Suami itu adalah surga atau nerakamu"
"Jika diperbolehkan pada umatku sujud pada selain Allah, maka akan kuperintahkan istri sujud pada suaminya"
Read More

Senin, 06 Agustus 2012

Ketemu Artis

Kemarin lusa, Sabtu tanggal 4 Agustus 2012, aku datang ke sekolah Syifa untuk menghadiri undangan pertemuan orang tua murid. Rombongan berempat, karena tidak ada mbak-mbaknya di rumah alias mereka libur, akhirnya anak-anak semuanya ikut deh. Suami tetap di rumah untuk bantuin tukang bekerja. Jadilah aku sedari pagi gubrak-gubruk menyiapkan diri dan anak-anak agar bisa datang tepat waktu, jam 8 teng.

Meski ketika agak terlambat sampai di sana, alhamdulillah acara belum dimulai kok, biasalah jam karet, hampir jam 8.30 baru deh dimulai. Anak-anak dengan segera merasa bosan, padahal di undangannya sampai jam 12 siang lho. Alhamdulillah makin siang makin banyak bocah-bocah yang ikut serta orang tuanya hadir, senang deh duo Syifarah bermain bersama teman-temannya. Tinggal si Azzam yang mbrangkang sana-sini, teriak-teriak bermaksud memanggil kakak-kakaknya, nenen sebentar, sudah dilepas dan teriak-teriak lagi.

Kurang lebih sekitar jam 9 lewat, ada ibu muda, putih kulitnya, terlihat cuantik bin ayu, duduk tak jauh dariku. Oh ya, di acara ini semua undangan duduk melantai beralaskan karpet. Jadi otomatis perhatianku langsung tertuju pada ibu muda ini. Gaya berpakaiannya biasa, memakai gamis panjang namun tak berjilbab, rambut panjangnya hanya diikat santai, digelung gitu.

Azzam makin merasa bosan, ibu muda tadi didekatinya, dicolek-colek, SKSD banget ni anak. Lama-kelamaan ibu cantik itu senyum-senyum, main-main sama Azzam. Duh, makin takjub aku melihat kemulusan kulit wajahnya, beniiing banged, kenyus-kenyus tanda dirawat maksimal (ga kaya mukaku). Sambil mikir, tuh muka diapain aja dan habis berapa duit yaaa hehe. Akhirnya kami ngobrol-ngobrol juga sambil lalu, membicarakan tentang anak-anak kami yang ternyata beda kelas. Azzam asyik mainin hape si ibu cantik itu, sampai akhirnya tempat hapenya yang jelly itu diberikan pada Azzam untuk digigit-gigit sambil bilang. " Tidak apa-apa, bersih kok, sudah dilap."

Duh, berasa sungkan deh, tapi Azzam makin kenceng teriaknya kalau diambil tuh tempat hape. Sambil sesekali ngobrol, aku membatin, kok sepertinya wajah ayu ini terlihat familiar ya....dimana yaa aku pernah melihatnya?? Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu mendekat, menyapa ibu cantik itu dengan ramah, ngobrol dikit eh lalu salaman n kenalan. Aku makin heran, loh nih ibu nyapa dan ngajak ngobrol kirain sudah kenal, ternyata kok malah baru kenalan sesudahnya ya?

Agak lama sambil mikir, akhirnya aku menarik kesimpulan bahwa jangan-jangan ibu cantik ini artis kali yeee. Kok sepertinya aku sudah akrab dengan wajahnya, siapa ya? Artis yang mana? Kemudian terlintas sebuah nama, Jihan Fahira, istrinya Primus Yustisio itu. Sepertinya dia sudah jarang muncul ya, tapi mungkin aku aja yang ga pernah nonton sinetron jadi tidak tau perkembangan, bisa jadi kan. Tapi, iya deh, kayanya dia Jihan Fahira.
Masih ragu tapi makin yakin (lhoh!?) aku makin mengamatinya, masih takjub dengan kecantikan dan kelembutan kulitnya yang putih, aku ngelirik hape BB nya itu. Nah itu dia, foto di layar hapenya ituuuu. Bener deh, itukan foto Jihan dan Primus, keduanya sama-sama berambut panjang. Dulu Primus sempet gondrong kan ya? Beneeer. Hihihi...pantas tadi ada ibu-ibu main ngajak ngobrol SKSD, oalaah ini artis thooo. Sayang kok aku ga kepikiran untuk minta dia berpose bersama Azzam yaaa...kan lumayan buat kenang-kenangan hihi.

Read More