Bagaimana kalau saat suami bad mood istri malah ikutan mencak-mencak, ngomel nyinyir, dll? Bisa jadi perang dunia ketiga kali. Suami makin gondok, level emosi makin tinggi, dan hubungan pasutri jadi terganggu. Di pihak istri pun, hasil ikutan emosi pasti akan ada penyesalan atas segala kata-kata pedas yang mungkin terucap. Khas perempuan tho, ngomongnya pake emosi. Padahal lelaki bisa sakit hati ga akan lupa sama omongan istri yang tajam setajam silet.
Jadi sansak suami? Kalimat yang membuatku merinding karena konotasinya terasa negatif. Seolah istri korban ketidakberdayaan. Padahal maksudnya bukan itu sebetulnya. Istri yang sabar, lemah lembut, penyayang dan mampu menghadapi suami yang temperamental, wah Masya Allah dia pasti wanita yang hebat! Pahala mengalir untuknya.
Mendengar penjelasan dari temanku, aku hanya bisa mesem kecut. Punya suami saklek dan emosian VS diriku yang labil dan melankolis, seringkali membuatku menjadi drama queen. Merasa selalu jadi korban, mudah mewek dan mencari pelampiasan. Anak-anak yang tak bersalah pun bisa jadi sasaran emosi. Merugikan bukan?!
Belajar sabar, bijak, dan kontrol diri sepertinya harus kujalani sepanjang hayat. Terus mengingat-ingat bahwa semua yang harus kulakukan itu bukan demi suami kok, tidak mengharap imbalan dari suami. Tetapi semua mengharap pahala, rahmat, dan berkah dari Allah SWT
*pic ngambil dari raixaever.blogspot.com
berarti saya belom sanggup sepenuhnya jadi sansak suami. Masih suka komen dan cerewet :D
BalasHapuslaaaah sammaaaa hihihi *toss
Hapus