Selasa, 03 Agustus 2010

Hamil Lagi, Siapkah?

Sebagai seorang istri yang bersuami dan sedang tidak ber-KB sesuai anjuran BKKBN (bener ga singkatannya?), maka kalau membicarakan kemungkinan untuk hamil lagi harusnya sudah siap. Aku siap kok, insyaAllah, tapi... Lha, siap kok pake tapi tho yo buk!

-sigh-Setelah mengalami keguguran bulan Nopember 2009 yang lalu, ada semacam rasa ragu, sedikit rasa takut, ditambah kekhawatiran untukku bila aku hamil lagi. Sebenarnya, kehamilan ketigaku kemarin memang direncanakan, kami pengen ada tangis bayi lagi di rumah, sembari berharap bayi itu berkelamin laki-laki. Harapan normal bagi sepasang suami istri yang sudah dianugrahi dua anak perempuan. Tapi ternyata Allah punya rencana lain, aku harus keguguran di usia kandungan 2 bulan. Sedih? Ya. Kehilangan? Sedikit, tidak terlalu, heem Ya..ya, aku merasa kehilangan.

Hamil lagi? Tentu aku mau, usiaku insyaAllah masih cukup untuk nambah 1 dan atau 2 anak lg agar kami punya anak 4 orang, atau 5? Boleh juga hehe. Entah kapan aku diijinkan olehNya untuk kembali hamil, tapi kapanpun itu aku ingin menyambutnya dengan rasa siap, optimis, bahagia, syukur yang amat sangat. Aku ingin ketika aku hamil lagi nanti, ada suami mendampingi di sisi. Agar dia bisa menemaniku di kala hari-hari berat morning sick, menguatkan, menyemangati, menghiburku.

Apakah aku trauma dengan keguguran kemarin? Mungkin ya, mungkin tidak. Sepertinya yang membuatku trauma adalah ketika jauh dari suami dalam kondisi hamil. Merasa sangat sensitif saat tidak ada telepon atau smsnya yang menanyakan kabar atau perhatian lainnya. Ya, aku tahu suamiku tidak bisa memperlihatkan ekspresinya, apapun itu, via hape, satu-satunya alat komunikasi kami saat LDL. Dia jenis orang yang kurang romantis, apalagi mau bermesra ria lewat telepon. Sehingga saat itu suasana hatiku benar-benar kacau. Bahagia karena hamil, tapi menangis sedih di saat yang sama. Saking stresnya, ditambah capai, mungkin, terakumulasi jadi satu, akhirnya aku keguguran. Gimanapun smuanya takdir Allah kok.

Saat ini aku memantapkan hati, termasuk iman tentunya. Bersiap dengan takdir Allah berikutnya. Akankah aku hamil dalam waktu dekat, atau malah suatu saat nanti? Dalam kondisi dekat dengan suami ato malah pas LDL? Semuanya masih rahasiaNya, tapi bila saat itu tiba, insyaAllah aku sudah siap. Ya, karena apapun itu adalah keputusan yang terbaik dariNya untuk hambaNya.

2 komentar: