Rabu, 16 September 2015

Kopi dan Aku

Setiap ada acara kantor, biasanya selalu ada dua jenis minuman panas yang disediakan, yaitu kopi dan teh. Aku pun lebih memilih menuju tempat kopi dan excited ingin segera menyeruputnya. 

Ternyata antrinya bareng bapak-bapak dan akan selalu ada komentar, "Wah, cewek ngopi nih." atau komentar sejenisnya yang menunjukkan keheranan. 

Aku pun hanya mesem-mesem mengiyakan sambil membatin, "So what gitu lhoooh."

Kopi identik dengan pria, begitukah? Identik dengan para pria terutama satpam kalau sedang begadang sampai tengah malam? Identik dengan tukang ojek yang menanti pelanggan sambil ngopi dan ngudut? Identik dengan tukang bangunan yang kerja siang malam ditemani bergelas-gelas kopi?

Buatku kopi adalah salah satu rutinitas. Nggak habis banyak kok, masih dalam dosis normal hanya segelas per hari. Kalau ada yang rutin ngopi di waktu tertentu, mungkin setiap pagi atau malam, bagiku waktunya fleksibel. Satu catatan, lebih syahdu dan khidmat kalau ngopi saat hujan turun hihihi. Jadi begitu mendung, hati ini langsung sorak sorai bergembira. Kalau tidak turun hujan, biasanya aku memilih ngopi di saat cuaca sedang tidak panas. Hal terpenting adalah aku tidak berani minum kopi saat perut kosong, bisa mules perih nantinya hehe.

Oya, kesukaanku akan kopi sebenarnya baru sebatas mengenal aneka kopi instan yang selama ini menjadi "sahabat" rakyat Indonesia sehari-hari itu sih. Favoritku Coffemix dan Kapal Api, kalau merek lain aku rasanya kurang sreg. Nah, makin lama aku jadi penasaran sama kopi yang sesungguhnya itu kaya gimana sih. Penasaran dengan kopi yang dijual mahal di cafe-cafe itu, gimana ya rasanya? Nah, ini sekilas info tentang perbedaan antara kopi instan dan specialty coffee:

 Kopi Instan

    -Di produksi dari kopi yang berkualitas rendah, yang berisi 90% trase kopi (biji kopi yang telah rusak)
    -Proses penyangraian dan penggilingan biasanya dicampur dengan beras dan jagung
    -Menggunakan bahan pengawet
    -Menggunakan flavour/penguat rasa
    -Berbahaya untuk penderita jantung dan maag

Kopi Indonesia Specialty Grade

    -Hanya berasal dari green bean (biji mentah) terbaik. Total defect/trase/biji rusak <5% dari keseluruhan biji kopi yang dijual
    -Proses penyangraian tanpa campuran beras dan jagung, murni biji kopi terbaik
    -Tidak menggunakan bahan pengawet, oleh karena itu kopi Indonesia Asli hanya bisa bertahan kesegaran nya tidak lebih dari 3 bulan
    -Tidak menggunakan flavour dan penguat rasa
    -Aman untuk penderita jantung dan maag (Khusus untuk kopi jenis Arabika Specialty grade yang di petik merah)
Sumber: di sini

Akhirnya baru ngeh, pantas saja dari segi harga akan jauh bedanya hehe. Kopi instan itu sesachet harganya seribu perak doang. Bandingkan dengan segelas kopi di cafe yang puluhan ribu ya. Oleh karena itu sebagai orang yang ngakunya doyan kopi, aku mulai mencoba ngicip kopi asli. Pas banget ada mak MP yang jualan, yasud akhirnya beli di dia deh seharga Rp50rb untuk kemasan 100 gram.

Bagaimana denganmu, suka ngopi juga kah? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar