Senin, 26 Agustus 2013

Kenalan Dengan GRED


Mempunyai Papa yang perokok membuatku terbiasa dengan teman-teman sekolah yang juga perokok. Sampai akhirnya menikah dengan teman yang perokok, ah ini mah hal biasa pikirku. Ternyata, setelah beranak pinak dan makin melek akan bahaya rokok, aku jadi ilfeel banget sama yang namanya rokok. Suka protes ke suami bahkan sampai ngajak anak-anak balita di rumah untuk berdemo. Yup, demo damai dengan mengacung-acungkan kepalan tangan sambil terus beryel-yel, "Stop merokok, stop merokok! Jangan racuni kami, jangan racuni kami!" Beberapa hari yang lalu tanpa sengaja menemukan video demo ini di laptop jadul kami, wah duo Syifarah masih kecil-kecil, direkam sekitar tahun 2009. Mereka menghayati demo damai tersebut, berteriak-teriak dengan suara cadel syahdunya. Sayang, demonstrasinya tidak ngefek, misua sih tetap saja ngebul. Bahkan Azzam si bungsu yang sampai 2x ke UGD gegara Bronkiolitis, batuk sesak dikarenakan asap rokok, itupun tidak membuat misua kapok merokok, hingga saat ini.

Tahu dong ya bahaya dan resiko sebagai perokok pasif, malah lebih besar daripada perokok aktif. Rumah kontrakan yang dari dulu kecil mungil membuat asap rokok akan ngglibet muter-muter di dalam rumah, meski pun misua merokok di halaman rumah, apalagi kalau merokoknya di ruang tamu, ampun dah. Di usianya yang hampir 31 tahun, jumlah jatah rokoknya bukannya menurun malah makin bertambah. Apalagi kalau sedang stress dan ngadep laptop untuk main game sampai larut malam banget alias dini hari. Yup, begadang sodara-sodara, dan dilakukannya setiap hari. Setahun belakangan ini makin buruk saja kebiasaannya, yaitu sering ngopi. Meskipun dia mengeluh kadang kala sering mual, mules, perih di perut, ngopi tetap jalan terus. Segala nasehat sampai ocehanku tidak digubrisnya.

Daku kuatir dong akan kesehatannya. Sampai-sampai aku menakut-nakuti misua lho, aku bercerita panjang kali lebar akan kemungkinan penyakit-penyakit yang bisa jadi dideritanya. Aku berkisah  tentang teman-teman seangkatan yang masih muda tapi terkena penyakit orang tua seperti jantung, gagal ginjal, maupun asam urat. Gaya hidup jaman sekarang kan memang benar-benar tidak sehat ya, seusia 30-an sudah banyak teman yang jatuh sakit bahkan sampai meninggal. Apa reaksi misua? Bergidik takut, menegurku yang katanya kok malah mendo'akan yang tidak-tidak, dan lantas lanjut lagi ngebulnya :(

Bagaimana pun, tubuh akan lelah setelah disiksa sedemikian rupa selama bertahun-tahun. Misua makin sering mual dan muntah, sering merasakan perih di perut, sakit di tenggorokan, dan sering meludah akibat banyaknya lendir di tenggorokan. Makin hari sepertinya makin membuatnya tidak nyaman dan akhirnya dia mulai rajin mencari info via mbah gugel. Sampai akhirnya dia menemukan informasi tentang penyakit asam lambung yang bukan maag, yaitu GERD. Bahasa kerennya adalah Gastroesophageal Reflux Disease atau dikenal pula sebagai ‘acid reflux’ yang merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami orang di seluruh dunia. Terjadinya ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.

Penyebab GERD ini bermacam-macam, kebanyakan karena asupan dan kebiasaan makan seseorang. Bagi yang suka makan makanan pedas dan gorengan harus lebih berhati-hati, karena ternyata bisa menyebabkan GERD juga. Selain itu makan berat di malam hari, segera berbaring atau membungkuk setelah makan, kebiasaan merokok, minum kopi, semuanya adalah kebiasaan misuaku yang ternyata merupakan penyebab GERD. Obesitas dan kebiasaan minum minuman keras juga disebut sebagai pencetus GERD. Bahkan dijumpai juga GERD pada wanita hamil karena terjadinya peningkatan ukuran rahim dan berat badan sehingga memberi tekanan pada perut.

Namun untuk saat ini misua belum memeriksakan diri ke dokter, nanti saja katanya. Jadi sekarang dicoba pengobatan herbal dulu dan mengubah kebiasaan buruknya. Merokoknya dikurangi dari yang biasanya bisa habis se pak bahkan lebih, sekarang hanya 4-6 batang sehari. Itu pun sudah mendapatkan bonus pelototan dari aku lho ya plus kicauanku untuk mengingatkannya bahwa kalau sudah enakan di badan, jangan sampai nambah dosis rokoknya. Jam begadang dipangkas, berangkat tidur lebih awal, yang biasanya tidur dini hari sekarang jam 10-11 sudah masuk kamar. Dilarang makan berat kalau malam, mending bilang aku ga sedia apa-apa deh daripada dia makan berat tengah malam hoho. Ini akunya kali ya yang males #modus. Selain itu stop ngopi dan menjarangkan ngeteh, akhirnya diganti minum madu anget atau sirup anget. Oh ya, sekarang juga rajin konsumsi Jelly Gamat, hasil browsingnya dia sih katanya Gamat bisa menyembuhkan GERD juga.  

Alhamdulillah, keadaannya saat ini sudah membaik. Tapi masih saja bandel, sempat juga icip-icip yang pedes dan langsung deh hoek-hoek di kamar mandi. Terpaksa harus menghindari makan masakan Padang favoritnya nih dan dilarang ngicip rujak hantaran dari tetangga lagi hehe. Dan aku juga harus makin galak kayanya, setelah tubuh dirasa enakan kok jatah rokoknya mulai merangkak naik, ckckck, coba kalau bocah, pasti sudah kujewer dan kucubit tuh *mukaganas.





2 komentar:

  1. Mbak, jangan anggap sepele penyakit lho. Lihat saya sebagai contoh. Akhirnya tersiksa sendiri dan sekarang menghadapi kesulitan untuk sembuh. Ayo bujuk periksa ke dokter dan ubah gaya hidupnya.

    *salaman*

    Saya ke RS Dharmais, tiap hari lihat pasien mengerikan, jadi saya ngomong bukan membual melainkan mengalami dan lihat kenyataan gitu. Amit-amit kalau nggak sakit, jangan mau jadi sakit.

    BalasHapus
  2. iya bu Jul, harus ditakut-takuti dulu kayanya. Ya dipaparkan berbagai kemungkinan buruklah, tidak hanya bersantai karena tidak mau mikir jelek. Sip, insyaAllah ntar awal bulan ke dokter, nunggu tanggal muda hehe.

    kabar bu Jul gimana? Tetap semangat ya buuu *pelukerat.

    BalasHapus