Kamis, 13 Desember 2012

Candu Itu Bernama Dosa

*testing 1..2..3
*start singing
"Kenapa yang asyik-asyik...itu yang dilaraaang. Kenapa yang enak-enak itu yang dilaraaang."
*jogetandangdut -_-"

Tau kan ya, lagunya Bang Haji Rhoma yang konon mau jadi bakal calon Presiden itu? Meski aku ga bakalan ngevote dia, tapi tetep bakalan say thanks atas lagu-lagu dangdut jadulnya yang masih aja terekam di dalam memori banyak orang. Ya kan, ngaku deh, ngaku doong :p

Nah, lagu tersebut tuh pas banget, cocok dah sama yang mau kuceritain ini, tentang dosa. Dosa, whatever it is, kok ya terlihat ajiiib, terlihat asik beud, menarik, bahkan bikin nagih kaya candu. Benul kan... Daya tariknya itu lho...rruuaarr biasa, apalagi teruntuk orang yang amat sangat biasa keimanannya, ga ada spesial-spesialnya :( Makin susah lah kita memalingkan diri dari daya tarik dosa tersebut. Sekali lagi, ini berlaku bagi orang yang sudah mulai terbiasa melakukan dosa itu ya, just name it, ngedrugs, free sex, nonton bf, atauuu yang paling umum nih, pacaran, dll, dkk, etc. Well, udah tau kan yang dilakukan itu dosa, tapi terasa tak mudah meninggalkannya begitu saja, butuh perjuangan. Yup, karena setan canggih banget masang jerat-jeratnya.

Teringat salah satu hadits Arbain ke 41, Rasulullah saw bersabda, " Tidak beriman seorang dari kalian sebelum hawa nafsunya mengikuti ajaran yang kubawa." (Hadits ini shahih. Tertera dalam kitab Al-Hujjah) Bisa disimpulkan bahwa iman kita itu belum sempurna, kalau toh sampai sekarang ini masih saja kalah sama hawa nafsu. Hawa nafsu akan terus menyertai manusia hingga ia dapat mengendalikannya. Lah kalau belum bisa mengendalikan, yo wis, jadinya semua gerak-gerik kita dikendalikan oleh hawa nafsu, meskipun bertentangan dengan akal sehat dan pemahaman kita. Berasa buta dan tuli, menutup mata dan menulikan telinga dari kebenaran.

Pernah diberitahu oleh salah seorang temanku dulu di Majene, misal nih adzan Maghrib sudah berkumandang, lantas kita tidak bersegera sholat, malah masih asik ngetem di depan TV, cuek, terus aja nonton. Nah, kejadian seperti itu, kayanya kok biasa ya, remeh, sering lah dilakukan, padahal sebenarnya kita itu sedang menuhankan TV. Lho kok? Yup, kita lebih mentingin nonton TV daripada sholat *jleebb (ingat pas di kantor). Ibnu Abbas ra. berkata, " Hawa nafsu adalah tuhan yang disembah di dunia." Lalu ia membaca ayat, "Tidaklah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan." (Al-Furqan:43) " Di bawah langit ini, tiada tuhan yang disembah lebih besar bahayanya di sisi Allah, selain hawa nafsu."

Tuh kan, ternyata kita tuh memang lebih mudah condong pada hawa nafsu ya :( Padahal kita kan sudah diberikan akal, bisa milih mau jalan takwa atau maksiat. Semua tergantung kepada diri kita sendiri. Berat memang, tapi harga surga memang tidak murah. Sedih banget lho, kalau kita sampai berlarut-larut dalam melakukan dosa, menuruti hawa nafsu lagi dan lagi. Awalnya masih terasa tuh, ga enak di hati, ya feel guilty. Tapi lama-kelamaan, ketika kita malah tidak berhenti tapi melakukannya lagi dan lagi, hati kita makin gelap dan hitam, makin hilang rasa penyesalan, maka hilang pula sifat kemanusiaan kita, kemuliaan kita sebagai manusia. Habis, tinggal kenangan dan malah menjadi indikasi kedunguan dan kelemahan.

"Dan adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggalnya." (An-Nazi'at 37-41)



*ngingetin diri sendiri





12 komentar:

  1. wa amma man khaafa maqaamar rabbihi wanahan nafsa 'anil hawaa, fa innal jannata hiyal ma'wa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggalnya

      Hapus
  2. Roma Irama jadi Presiden ? ntar ada jam malam donk mbak

    *begadang jangan begadang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. benuuull....ati2 aja yang begadangers. bisa kena pasal dan ayat UU Anti Begadang.

      Hapus
  3. Emang mbak..lawan hawa nafsu berat godaannya

    BalasHapus
  4. Hal-hal sederhana yang kita anggap sepele terkadang menjadi kebiasaan, padahal itu salah. Terima kasih sudah menyadarkan, ada banyak pelajaran yang saya dapatkan di sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, kalau sudah jadi kebiasaan akan lebih sulit untuk merubahnya. Makasih sudah mampir.

      Hapus
  5. Cocok sekali mari lanjutkan goyangannya

    BalasHapus