Senin, 15 November 2010

Tim Solid

Suatu keniscayaan, di dalam sebuah keluarga harus terdapat sepasang tim solid, yaitu terdiri dari suami istri atau ayah ibu. Dari merekalah lalu Allah Swt mengembangbiakkan umat manusia dengan lahirnya anak-anak sebagai generasi penerus. Kualitas bin mutu generasi penerus tergantung pada kerja tim solid tersebut.

Tim solid ini haruslah terbentuk kuat dari masa awal pernikahan. Lancar seretnya, maju mundurnya atau jalan di tempatnya suatu keluarga sangat bergantung pada hal tersebut. Komitmen di awal masa pernikahan, terutama sebelum momongan terlahir sangatlah berperan penting. Bagaimana cara mendidik anak, mau diarahkan dan dikembangkan kemana keluarga kita, cita-cita keluarga adalah sedikit dari banyak hal yang membutuhkan dasar komitmen bersama. Tanpa komitmen di awal, seperti kebanyakan orang bilang "biarlah mengalir bagaikan air" ternyata akan membuat laju kita tersendat-sendat, terkaget-kaget, jatuh bangun, dan sedikit lebih rumit dalam perjalanannya.

Komitmen bersama dalam membentuk tim solid ini menurut saya adalah penyatuan visi dan misi dalam membentuk keluarga, urun rembug usul dan saran dalam rangka pengembangan keluarga di masa depan, tidak hanya hal-hal besar yang harus disepakati dalam berkomitmen, justru hal-hal kecillah yang paling banyak mempunyai peranan dalam tumbuh kembang sebuah keluarga. Misalnya, dimulai dari perubahan-perubahan kebiasaan calon ayah maupun calon ibu yang sebelumnya suka-suka gue menjadi lebih terarah, contoh kalau biasanya suka begadang tidak jelas, bangun kesiangan jadi hobi, setelah menikah dan akan punya anak, kebiasaan itu harus dirubah. Kasihan kan si bayi, kalau ayah ibunya masih molor sampai siang sementara dia sudah terjaga dari pagi, muter-muter sendiri di kasur, merengek tidak ada yang mendengarkan padahal perutnya sudah lapar.

Satu lagi, hal kecil yang ternyata merupakan hal besar adalah kebiasaan merokok para pria yang akan atau sudah menjadi suami kita. Kalaupun sampai menikah dan sudah punya anak tetap tidak bisa lepas dari rokok, oke lah, asal please deh jangan merokok di dalam rumah. Semua orang termasuk para perokok itu tahu kok racun-racunnya si rokok, tahu kok bahwa perokok pasif lebih kena bahaya asap rokok ketimbang si perokok sendiri. Tahu tapi pura-pura tidak tahu atau tahu tapi tidak mau tahu?? Silakan deh merokok, tapi di luar rumah dong. Nikmatilah sendiri semua racun dan akibat negatif rokok itu. Sayangi dan lindungi anak istrimu dong bapak-bapak yang terhormat.

Cara mendidik anak juga merupakan salah satu hal penting untuk dibuat komitmen bersama. Tidak akan bisa pasangan suami istri menjadi tim yang solid bila si ayah bilang A dan si ibu bilang B. Anak akan merasa bingung nantinya kan, terombang-ambing, kasihaaan. Mendidik anak bukan hanya tugas dan tanggung jawab ibu semata, sori ya, bikin anak berdua kok masa mendidiknya mau sorangan wae. Jadi, belajar tentang parenting bersama-sama itu wajib 'ain, entah lewat buku-buku parenting yang sekarang amat sangat banyak beredar dan mudah didapatkan atau bisa juga lewat dunia maya, tempat mencari ilmu itu tak berbatas euy...

Susah bangetlah kalau salah satu pasangan mau mendidik anaknya dengan kesabaran, penuh kasih sayang, dan full teori parenting yang mau dipraktekkan sementara pasangan yang lain tidak sabar, mudah meledak di depan anak karena hal kecil yang seharusnya bisa diredam dan tak usah terjadi bila komitmen awal sudah di tangan dan disepakati bersama.Saling mengingatkan, mau menerima kritik, dan semangat untuk berubah jadi lebih baik, ini adalah kuncinya.

Bagaimanapun ada atau tidaknya komitmen awal, bila dengan kemauan dan niat yang kuat, suami dan istri tetap bisa menjadi tim yang solid dengan kunci yang saya sebut tadi. Memang sih akan lebih banyak jatuh bangunnya jika tanpa komitmen awal, tapi sesuai kata bijak "learning by doing", yah boleh sajalah. Asal punya banyak stok kesabaran dalam menghadapi pasangan saja, di samping juga sementara tengah menghadapi anak-anak.

2 komentar: