Sabtu, 24 Januari 2009

Mencintai Kegagalan...Why Not?

Kaget? Heran? Kegagalan kok dicintai! Ga salah tuh? Bukannya kenapa-napa n gimana2 gitu sih. Kadang kita perlu untuk mencintai kegagalan itu, bukan untuk makin terpuruk tentunya. Tapi untuk bangkit kembali, menata ulang kepingan yg berserakan itu.

Mencintai kegagalan, dgnnya mataku lebih terbuka dan aku lebih sadar atas kegagalan2ku. Mau mengakui kegagalan, meski dgn berat hati dan menatap ke depan dgn penuh harapan. Tentu saja diperlukan langkah nyata dan strategis untuk menuju kesuksesan. Bukankah kegagalan merupakan kesuksesan yg tertunda? Kita tidak akan pernah merasakan kesuksesan kalo belum pernah merasakan kegagalan, bukan begitu?

Manusia diciptakan oleh Allah menjadi makhluk paling sempurna, lengkap dgn sgala potensinya. Kalo kita yakin n mau, insyaAllah kita bisa wujudkan banyak impian kita, kita bisa lakukan banyaak hal dgn cemerlang.

Masalahnya padaku adalah aku melakukannya dgn setengah2. Setengah hati, setengah niat, setengah tekad, setengah keyakinan, setengah usaha. Klop dah! Maka kegagalan demi kegagalanpun menghampiriku, ato secara teknis, akulah yg menghampiri, menciptakan kegagalan2 itu. Parahnya, terjadi hampir bersamaan, bertubi2, yg membuatku harus benar2 instropeksi diri sekarang.

Keluarga a.k.a anak2 yg kurang perhatianku, suami yg menjadi sedih n kecewa, bisnis yg kurintis, asupan ruhani yg makin kurang alias futur. Semuanya terjadi karena setengah2 itu tadi. Cuma aku yg bisa memperbaiki semuanya, dgn bantuan n ijin Allah tentunya. Aku ingin jd bunda luar biasa. Ibu, isteri, wanita karir, enterprenuermom, terutama hambaNya, yg sukses. Ayo kamu bisa Tik!

6 komentar:

  1. Amin untuk semua do'anya... semoga bisa terwujud sesuai dengan yang diharapkan....

    Kl mnurut aqw sih mba' boleh aja kita mengintropeksi diri, malah itu diwajibkan dlm agama.. tapi jgn sampai kita terlalu terlarut penyesalan tersebut tanpa adanya niat dah usaha nyata untuk memperbaiki semua... :)

    BalasHapus
  2. @nadhirin
    Amin...yuks slg mdo'akan! Yup, seringx diri ini malah brlarut2 pd penyesalan tnp aksi nyata. Bener2 hati yg lemah. Bener2 dibutuhkan usaha optimal tuk kuatkan hati.

    BalasHapus
  3. Bersama kita bisa
    *kata pak sby lho*

    BalasHapus