Farah, si tengah baru saja berulang tahun yang keenam pada 15 Juli yang lalu. Subhanallah, semoga tambah sholehah ya nduk. Sebenarnya Farah sudah bisa masuk SD lho, usianya sudah mencukupi syarat untuk itu. Namun, aku mempunyai pertimbangan sendiri mengenai hal ini, yaitu Farah akan masuk SD ketika nanti berumur 7 tahun, sama seperti halnya Syifa kakaknya dahulu. Di samping itu, memang ada beberapa Sekolah Dasar Negeri yang mensyaratkan usia 7 tahun untuk calon siswanya, jadi menurutku klop sudah. Usia 7 tahun menurutku anak sudah lebih mandiri dan siap untuk menerima kurikulum pelajaran yang WOW itu. Ampun dah, beda banget dengan jaman SD-ku dulu yang masih belajar baca Ini Ibu Budi (heluu tahun kapan itu yaaaa :p)
Sebenarnya masih ada alasan lain lagi mengapa Farah saat ini malah nganggur alias tidak sekolah, yaitu karena dia masih kurang jelas dalam berbicara alias cadel. Bukan hanya pada pengucapan huruf R lho ya, tapi dia kesulitan menyebut huruf-huruf konsonan seperti T dan K, J dan G, R dan F, masih sering keliru juga dengan M dan N. Sengaja tidak dimasukkan SD sekarang agar Farah bisa ikut terapi wicara bila perlu. Selain itu aku kuatir dia akan di-bully di sekolahnya karena bicaranya yang tidak jelas itu. Memang sih sampai saat ini kami belum menemui dokter ahli tumbuh kembang anak untuk berkonsultasi. Rencana ya ke dokter dulu lalu bila disarankan untuk terapi wicara ya akan diikuti semampu kami (biayanya itu lho). Farah sudah melalui TK A dan B, sehingga tahun ini aku dan misua memilih untuk tidak meminta Farah mengulang TK B lagi, karena saat ditanya dia bilang tidak mau kembali ke TK B. Meski sekarang malah dia yang kangen sekolah, bosan di rumah terus.
Awalnya, aku berjanji akan rutin mengajak Farah ikut ke kantor, ya paling tidak seminggu 2 atau 3 kali lah. Dalam pikiranku, aku bisa full day bersamanya dan sembari menemaninya belajar di kantor. Aku bisa mengambil materi-materi untuk Farah pelajari dari internet, bahkan banyak tersedia worksheet gratis berbagai macam bidang studi kan. Namun kenyataannya sampai sekarang baru terealisasi beberapa kali saja. Jarak Bintaro-Gatsu yang kurang lebih 45 menit naik motor seringkali membuat aku tidak tega mengajak Farah, selain jauh, macet, belum lagi kalau misua sering ngebut ngejar waktu, jadi parno lah. Dan Farah sempat bilang merasa capek dan mual ketika naik motor dengan waktu yang cukup lama kemarin itu.
Akhirnya Farah setiap hari di rumah, nemani Azzam main atau dia asyik main dengan anak tetangga. Kalau sudah merasa bosan, dia pasti protes, ingin sekolah lagi. Wah, jadi ribet deh. Bulan September rencananya mau masuk TPA aja yang jadwal pagi, jadi agar ada kegiatannya di pagi hari. Kalau siang kan Syifa sudah pulang sekolah tuh, jadi Farah tidak merasa bosan, sudah ada teman main dan lawan bertengkarnya soale hehe. Malam harinya, barulah Farah belajar membaca dan menulis denganku. Sedikit-sedikit sambil memperbaiki pengucapan huruf-huruf yang masih terdengar tidak jelas itu. Untuk menghitung, Farah malah lebih jago sebenarnya dan dia lebih suka berhitung daripada belajar baca. Berasa tegang kalau belajar baca karena aku atau abinya selalu meminta dia mengulang-ulang bacaan huruf-huruf yang masih susah di lidahnya itu.
Dalam hal pilihan sekolah, Farah meminta agar dia masuk ke sekolah yang sama dengan kakaknya, Al- Azhar Bintaro. Fyuuh, berarti kami harus menyiapkan dana cukup besar untuk itu. Dulu misua yang ingin Syifa bersekolah di sana, meski agak berat juga biayanya. Sekarang rasanya tidak adil kalau tidak mengakomodir permintaan Farah, meskipun keadaan keuangan kami sedang bermasalah saat ini. Well, semoga Allah beri kemudahan dan jalan keluar bagi kami sekeluarga, aamiin. Semoga tenggat waktu setahun ini bisa banyak memberikan kemajuan untuk Farah, sehingga dia bisa lebih siap nantinya ketika masuk Sekolah Dasar.
Read More
Mempunyai Papa yang perokok membuatku terbiasa dengan teman-teman sekolah yang juga perokok. Sampai akhirnya menikah dengan teman yang perokok, ah ini mah hal biasa pikirku. Ternyata, setelah beranak pinak dan makin melek akan bahaya rokok, aku jadi ilfeel banget sama yang namanya rokok. Suka protes ke suami bahkan sampai ngajak anak-anak balita di rumah untuk berdemo. Yup, demo damai dengan mengacung-acungkan kepalan tangan sambil terus beryel-yel, "Stop merokok, stop merokok! Jangan racuni kami, jangan racuni kami!" Beberapa hari yang lalu tanpa sengaja menemukan video demo ini di laptop jadul kami, wah duo Syifarah masih kecil-kecil, direkam sekitar tahun 2009. Mereka menghayati demo damai tersebut, berteriak-teriak dengan suara cadel syahdunya. Sayang, demonstrasinya tidak ngefek, misua sih tetap saja ngebul. Bahkan Azzam si bungsu yang sampai 2x ke UGD gegara Bronkiolitis, batuk sesak dikarenakan asap rokok, itupun tidak membuat misua kapok merokok, hingga saat ini.
Tahu dong ya bahaya dan resiko sebagai perokok pasif, malah lebih besar daripada perokok aktif. Rumah kontrakan yang dari dulu kecil mungil membuat asap rokok akan ngglibet muter-muter di dalam rumah, meski pun misua merokok di halaman rumah, apalagi kalau merokoknya di ruang tamu, ampun dah. Di usianya yang hampir 31 tahun, jumlah jatah rokoknya bukannya menurun malah makin bertambah. Apalagi kalau sedang stress dan ngadep laptop untuk main game sampai larut malam banget alias dini hari. Yup, begadang sodara-sodara, dan dilakukannya setiap hari. Setahun belakangan ini makin buruk saja kebiasaannya, yaitu sering ngopi. Meskipun dia mengeluh kadang kala sering mual, mules, perih di perut, ngopi tetap jalan terus. Segala nasehat sampai ocehanku tidak digubrisnya.
Daku kuatir dong akan kesehatannya. Sampai-sampai aku menakut-nakuti misua lho, aku bercerita panjang kali lebar akan kemungkinan penyakit-penyakit yang bisa jadi dideritanya. Aku berkisah tentang teman-teman seangkatan yang masih muda tapi terkena penyakit orang tua seperti jantung, gagal ginjal, maupun asam urat. Gaya hidup jaman sekarang kan memang benar-benar tidak sehat ya, seusia 30-an sudah banyak teman yang jatuh sakit bahkan sampai meninggal. Apa reaksi misua? Bergidik takut, menegurku yang katanya kok malah mendo'akan yang tidak-tidak, dan lantas lanjut lagi ngebulnya :(
Bagaimana pun, tubuh akan lelah setelah disiksa sedemikian rupa selama bertahun-tahun. Misua makin sering mual dan muntah, sering merasakan perih di perut, sakit di tenggorokan, dan sering meludah akibat banyaknya lendir di tenggorokan. Makin hari sepertinya makin membuatnya tidak nyaman dan akhirnya dia mulai rajin mencari info via mbah gugel. Sampai akhirnya dia menemukan informasi tentang penyakit asam lambung yang bukan maag, yaitu GERD. Bahasa kerennya adalah Gastroesophageal Reflux Disease atau dikenal pula sebagai ‘acid reflux’ yang merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami orang di seluruh dunia. Terjadinya ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
Penyebab GERD ini bermacam-macam, kebanyakan karena asupan dan kebiasaan makan seseorang. Bagi yang suka makan makanan pedas dan gorengan harus lebih berhati-hati, karena ternyata bisa menyebabkan GERD juga. Selain itu makan berat di malam hari, segera berbaring atau membungkuk setelah makan, kebiasaan merokok, minum kopi, semuanya adalah kebiasaan misuaku yang ternyata merupakan penyebab GERD. Obesitas dan kebiasaan minum minuman keras juga disebut sebagai pencetus GERD. Bahkan dijumpai juga GERD pada wanita hamil karena terjadinya peningkatan
ukuran rahim dan berat badan sehingga memberi tekanan pada perut.
Namun untuk saat ini misua belum memeriksakan diri ke dokter, nanti saja katanya. Jadi sekarang dicoba pengobatan herbal dulu dan mengubah kebiasaan buruknya. Merokoknya dikurangi dari yang biasanya bisa habis se pak bahkan lebih, sekarang hanya 4-6 batang sehari. Itu pun sudah mendapatkan bonus pelototan dari aku lho ya plus kicauanku untuk mengingatkannya bahwa kalau sudah enakan di badan, jangan sampai nambah dosis rokoknya. Jam begadang dipangkas, berangkat tidur lebih awal, yang biasanya tidur dini hari sekarang jam 10-11 sudah masuk kamar. Dilarang makan berat kalau malam, mending bilang aku ga sedia apa-apa deh daripada dia makan berat tengah malam hoho. Ini akunya kali ya yang males #modus. Selain itu stop ngopi dan menjarangkan ngeteh, akhirnya diganti minum madu anget atau sirup anget. Oh ya, sekarang juga rajin konsumsi Jelly Gamat, hasil browsingnya dia sih katanya Gamat bisa menyembuhkan GERD juga.
Alhamdulillah, keadaannya saat ini sudah membaik. Tapi masih saja bandel, sempat juga icip-icip yang pedes dan langsung deh hoek-hoek di kamar mandi. Terpaksa harus menghindari makan masakan Padang favoritnya nih dan dilarang ngicip rujak hantaran dari tetangga lagi hehe. Dan aku juga harus makin galak kayanya, setelah tubuh dirasa enakan kok jatah rokoknya mulai merangkak naik, ckckck, coba kalau bocah, pasti sudah kujewer dan kucubit tuh *mukaganas.
Read More
Love is blind. Benarkah? How about your story?
Pernahkah
kamu punya sebuah hubungan yang “nggak sehat”? Pacaran dengan cowok
ringan tangan, misalnya? Atau cowok yang suka menuntut? Cowok matre?
Cowok egois? Cowok yang ternyata sudah punya istri? Dan cowok-cowok lain
yang seolah membuat kita buta dan mabuk kepayang.... :)
Namun,
katanya ... cinta memang buta, kan? Separah apa sih cinta pernah
membutakanmu hingga kamu rela melakukan apa pun (bahkan hal paling bodoh
sekalipun) untuknya?
Daripada disimpan sendiri dan jadi jerawat, mending di-share bareng-bareng, yuk!
Stiletto Book mengundang sahabat-sahabat untuk ikut bergabung dalam buku serial A Cup of Tea for Lover; Cinta Buta (ACOT-CB) . Buku ini berisi
kumpulan kisah menarik tentang hal-hal gila yang pernah kita lakukan
untuk mempertahankan hubungan yang sudah jelas-jelas tidak sehat. Bahkan
kalau kita ingat-ingat kembali, terkadang kita heran kenapa bisa
berbuat senekad itu untuk cinta. Namun, di luar semua itu, pasti ada
hikmah yang bisa diambil bagi diri sendiri dan pembaca lainnya untuk
tetap semangat melanjutkan hidup dan mencari cinta yang lain. Ahay! :)
Yuk, simak syaratnya!
SYARAT UMUM:
- Jenis kelamin dan usia bebas.
- Tulisan harus berisikan kisah nyata pribadi, maupun orang-orang terdekat dan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Tulisan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun (termasuk di dunia maya).
- Peserta audisi harus like FanPage Stiletto Book di: https://www.facebook.com/pages/Stiletto-Book/171017032940949?ref=hl dan follow akun twitter Stiletto Book di: @Stiletto_Book
SYARAT KHUSUS:
- Naskah bisa menceritakan apa saja, asalkan sesuai dengan tema cinta buta, seperti:
suka duka menjalani hubungan yang nggak sehat, kisah-kisah mengharukan
di dalamnya, menyebalkan, menyedihkan, lucu, ataupun kisah-kisah
tergilamu bersama (mantan) pacar atau (mantan) suami.
- Naskah berupa tulisan non fiksi populer
dengan gaya bercerita yang mengalir, ringan, dan mudah dicerna, tapi
tetap sesuai dengan EYD. Hindari pemakaian kata-kata yang menyinggung
SARA, mengandung pornografi, dan bahasa alay.
- Bisa menggunakan sudut pandang orang pertama (aku) ataupun orang ketiga (dia).
- Panjang naskah 5-6 halaman kertas A4, ketik 1,5 spasi, huruf Times New Roman 12. Ketik dan simpan hanya dalam file Microsoft Word berformat (.doc).
- Naskah dikirim dalam bentuk attachment ke alamat e-mail: stiletto_acot@yahoo.com dan bukan ditulis di badan e-mail. Pada subyek, tuliskan: (ACOT-CB) – Judul Naskah.
- Sertakan biodata deskriptif sepanjang satu paragraf di akhir naskah, sertakan alamat akau sosial mediamu.
- Jangan lupa cantumkan judul tulisan dan nama penulis di awal tulisan (halaman pertama)
PENTING:
- Akan dipilih 18 naskah yang dinilai paling unik dan menarik
berdasarkan penilaian dari tim editor Stiletto Book. Ke-18 naskah
tersebut akan ditambah 2 naskah yang ditulis oleh tim editor Stiletto
Book, sehingga total ada 20 naskah.
- Audisi ini dibuka mulai 20 Agustus, hingga 16 September 2013 pukul 12.00 siang.
- Pemenang diumumkan pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 12.00 siang di www.StilettoBook.com dan FanPage FB Stiletto Book.
- Naskah yang terpilih akan diterbitkan oleh Penerbit Stiletto Book.
- Kontributor akan mendapatkan royalti 10% (dibagi untuk 20 penulis) dan 1 bukti terbit serta diskon khusus jika ingin membeli bukunya.
So, tunggu apa lagi? Tulis kisahmu yang paling menarik, tak terlupakan, dan memotivasi orang lain, lalu kirimkan sekarang juga.
Oia, A Cup of Tea for Lover; Cinta Buta ini adalah seri #5 setelah buku-buku serial A Cup of Tea lainnya sukses mendapat respon positif dari pembaca semuanya.
With Love,
Stiletto Book
PLEASE FEEL FREE TO COPY-PASTE AND SHARE TO EVERYONE!
Read More
Udah paham dong ya dengan yang nggak pulang 3 kali puasa 3 kali
lebaran itu? Bukan hanya bang Thoyib ternyata sodara-sodara, tapi aku
jugaaaa. Hiks..hiks...udah ga pulang 3x lebaran ke kampung halaman.
Sampe akhirnya diprotes oleh orang tua dan juga mertua, sampe dipesenin
harus diprogramkan untuk pulang tahun depan, disiapin dananya.
Well,
sebenarnya urusan tidak mudik sampai 3 tahun berturut-turut ini memang
bukan karena ada apa-apanya sih, ya memang ga memungkinkan saja. Di
tahun 2011 pas lebaran itu usia kehamilanku udah 36 mingguan kayanya,
perut udah mblendung gede banget. Pas ke Dsog untuk kontrol sekalian
minta saran pengen mudik naik kereta, malah ga dibolehin. Katanya kepala
baby sudah masuk ke jalan lahir, takutnya karena banyaknya goncangan di
kereta bisa-bisa brojolan ntar. Kan ga asik tuh kalau sampe masuk
headline berita, "Seorang Ibu Muda dan Cantik (*abaikan) Melahirkan di
Kereta Ketika Perjalanan Mudik." Alhasil rencana melahirkan anak ketiga
di Malang sama seperti anak pertama dan kedua gagal total. Rencana
berlebaran di kampung halaman juga ikutan kandas. Azzam pun terlahir
dengan akta kelahiran Jakarta dan kami sekeluarga berlebaran di Jakarta.
Sedangkan
tahun 2012 itu, kami baru saja selesai membangun rumah impian (yang
akhirnya tinggal kenangan, hiks, belum cerita tentang ini di blog). Ga
ada duit intinya untuk mudik, jadinya berlebaran di komplek yang sunyi
sepi kaya kuburan. Sampai Syifa dan Farah melas, protes kenapa sepi
sekali tidak teman sama sekali. Nah tahun 2013 ini pun tidak pulang
kampung masih karena imbas kejadian rumah itu, idem ga ada dana lebih
untuk mudik, meski hanya Jakarta-Malang. Okelah kalau ongkos mungkin
masih bisa diusahakan, tapi biaya lain-lainnya ini yang nihil. Jadilah
kami sekeluarga lagi-lagi berlebaran di rantau. Namun kali ini keadaan
terasa lebih menyenangkan karena rumah kontrakan kami berada di kampung.
Suasananya lebih ramai, banyak anak-anak kecil yang bisa jadi teman
bermain Syifa, Farah, dan Azzam. Penduduk sekitar banyak yang orang
Betawi sehingga nggak mudik. Setelah sholat Ied langsung kami sekeluarga
ikut bersalam-salaman keliling RT.
Libur bersama selama seminggu
benar-benar aku dan suami manfaatkan untuk berkumpul bersama tiga bocah
kami. Para asisten pun libur 2 minggu, jadilah kegiatan intern rumah
tangga kami kerjakan bersama. Untuk hari H Lebaran, aku memesan masakan
khas Betawi kepada tetangga sebelah kanan rumah. Ada semur jengkol yang
dahsyat, aroma kamar mandi jadi wooow, tak ketinggalan tentunya ketupat
dan opor ayam. Lebih senang lagi, tetangga sebelah kiri dan belakang
rumah tak lupa memberi hantaran lauk plus ketupat juga, oh ya ada tape
ketan dan uli juga. Alhamdulillah kami tidak kekurangan makanan meskipun
aku nggak masak hoho.
Agak repot ketika si mbak belum datang pada
tanggal 12 kemarin, di mana aku dan suami tidak mengambil cuti,
sehingga harus masuk kantor. Ya sudah, trio kwek-kwek pun kami ajak ke
kantor. Kebanyakan pekerja masih cuti kan, jadi lalu lintas pun masih
sepi. Akhirnya kami naik KRL, alhamdulillah nggak umpel-umpelan, aman.
Pulangnya naik bis jemputan sampai Bintaro, gratis, jalanan lancar, kami
pun bisa bobo. Hari keduanya juga demikian.
Bagaimana reaksi
anak-anak ketika diajak ke kantor? Waah seneng banget :D Tempat kerjaku
di lantai 1 sampai kotor akibat ulah anak-anak. Azzam main angkat
dos-dos kosong kesana kemari, galon air kosong pun diseret-seret, gaduh
pokoknya. Syifa dan farah main menggunting dan mewarnai dengan kertas
HVS bekas yang kuberikan. Heboh lah, mereka seperti tidak ada capainya.
Non stop bergerak, sedikit-sedikit berteriak-teriak juga, lari-larian.
Untung saja tahun ini ada Surat Edaran dari atasan yang membolehkan
membawa anak seminggu sebelum dan sesudah Lebaran. Maklum, waktu-waktu
itu kan sudah umum kalau para asisten belum balik dari mudik. Ternyata
di lantai 20 tempat suami bekerja sudah disediakan mainan anak-anak, ada
mandi bola dan beberapa mobil-mobilan yang bisa dinaiki dan ada
lagu-lagunya. Wah, makin betah saja si trio kwek-kwek ikut ke kantor
emak n bapaknya.
Cukup dua hari saja, fyuuh aku ga bisa maksimal
kerja, malah harus jagain Azzam. Kalau Syifa dan Farah sih sudah bisa
dilepas sendiri ya. Selain itu badan terasa lebih capek, anak-anak juga
kelihatannya capek meski tidak surut senyuman dari wajah mereka.
Akhirnya Rabu-Jum'at aku ambil jatah cuti saja deh. Legaaa, bisa di
rumah lagi bersama mereka. Kebetulan penyakit malasku sedang kabur, aku
tiap hari memasak buat mereka. Bersih-bersih rumah, mencuci, dkk juga
dilakoni, heem menikmati jadi FTM untuk beberapa hari.
Sayang,
harus kembali lagi ke dunia nyata :p Hari ini sudah harus bermacet ria
kembali, meliuk-liuk dengan motor tua yang setia bersama misua pergi
ngantor lagi. Meninggalkan anak-anak lagi dengan si mbak yang sudah siap
bekerja kembali. Hiks, jadi kangen anak-anak.
Read More