Rabu, 08 Januari 2014

[PRT] Silih Berganti


Ternyataaa, sekian lama tidak pernah menjurnal tentang si mbak di rumah, sekarang mau cerita lagi ah. Terakhir kali sharing sudah sekitar setahun yang lalu ketika masih ada mbak N. Singkat cerita akhirnya keluargaku pindah rumah ke rumah kontrakan yang tidak terlalu jauh dari rumah kami yang akhirnya diratakan dengan tanah :( Kurang lebih sebulan tinggal di kontrakan, mbak N pun tidak bekerja lagi padaku. Alasannya ada beberapa, pertama karena rumah kontrakan kami kecil, hanya ada 2 kamar sehingga tidak nyaman bagi mbak N untuk tinggal bersama kami. Kalau pun dia mau pulang pergi Bintaro - Mampang, maka akan membengkak ongkos transportasinya. Imbasnya ya dia minta naik gaji, oalala aku nggak sanggup kalau harus nambah pengeluaran lagi. Sudah mepeet anggarannya. Maka, say good bye to mbak N. Alhamdulillah tidak lama kemudian ada temanku yang membutuhkan tenaga PRT dan mbak N pun kurekomendasikan. Sampai sekarang kelihatannya mbak N cocok bekerja di sana, jarak tempat tinggal mbak N ke rumah temanku pun tidak terlalu jauh, jadi bisa lah diatur.

Setelah mbak N tidak bekerja lagi di rumah, aku pun mencoba mencari tenaga kerja yang mau membantu mencuci beres-beres saja. Jadi mbak A tugasnya memasak dan menjaga Azzam yang saat itu masih sekitar 1 tahun usianya. Alhamdulillah bisa kenal dengan mbak W yang rumahnya tidak jauh dari kontrakanku. Mbak W ini datang jam 6.30 dan pulang jam 10.00, lalu kembali lagi ke rumah jam 13.00 untuk menjaga Azzam ketika mbak A pergi menjemput Syifa dari sekolah. Mbak W awalnya diberi Rp450ribu lalu naik sampai Rp550ribu setelah beberapa bulan. So far mbak W dapat dipercaya dan tidak neko-neko, bisa bekerja sama dengan baik dengan mbak A. Memang ada sih sekali dua kejadian kurang menyenangkan, yah intrik normal lah, tapi alhamdulillah bisa dilewati.

Setelah lebaran Juli 2013 kemarin, wacana naik gaji sepertinya sudah bisa ditebak ya. Di mana-mana terdengar kabar dari beberapa teman tentang si mbaknya yang tidak mau balik lagi atau tetap kembali dengan syarat naik gaji. Sama lah seperti mbak A dan mbak W, keduanya minta naik gaji. Hoho tinggal aku dan misua yang puyeng deh. Setelah kami berkompromi akhirnya diambil keputusan bahwa lebih baik kami membeli mesin cuci otomatis dan tidak menggunakan jasa mbak W lagi. kalau dihitung-hitung secara ekonomi, kami bisa lebih ngirit dengan cara itu. Lebih baik menaikkan gaji mbak A saja, toh kami sudah cocok dengannya. Susah nyari PRT yang seperti dia, kasihan juga anak-anak kalau harus adaptasi dengan orang baru. Sedangkan mbak W kan hanya membantu sedikit saja, pekerjaannya bisa digantikan dengan mesin cuci.

Namun, timbul satu masalah lagi. Siapa yang bisa menjaga Azzam ketika mbak A menjemput Syifa dari sekolah? Haha mumet lagi dong. Pikir punya pikir akhirnya aku berinisiatif untuk meminta bantuan tetangga sebelah rumah. Dia mempunyai seorang anak laki-laki berusia sekitar 3 tahun yang biasanya bermain bersama Azzam. Nah, kupikir dia pasti mau menjaga Azzam hanya sekitar 15 menit ketika mbak A tidak ada. Untuk itu aku memberinya Rp200ribu tiap bulannya. Dan hal ini berjalan hingga hari ini.

Bagaimana dengan mbak A? Single fighter dong dia sekarang? Yup, sekarang hanya mbak A yang bertugas menjaga anak-anak sekaligus memasak dan beberes rumah. Mencuci kan sudah ada mesin cuci otomatis jadi tidak merepotkan, bisa ditinggal untuk mengerjakan hal lainnya. Tidak terasa sudah 6 bulan kami hanya memakai jasa seorang PRT saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar