Senin, 08 Desember 2014

Teringat Kematian


Dari jendela kamar, aku bisa melihat pesawat terbang melintasi langit malam. Hanya berupa titik kecil kelap-kelip, selintas, lalu menghilang. Kapan ya terakhir kali aku naik pesawat? Sepertinya sudah bertahun yang lalu hiks.

Bagaimana perasaanmu ketika sedang mengudara? Pernah tidak, naik pesawat butut yang membuatmu parno? Aku pernah, sungguh kondisi armada pesawat terburuk yang pernah kunaiki. Bikin bergidik, langsung terlintas kecelakaan pesawat Adam Air. Duh, langsung deh dzikir banyak-banyak. Berusaha menenangkan diri, lintasan bayangan kematian terasa begitu dekat.

Begitupun ketika sedang melakukan perjalanan darat, dengan bis misalnya. Duduk di bangku agak depan, akan membuatmu kelojotan hehe. Supir bis AKAP biasanya kebut-kebutan, suka main rem mendadak pula. Duuh, terbayang deh aneka berita kecelakaan lalin di depan mata. Ah, resah gelisah jadinya mengingat kematian yang tak terduga, kapan dan di mana.

Seringkali kita mengingat mati pada momen yang terjadi saat kita berada di luar zona nyaman kita. Sebaliknya, sehari-hari kita melebur dalam rutinitas, dalam lingkaran yang kita buat sendiri. Maka kita terlena akan mengingat mati, bahkan mungkin lupa. Na’udzubillah. Padahal, sejatinya kematian begitu dekat. Tak dapat kita bersembunyi darinya.

 "Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa’-78)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar